“Ini tahun terbaik bagi Electric. Jadi, kami ingin menuntaskannya dengan menjadi juara Proliga. Tapi, siapa pun yang menang di grand final nanti tentu akan ditentukan oleh strategi dan mental,” kata Manajer Electric PLN, Heri.
Namun, tak mudah bagi PLN untuk memenuhi target karena lawannya berstatus juara bertahan. Meski demikian, PLN tetap optimis. Pasalnya, mereka seperti tampil di kandang sendiri. Ya, pemain yang menjadi tulang punggung tim berasal dari Yuso, klub yang bermarkas di Yogyakarta.
“Kami mungkin sedikit diuntungkan karena PLN seperti menjadi tuan rumah di final di Yogyakarta ini. Banyak pemain kami berasal dari Yuso yang merupakan klub di Yogyakarta. Tentu penonton yang menyaksikan laga final akan mendukung kami. Tapi, kami menghadapi lawan berat karena Samator berstatus juara bertahan,” ujarnya.
PLN memang sedikit diunggulkan. Apalagi pada 4 pertemuan di babak reguler dan final four, mereka lebih sering menang atas Samator.
Tercatat, PLN menang 3 kali dan hanya 1 kali kalah. Namun, rekor buruk itu tak dihiraukan Samator. Manajer Samator, Hadi Sampurno menegaskan bahwa timnya sudah melupakan hasil pertemuan itu dan sepenuhnya fokus di final.
“Ibaratnya kami melupakan sejarah. Kami melupakan apapun hasil di babak reguler maupun final four. Target kami juara, titik. Di final, faktor mental sangat menentukan dan mental pemain Samator sudah teruji,” ujar Hadi.
PLN berpeluang menyatukan gelar karena tim putrinya juga tampil di final. Namun, mereka bakal menghadapi perlawanan keras dari Jakarta PGN Popsivo.
“Jakarta Popsivo bukan lawan ringan. Kami harus waspada saat menghadapi mereka. Target kami tentu juara dan kami tinggal selangkah lagi untuk meraihnya,” pungkas Heri Hermawan, Manajer tim putri PLN.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom