Eksklusif Rizky Pora: 1 Dekade Bersama Barito Putera, Belum Move on dari Skuat 2013
INDOSPORT.COM - Satu dekade membela Barito Putera di kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia, Rizky Rizaldi Pora ternyata masih belum move on dari skuat 2013.
Tidak banyak pemain yang bertahan di satu klub dalam rentang waktu 10 tahun. Selain Andritany Ardhiyasa di Persija, mungkin satu nama lainnya adalah Rizky Pora di Barito Putera.
Rizky Pora bergabung dengan Barito Putera di putaran kedua Liga Super Indonesia 2013. Kini, ia masih bertahan di klub asal Kalimantan itu, di putaran kedua Liga 1 2023/2024.
Ada banyak suka-duka yang dirasakan Rizky Pora bersama Laskar Antasari, mulai dari julukan Raja Assist, dipanggil ke Timnas Indonesia, hingga terseok-seok di zona degradasi.
Awak redaksi INDOSPORT berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Rizky Pora pada Selasa (28/11/23), dan bersama-sama menelusuri kilas balik sang kapten Barito.
Berikut rangkuman wawancara eksklusif INDOSPORT bersama Rizky Pora.
Bang Rizky sudah 10 tahun membela Barito Putera, boleh diceritakan bagaimana Bang Rizky melihat naik-turun performa tim?
Iya, pertama saya masuk di tahun 2013, waktu itu Barito baru promosi dari Divisi Utama ke Super League. Prestasi kita cukup bagus, kita finish di peringkat 6. Tahun berikutnya, kita tetap di 10 besar (2014). Tahun berikutnya lagi sempat menurun (era ISC A 2016).
Alhamdulillah kita bangkit di musim berikutnya (2017), berikutnya lagi kita dapat prestasi. Sebenarnya target kita juara, karena kita didukung dengan pemain yang sangat luar biasa, tapi kita belum bisa mencapai itu.
Dua tahun terakhir (2021/22 dan 2022/23), di masa yang orang bilang sangat sulit. Kita sudah gonta-ganti pemain, tapi kita tidak tahu apa yang salah dari tim, sehingga kita sulit untuk bersaing. Setelah lolos dari zona degradasi, tahun ini alhamdulillah semua berjuang keras, sampai kita bisa stabil di 10 besar.
Untuk saat ini, saya sebagai kapten tim, saya minta doakan Barito semoga tahun ini kita bisa mencapai setidaknya lima besar.
Selama 10 tahun ini, Bang Rizky sudah bekerja sama dengan banyak pelatih, mulai dari Coach Salahudin, Mundari Karya, Milomir Seslija, Jacksen F. Tiago, Djajang Nurdjaman, Dejan Antonic, Roney Goncalves, sampai Rahmad Darmawan. Seperti Apa Bang Rizky melihat para pelatih ini?
Semua pelatih punya karakter masing-masing, punya kelebihan masing-masing, tergantung kita sebagai pemain untuk menyikapinya. Mereka semua pelatih bagus, berprestasi, punya filosofi masing-masing.
Saya sangat bersyukur ada banyak pelatih yang mengajari saya sampai bisa bertahan di dunia sepak bola sampai saat ini di Liga 1. Coach Salahuddin, Coach Jacksen, Coach Milo, semua yang pernah melatih Barito sangat bagus.
Selain pelatih, Bang Rizky juga melihat pemain Barito datang dan pergi silih berganti. Boleh disebutkan sebelas pemain terbaik Barito di tiap posisi, dari era 2013 sampai sekarang?
Kalau dari tahun 2013 sampai saat ini, mungkin untuk pemain belakang, kipernya waktu itu Dian Agus, dua stoppernya Renan Alves sama Daewon Ha, bek kirinya Fathur Rahman, dan bek kanannya Agus Cima.
Untuk pemain tengahnya ada Mekan Nasyrov, Makan Konate, terus ada satu lagi yang dari Brasil, Douglas Packer.
Untuk yang di depan, mungkin saya di sayap kiri, di kanannya Dedi Hartono, strikernya Djibril Coulibaly. Menurut saya itu skuat yang paling keren sih.
Wah, mayoritas pemain era 2013 ya, kecuali Renan Alves dan Douglas Packer.
Beberapa musim ini, Bang Rizky juga jadi kapten Barito Putera, bergantian dengan Bayu Pradana, bahkan saya pernah melihat kalian saling dorong menyerahkan ban kapten. Sebenarnya seperti apa sih ketentuan di tim?
Saya dari awal tidak pernah permasalahkan siapa pun yang menjadi kapten, yang penting tim ini berhasil. Nggak mesti kalau saya main, saya harus menjadi kapten.
Ketika saya masuk sebagai pemain pengganti, Bayu selalu menyodorkan ban kapten ke saya, saya bilang tidak, kamu lanjutkan saja. Saya dan kamu kan sama, tujuan kita satu, untuk mendapat hasil terbaik.
Dari zaman dulu, zaman Amirul Mukminin, lalu pindah ke Muhammad Roby, sampai yang terakhir mereka mau kasih ke saya, saya bilang belum sampai di sana, saya masih muda. Tetapi seiring waktu, sekarang tim meminta saya menjadi kapten.
Bang Rizky kan pernah dipanggil ke Timnas Indonesia era Alfred Riedl. Sekarang Timnas dipimpin oleh Shin Tae-yong. Menurut Bang Rizky, apakah ada pemain Barito yang layak dipanggil Timnas?
Yang pasti Bagas Kaffa.
Saya bilang, Bagas itu harusnya dipakai, baik di Timnas senior maupun U-23. Kita lihat dari kompetisi, dia main terus, prestasi di tim juga bagus, kontribusinya bagus. Saya rasa dia harus dipanggil.
Kalau untuk Bagus Kahfi, mungkin dia masih butuh proses lagi, dia harus konsisten dulu seperti Bagas.
Menurut Bang Rizky, Apa yang membuat Bagas Kaffa tidak kunjung dipanggil ke Timnas? Apakah karena semakin banyak pemain naturalisasi?
Zaman saya dulu, pemain memang pure dari hasil liga, kita diseleksi. Kalaupun ada naturalisasi, tidak terlalu banyak seperti sekarang.
Tapi saya lihat Timnas sekarang sudah bagus, kita tinggal menunggu aja prestasinya. Kalau dilihat dari materi pemain, semua pemain muda yang berprestasi, bahkan ada yang bermain di luar negeri, pasti mentalnya luar biasa.