INDOSPORT.COM – Surabaya Bhayangkara Samator benar-benar bangkit pada seri kedua Final Four Proliga. Tim putra wakil dari Kota Pahlawan itu membuka peluang menuju untuk perebutan juara di Grand Final yang berlangsung di Yogyakarta pekan depan.
Pada game kedua mereka di GOR Ken Arok Kota Malang, Samator melumat perlawanan Jakarta Pertamina Energi dengan unggul tiga set sekaligus. Mereka menangis game itu dengan skor 25-23, 25-22 dan 25-17.
Alhasil, peluang sebagai penantang Jakarta BNI 46 pun kini tinggal diperebutkan Samator yang mengantongi 6 poin dan Palembang Bank Sumsel Babel yang masih menduduki runner-up dengan 7 poin.
"Sejak awal, ini memang pertandingan yang menentukan bagi kami. Kalau menang ya lanjut, kalau kalah ya sudah habis," tutur Pelatih Surabaya Bhayangkara Samator, Ibarsjah Djanu Tjahjono kepada jurnalis pasca laga.
Ia pun tak ambil pusing dengan balutan kontroversi yang mengiringi kemenangan anak asuhnya. Sempat dua kali terjadi insiden, yang membuat game sempat terhenti akibat selisih paham.
Pada set pertama, ada kesalahpahaman persepsi pada perangkat wasit. Asisten wasit melihat servis Jakarta Pertamina Energi bersih dan seharusnya berbuah angka, namun berbanding terbalik dengan penilaian wasit utama sehingga menuai aksi protes.
Sedangkan di set ketiga, terjadi sedikit ketegangan antar pemain, lantaran menilai selebrasi angka pemain Samator berisi provokasi.
"Saya pikir itu tidak masalah. Insiden itu juga tidak lepas dari kepemimpinan wasit atas beberapa keputusannya," tutup bung Ibarsjah.
Terus Ikuti Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom