KARTINI DI ARENA OLAHRAGA

Risa Suseanty, Kartini Tangguh di Atas Roda Dua

Kamis, 20 April 2017 16:59 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Dokumen Pribadi Risa Susaenty
Risa Suseanty saat menjadi commissaire di Tour de Lombok. Copyright: © Dokumen Pribadi Risa Susaenty
Risa Suseanty saat menjadi commissaire di Tour de Lombok.
Transisi Menuju Commissaire Kelas Internasional

Ditanya soal kesibukannya, Risa dengan tegas mengatakan saat ini ia tengah dalam masa transisi karier. Sebetulnya, ia masih ingin balapan, apalagi di tahun depan ada ajang Asian Games di Indonesia.

Namun banyak kendala yang dihadapinya, seperti sang putra yang butuh perhatian dan seringnya ia bolak-balik Indonesia-Belgia. Apalagi, jika ia harus latihan dulu untuk persiapan balapan elite, ia harus ke Jerman.

Saat ini, Risa tengah sibuk menjadi commissaire, atau orang yang berperan seperti wasit dalam balapan sepeda dan bertugas mengatur jalannya keseluruhan lomba. Di tahun ini, surat tugas Risa sudah keluar dan ia turun sebagai commissaire di hampir setengah balapan sepeda bertaraf internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Tour de Lombok menjadi tugasnya yang pertama. Turnamen ini diikuti oleh 22 peserta dari negara dan cukup besar, bahkan gubernur setempat ikut turun tangan di turnamen ini.

“Jadi saat menjadi commissaire, saya naik motor karena kita harus lebih dulu dari pembalap yang melaju kencang dengan road bike. Ditotal, dalam empat hari saya menempuh 500 km. Kemarin banyak wartawan juga yang kaget, kok ada saya di sana dengan memakai atribut sebagai commissaire,” kisahnya.

Namun Risa sendiri menyatakan tak tertarik untuk tampil sebagai pelatih. Ia lebih tertarik ke dunia perwasitan. Apalagi ia diminta Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) untuk mencoba menjadi wasit.

“Karena untuk coaching, saya kurang tertarik. Kalau disuruh menjadi pelatih, lebih baik saya yang jadi pembalapnya. Karena selama 22 tahun bersepeda di Pelatnas, saya harus tinggal di Pelatnas lagi jika menjadi pelatih. Tidak ada bedanya dengan atletnya. Jadi saya pikir, masih ingin balapan, ngapain ngurusin orang,” ujar Risa santai.

Untuk commissaire ini sendiri, Risa menjadikannya sebagai karier kedua. Desember lalu, ia jadi peringkat pertama national commissaire. Dari 45 atau 46 orang yang ikut, hanya 13 yang lolos. Setelah ini, ia harus mengambil lisensi commissaire elite. Inilah yang menjadi gol Risa selanjutnya, yakni menjadi UCI (Persatuan Sepeda Internasional) International Commissaire.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

“Jadi perwasitan elite itu dari berbagai negara, diadakan oleh badan sepeda dunia. Nanti mereka akan menyelenggarakan tes lagi, kalau lulus dari situ, nanti saya bisa ambil perwasitan yang internasional.”

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom