3 Alasan Tristan Gooijer Sulit Bela Timnas Indonesia, Benarkah Keturunan Simpatisan RMS?
INDOSPORT.COM - Ada tiga alasan masuk akal mengapa Tristan Gooijer sulit membela Timnas Indonesia, benarkah jika ia adalah keturunan dari Republik Maluku Selatanatau RMS?
Tristan Gooijer merupakan pemain yang membela Jong Ajax, dan sesekali dipanggil untuk jadi pemain pelapis di Ajax Amsterdam, meskipun ia belum pernah debut di tim senior.
Saat berbincang dengan konten kreator Yussa Nugraha, Tristan Gooijer sebenarnya tertarik dengan Liga Indonesia, apalagi ada banyak kenalannya yang membela Timnas Indonesia.
Namun, ada beberapa alasan yang membuat bek 19 tahun itu sulit berseragam Skuad Garuda. Berikut ulasan INDOSPORT.COM untuk Anda.
1. Dugaan Keturunan RMS
Tristan Gooijer menuturkan bahwa nenek dari pihak ayahnya adalah orang Maluku, tetapi ia sangat sensitif setiap membahas soal Indonesia, bahkan menyebut Maluku bukan bagian dari NKRI.
"Tetapi untuk nenek saya, situasi Maluku dan Indonesia sedikit sensitif. Saya sendiri untuk situasi itu belum mempelajari dan mendalami, situasi Maluku dan Indonesia," jelas Tristan.
"Dulu saya pernah post bendera Indonesia di bio Instagram saya karena saya pikir saya ada darah Indonesia, tapi keluarga saya kasih tau kalau Maluku beda dari Indonesia," ujarnya.
"Nenek saya juga cerita, pernah mengalami beberapa situasi. Saya juga masih kurang mendalami tentang situasi itu, tapi yang pasti nenek saya orang Maluku," jelas Tristan lagi.
Berdasarkan jawaban tersebut, ada dugaan jika nenek Tristan Gooijer adalah bagian dari kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Berdasarkan catatan sejarah, ketika TNI menghadapi RMS di Ambon pada 1950, banyak pengikut RMS yang kemudian mengasingkan diri ke Belanda.
1. 2. Persaingan di Posisi Bek
Alasan berikutnya, mengapa Tristan Gooijer sulit untuk membela Timnas Indonesia adalah karena sudah cukup banyak pemain berlabel "keturunan" yang menghuni posisi bertahan.
Beberapa waktu terakhir, PSSI melakukan proses naturalisasi atau pemberian paspor bagi bek keturunan Indonesia di Eropa, guna menambah kekuatan lini pertahanan Timnas.
Sebut saja Jordi Amat, Elkan Baggott, Sandy Walsh, sementara yang masih dalam proses naturalisasi ada nama Justin Hubner, Jay Idzes, serta Nathan Tjoe-A-Oen.
Meski Tristan Gooijer piawai di posisi bek kiri, bek kanan, bahkan bek tengah, tetapi Sandy Walsh dkk juga memiliki kelebihan serupa, sehingga sulit baginya untuk bersaing.
Apalagi jika melihat Jong Ajax saat ini terbenam di papan bawah klasemen, sulit bagi PSSI untuk mempertimbangkan soal tawaran naturalisasi pada Tristan Gooijer.
3. Nasib di Tangan Shin Tae-yong
Harus diakui, program naturalisasi pemain keturunan Indonesia di Eropa tidak terlepas dari permintaan pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
PSSI mengonfirmasi bahwa mereka hanya akan melakukan naturalisasi pada pemain yang telah dipilih Shin Tae-yong. Maka dari itu, walau ada banyak pemain yang tertarik, PSSI tidak akan membantu dalam prosesnya.
Masalahnya, saat ini posisi Shin Tae-yong juga di ujung tanduk. Pada dua laga tandang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup F, tak sekali pun Timnas Indonesia meraih kemenangan.
Ketika Alexandre 'Mano' Polking dipecat dari Timnas Thailand, banyak yang berspekulasi bahwa Shin Tae-yong juga akan segera didepak dari Timnas Indonesia.
Maka dari itu, semakin jauh peluang Tristan Gooijer untuk membela skuad Garuda. Kecuali jika pelatih pengganti STY nantinya berminat untuk mendatangkannya.