Critic Sport

Lebih Baik dari Sepakbola, Bola Voli Tetap 'Dianaktirikan', Salah Siapa?

Kamis, 5 Mei 2016 15:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Proliga Lahir dari Keprihatinan

Ajang Proliga pertama kali dilaksanakan pada 2002 silam, tepatnya sejak tanggal 1 Februari hingga 7 April 2002. Kompetisi Proliga perdana digelar di lima kota yakni Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Gresik ata prakarsa mantan ketua PBVSI kala itu, Rita Subowo untuk meingkakan kembali pembinaan dan prestasi bola voli nasional yang menurun kala itu.

Melalui Kompetisi bola voli profesional tersebut, Rita Subowo berharap popularitas bola voli yang semakin menurun di masyarakat akan menjadi bergairah kembali.

“Agar program ini dapat berhasil sistem kompetisi yang baik dan kualitas pemain yang sangat tinggi mutlak diperlukan, untuk itu seluruh tim-tim yang bertanding harus diperkuat oleh satu atau dua pemain asing yang mempunyai tinggi badan dan kemampuan ideal. Selain tinggi badan dan kemampuan, disiplin dan sikap professional dari pemain asing diharapkan dapat dijadikan panutan bagi pemain-pemain kita,” ujar Rita kala itu.

Demi menjaring penonton, pihak penyelenggara Proliga menggandeng mitra stasiun televsi, yakni TVRI dan Trans TV kala itu untuk menyiarkan program kompetisi ini, baik secara highlight, siaran tunda maupun siaran langsung. Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk menyaksikan bola voli karena kompetisi tak hanya dapat disaksikan oleh penonton yang datang ke GOR, namun dapat dilihat di berbagai penjuru Indonesia.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
5