Drama PSMS vs PSPS: Laga Delay, Stadion Dirusak, hingga Pelatih 'Menghilang'
INDOSPORT.COM - Laga Grup 1 Liga 2 2023/2024 antara PSMS Medan vs PSPS Riau yang berlangsung di Stadion Baharoeddin Siregar, Sabtu (9/12/23) petang, berakhir tanpa adanya gol.
Terlepas dari itu, terdapat banyak 'drama' dari laga tersebut. Diawali dengan delay-nya sampai 33 menit dari jadwal kick-off awal, ricuh suporter PSMS yang merusak fasilitas stadion, sampai Miftahudin Mukson yang disebut 'kabur'.
Laga ini diawali aksi protes PSPS Riau yang tak mau masuk ke lapangan karena mereka menilai wasit yang memimpin pertandingan, Ridwan Pahala, tengah mendapat sanksi, sehingga laga tersebut delay setengah jam lebih.
Namun, laga yang berakhir imbang tanpa gol tersebut membuat PSMS masih gagal mengunci tiket terakhir ke babak 12 besar dari Grup 1. Sementara itu, peluang PSPS tertutup sudah.
Alhasil, tiket terakhir ke 12 besar tersebut tinggal diperebutkan PSMS dan Sriwijaya FC. Keduanya akan bersua di laga pamungkas Grup 1 saat Sriwijaya menjadi tuan rumah di Palembang pada Minggu (17/12/23) mendatang.
Namun hasil imbang lawan PSPS dan gagal mengunci tiket ke 12 besar tersebut itu ternyata memancing reaksi keras dari suporter PSMS yang berada di sudut tribun timur.
Karena kecewa timnya gagal menang, suporter PSMS pun melakukan serangan ke area panpel terutama steward.
Puluhan suporter tersebut menyusup masuk ke lapangan dengan memanjat pagar pembatas dan merusak papan iklan hingga merusak bench tim PSMS.
Bahkan, para suporter juga melempar ke arah pihak panpel yang lari ke bangunan utama stadion alias sisi tribun barat dengan batu dan besi-besi papan iklan. Suasana sempat mencekam di area stadion dan sejumlah fasilitas stadion rusak.
"Sangat disayangkan (rusuh suporter) ini terjadi. Stadion ini sudah kami rawat dengan baik dan kami berikan ijin kepada PSMS untuk main di sini,
"Bench rusak, e-board juga rusak," ucap Manajer Perlengkapan Stadion Baharoeddin Siregar, Syahri, Sabtu (9/12/23) malam.
Tak sampai di situ, Pelatih PSMS, Miftahudin Mukson, tak hadir dalam temu pers usai pertandingan. Alhasil, muncul dugaan pelatih 50 tahun itu 'kabur.' Adalah asisten pelatih, Legimin Raharjo, yang menggantikan di sesi tersebut.
Pasalnya, tak lama usai peluit akhir dibunyikan, para penonton juga melempar air kemasan dalam plastik ke arah bench PSMS sebagai bentuk kekecewaan hasil buruk tersebut dan gagal mengunci tiket ke 12 besar.
Terkait dugaan kabur tersebut, Legimin Raharjo pun membantahnya, karena pelatih buru-buru pergi ke Bandara Internasional Kualanamu. Ia harus melanjutkan kursus Pelatih Lisensi Pro AFC yang memasuki modul keenam di Bogor.
"Head coach langsung ngejar pesawat ke bandara setelah pertandingan tadi," ucap Legimin didampingi kapten PSMS, Rachmad Hidayat, dalam temu pers usai pertandingan.
Setelah kondusif pada malam harinya, tim PSMS pulang dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian dengan mobil rantis.