Bedah Formasi Roberto Mancini di Juventus, Lebih Atraktif dari Max Allegri?
INDOSPORT.COM - Roberto Mancini memastikan mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala timnas Italia dan kini punya kans menukangi Juventus.
Kepastian soal Mancini meninggalkan Italia dirilis pada Minggu (13/08/23) lalu oleh federasi sepakbola Italia, FIGC.
Tidak dijelaskan kenapa sosok yang sudah berjasa mengantarkan Italia menjadi juara EURO 2020 itu memilih berhenti namun diyakini ada alasan pribadi yang melatarinya.
Bahkan Mancini sendiri tidak mengatakan secara rinci apa penyebabnya meninggalkan Gli Azzurri. Lewat Instagram, ia cuma berkata jika keputusan ini diambil oleh dirinya.
Kencang dispekulasikan jika nantinya pria yang sempat menukangi Inter Milan, Galatasaray, dan Manchester City itu akan menangani tim nasional lagi.
Tujuannya adalah Arab Saudi, dimana oleh Football Italia diyakini telah disetujui kontrak berdurasi tiga tahun.
Akan tetapi menurut ibu dari Roberto Mancini, tawaran untuk hijrah ke Saudi bukan alasan kenapa putranya meninggalkan Italia.
Sebenarnya Mancini hanya belum bisa melupakan kematian dari asisten sekaligus sahabat karibnya yang telah menemani perjalanannya di Italia yakni Gianluca Vialli.
Vialli menghembuskan nafas terakhirnya pada Januari 2023 lalu usai untuk kali kedua didiagnosa menderita kanker pankreas.
Vialli sendiri sebelum menjadi tangan kanan Mancini juga dikenal sebagai mantan penyerang top Italia di era 80 dan 90-an bersama Juventus, Sampdoria, dan tentu saja timnas Italia.
Maka dari itu kemungkinan Mancini bisa saja memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia racik taktik sebelum melakukan comeback.
Apabila sudah berniat melatih kembali, Juventus bisa menjadi destinasi barunya.
Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia berkecimpung di liga top Eropa dengan Inter Milan jadi klub terakhir yang dilatih pada 2014 hingga 2016 silam.
Juventus sendiri sejak musim lalu dikabarkan tidak puas dengan kinerja allenatore mereka saat ini, Massimiliano Allegri.
Pria yang akrab disapa Max tersebut dianggap tidak lagi menerapkan taktik pemenang yang membuat Bianconeri masih belum bisa bangkut menjadi kekuatan dominan di Liga Italia.
1. Tetap Butuh Backingan Manajemen
Kedatangan Roberto Mancini bisa membawa perubahan yang dibutuhkan oleh Juventus yang tidak berkembang di bawah asuhan Massimiliano Allegri.
Dari segi formasi saja kedua manajer sudah sangat berbeda. Allegri adalah penganut 3-5-2 sementara Mancini gemar menggunakan 4-3-3.
Saat ini komposisi skuad Juventus cukup cocok dengan skema 4-3-3 dengan tersedianya sayap berkualitas, bomber haus gol, dan sokongan lini tengah memadai.
Di posisi kiper, seharusnya Wojciech Szczesny masih bisa menjadi pilihan utama namun pemain Polandia berusia 33 tahun itu dikabarkan siap hengkang.
Meski begitu Mattia Perin siap menjadi pengganti dan berdiri di bawah mistar sebagai palang pintu terakhir pertahanan Juventus.
Untuk empat pemain bertahan Danilo, Federico Gatti, Leonardo Bonucci, dan Filip Kostic siap menjadi pilihan.
Bonucci isunya akan ditendang oleh Juventus namun mengingat ia adalah salah satu anak emas Mancini di Italia, bisa saja kebijakan tersebut akan dikaji kembali nantinya.
Di pos gelandang, trio Paul Pogba, Manuel Locatelli, dan Adrien Rabiot yang musim lalu belum sempat banyak bermain bersama bisa menjadi middle core yang solid.
Ketiadaan gelandang bertahan murni bisa membuat ketiganya tidak begitu optimal namun sudah lebih baik dari sebagian besar pemain tengah rival Liga Italia.
Sementara itu Dusan Vlahovic, Federico Chiesa, dan pemain baru Timothy Weah bisa menjadi andalan di lini depan.
Ketiganya menawarkan kecepatan, flair, serta presisi di kotak penalti terutama nama pertama yang menjadi aset termahal Juventus saat ini.
Di atas kertas line up ini terlihat cukup kuat namun harusnya manajemen sadar jika kedalaman skuad mereka tidak cukup baik.
Maka dari itu jika Roberto Mancini datang nanti, investasi serius di bursa transfer harus dilakukan.
Jika tidak Si Nyonya Tua hanya akan jadi bulan-bulanan di kancah domestik maupun kontinental.
Untuk saat ini situasinya memang tidak terlalu memungkinkan karena adanya pelarangan tampil di kompetisi UEFA yang sedikit banyak mempengaruhi pemasukan klub.