Tugas Istimewa 3 Wasit Indonesia Selama Piala Dunia U-17, Modal Terapkan VAR di Liga 1
INDOSPORT.COM - Indonesia boleh berbangga karena tiga wasit Indonesia mendapat tugas istimewa selama Piala Dunia U-17 2023. Aprisman Aranda dkk. bisa menyerap ilmu menuju penerapan VAR di Liga 1 2023-2024.
Ada tiga wasit asal Indonesia yang diajak FIFA untuk mengatur jalannya pertandingan di Piala Dunia U-17. Ketiga wasit Liga 1 itu adalah Aprisman Aranda, Thoriq Alkatiri dan Yudi Nurcahya.
Ketiganya sudah dibawa FIFA mondar-mandir dari Stadion Manahan, Gelora Bung Tomo, Stadion Si Jalak Harupat dan Jakarta International Stadium.
Tugas mereka juga tak main-main. Ketiganya berstatus sebagai fourth official dalam beberapa pertandingan yang sudah berjalan.
Kepercayaan yang diberikan FIFA membuat PSSI bahagia. Piala Dunia U-17 sekadar ajang memperkenalkan sepak bola Indonesia, namun juga transfer ilmu ke perangkat pertandingan.
Kebahagiaan ini diungkapkan Ratu Tisha Destria selaku wakil ketua umum PSSI. Aprisman, Thoriq dan Yudi bisa terlibat langsung dalam beberapa keputusan yang dibantu VAR.
"Kita perlu berbangga hati bahwa ada tiga wasit kita yang ditarik sebagai supporting referee, dan mereka bertugas sebagai fourth official. Transfer knowledge ke mereka pasti lebih banyak daripada yang lain dan lebih duluan, karena memang sudah ada di area itu," ujar Ratu Tisha saat hadir di Solo.
Ratu Tisha membeberkan perjalanan VAR menuju Liga 1 dan Piala Dunia U-17 sangat berbeda. VAR bisa langsung dioptimalkan di Piala Dunia U-17 karena FIFA mendatangkan ahli-ahlinya secara langsung, termasuk tim wasit yang sudah berpengalaman dengan VAR.
Sementara Liga 1 masih perlu proses andai peralatan VAR sudah dimulai. PSSI perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memaksimalkan cara kerja VAR, terutama perangkat wasit.
"Kalau kita bicara VAR, kita bicara SDM. Para wasit harus melalui berbagai macam training, dan sebelum mereka bisa melalui training VAR, mereka harus bisa menjadi good excellent wasit dalam sesi performa terlebih dahulu," ucap Ratu Tisha.
1. Datangkan Instruktur FIFA untuk Bekal VAR
Bekal performa yang apik dibutuhkan menuju VAR training. Dalam persiapan menuju VAR di Liga 1, pelatihan sudah masuk sesi ketiga. PSSI mendatangkan Subkhiddin sebagai salah satu instruktur terbaik FIFA tentang VAR.
SDM menjadi aspek penting ketimbang memikirkan ketersediaan ruang VAR di stadion-stadion Tanah Air. Ratu Tisha menyebut ruangan itu bisa dibuat andaikata ada stadion yang tak memiliki ruang khusus.
"Jadi, bicara VAR kita bicara SDM. Kalau kita bicara alat, kita beli alatnya, kita set up alatnya dan itu terbukti di U-17 ini, datang alatnya, kita ready untuk set up. Bentuk dari beberapa stadion yang kita miliki tidak jauh dari empat stadion ini (Di Piala Dunia)," papar Ratu Tisha.
"Kalau memang tidak ada, kita bisa taruh cabin atau kita bisa bangun broadcast commoning. Jadi itu bukan satu hal yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat, tapi yang tidak bisa dibeli waktu adalah belajar," imbuh Ratu Tisha.
Ratu Tisha menyebut pembelajaran VAR di Indonesia ini layaknya sistem belajar pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA. Semua dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu.
"Makanya kita ada SD, SMP, SMA, ada waktunya. Tidak bisa langsung shortcut. Tiga tahun langsung SD, SMP, SMA kan tidak bisa," tegasnya.
Masih ada waktu bagi Aprisman Aranda, Thoriq Alkatiri dan Yudi Nurcahya untuk belajar lebih banyak lagi tentang VAR di Piala Dunia U-17 2023 dengan status sebagai fourth official.
Ilmu dan pengalaman yang didapat dari wasit-wasit terbaik di seluruh penjuru dunia bisa dibagikan kepada rekan-rekannya yang berada di Liga 1 2023-2024.