In-depth

Kerasnya Hidup di Brooklyn Buat Mike Tyson Tangguh Seperti Beton

Kamis, 14 Mei 2020 20:20 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Focus on Sport/Getty Images
Melihat kerasnya masa lalu Mike Tyson saat tinggal di Brooklyn, yang akhirnya membuat sang petinju tangguh seperti beton. Copyright: © Focus on Sport/Getty Images
Melihat kerasnya masa lalu Mike Tyson saat tinggal di Brooklyn, yang akhirnya membuat sang petinju tangguh seperti beton.

INDOSPORT.COM - Melihat kerasnya masa lalu Mike Tyson saat tinggal di Brooklyn, yang akhirnya membuat mental sang petinju tangguh seperti beton.

Nama Mike Tyson sendiri belakangan ramai diperbincangkan lantaran petinju berusia 53 tahun tersebut dikabarkan bakal kembali naik ring, bahkan dalam media sosial pribadinya ia kerap mengunggah aktivitasnya saat latihan.

Tyson yang pensiun pada tahun 2005 ini mengungkapkan kemungkinannya melakoni pertandingan eksibisi kecil-kecilan yang hanya berlangsung selama 3 atau 4 ronde saja.

Santer diberitakan jika dirinya bakal segera melakoni laga comeback dengan melawan Evander Holyfield, yang sempat mengalahkan dirinya sebanyak dua kali. 

Selain Holyfield, Tyson juga dikabarkan membuka kemungkinan untuk berduel dengan petinju-petinju legendaris lainnya seperti Lennox Lewis dan Danny Williams.

Meski belum pasti apakah Tyson benar-benar kembali naik ring atau tidak, namun menarik melihat rekam jejak sang petinju saat masih menjalani kehidupan masa kecilnya di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Dikenal sebagai petinju berbakat, bahkan menjadi juara kelas berat dunia termuda sepanjang sejarah di usia 20 tahun, ternyata Mike Tyson memiliki masa lalu yang cukup kelam dan kerap mendapat penindasan.

Semasa kecil, Tyson merupakan anak kecil berkacamata dengan masalah kesulitan berkomunikasi. Hal tersebutlah yang membuatnya sering diganggu dan mendapat perundungan dari orang-orang. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Bahkan saat duduk di kelas satu, ada salah satu anak mencoba merebut bekal makan siang Tyson dan menghajarnya, lantaran Tyson kecil saat itu tidak ingin makan siangnya diambil.

"Saya dahulu miskin dan hampir tuna wisma, kehidupan saya tidak pernah berjalan seimbang. Saya bahkan tidak ingin pergi ke sekolah, karena orang-orang disana pasti akan merundung saya," ucap Tyson dilansir laman USA Today.

"Dahulu saya benar-benar gemuk dan cadel. Saya sangat ingin disebut sebagai pria tangguh," tambahnya.

Tidak cuma perundungan dalam bentuk penganiayaan, ternyata petinju yang pernah melakukan aksi kontroversial dengan menggigit kuping Evander Holyfield tahun 1997 ini juga sempat mendapat perlakuan asusila ketika berusia tujuh tahun.

Namun berbagai perlakukan perundungan yang diterima, membuat efek yang sangat dalam buat Mike Tyson bahkan mungkin masa kecilnya lah yang menjadikan Si Leher Beton ini menjelma sebagai petarung handal. 

"Saya disiksa dengan seluruh cara seorang manusia bisa disalahgunakan sebagai anak-anak. Saya sering ditindas, dan itu memberikan efek mendalam. Saya berharap itu tidak terlalu mempengaruhi saya, tapi ternyata sangat berpengaruh," ucapnya.

Tidak cuma dari lingkungan sekitar, bahkan sang ibu pun dikabarkan pernah mencekokinya dengan minuman keras dan obat-obatan agar sang anak bisa tertidur.

Karena kehidupan kelam itu, Mike Tyson lahir dengan sosok yang penuh dendam. Ia kemudian harus memakai narkoba demi bisa menghilangkan rasa sakit di hatinya. 

Saat memutuskan pensiun dari dunia tinju pada 2005 silam, Mike Tyson mengaku masih menyimpan penyesalan besar dalam hidupnya karena pernah menjadi petinju yang brutal.

Meski kerap bertindak brutal, namun potensi Tyson dalam ring tinju sangatlah tinggi dan terbukti beberapa gelar juara dunia berhasil ia menangkan seperti WBC heavyweight, WBA heavyweight, dan IBF heavyweight.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom