INDOSPORT.COM - Beberapa bulan sebelum Asian Games 2018, Defia harus ditinggal sang ayah untuk selama-lamanya.
Taekwondoin putri Indonesia, Defia Rosmaniar memang baru saja menorehkan prestasi. Dimana dia menjadi peraih emas pertama bagi tim Indonesia.
Ya, Defia meraih emas Usain menang atas Taekwondoin Iran Salahshouri Marjan di babak final Pomsae tunggal putri. Namun siapa sangka di balik keberhasilan Defia meraih medali emas ada duka yang tersimpan.
Diutarakan oleh Ibunda Defia, Kartini bahwa Defia sempat terpukul akan meninggalnya sang Ayah, Hermanto. Bahkan meninggalnya sang ayah terjadi ketika Defia tengah menjalani pemusatan latihan di Korea.
"Defia memang dari SMP jadi atlet. Dia ikut klub di Jawa Barat. Sampai di Korea Open, dan Indonesia Open pertama 2012 dia baru masuk pelatnas. Di situ saya suport dia," buka Kartini.
"Tapi kemarin April, bapak Defia meninggal dunia (Bapak Hermanto. 55 tahun). Sakit biasa tidak parah pas meninggal juga kaget, kayaknya jantung dadakan juga, makanya saat ke Korea dia sempat pulang, tiga hari di rumah balik ke Korea," jelas Kartini.
Kini di balik kesedihan dan rasa bangga kepada Defia, Kartini pun menyelipkan satu harapan. Yakni diharapkan sang putri terus tegar dan menjadi kebanggan orang tua.
"Kini semoga Defia jadi anak yang tegar, gigih bisa membanggakan orang tua," tutup Kartini.
Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Games 2018 hanya di INDOSPORT.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom