Bedah Rotasi Stiker AC Milan Usai Kedatangan Noah Okafor dan Romelu Lukaku, Siapa Pantas Starter?
INDOSPORT.COM - Meski sudah mendapatkan Noah Okafor, AC Milan rupanya masih belum akan berhenti belanja striker di bursa transfer dan target baru mereka adalah Romelu Lukaku.
Dilansir dari Sportmediaset pada Jumat (11/08/23) lalu, diketahui bahwa kans Rossoneri mendapatkan sang bomber Belgia belumlah habis.
Saat ini status Lukaku masih terombang-ambing di bursa transfer dengan belum adanya kepastian dimana ia akan berlabuh dan kemudian bermain untuk 2023/2024 mendatang.
Di atas kertas Lukaku masih berstatus penggawa Chelsea namun The Blues diketahui tidak ingin si pemain menghabiskan sisa kontraknya yang belum akan kadaluarsa sampai Juni 2026 mendatang.
Raksasa Liga Inggris tersebut sudah berniat menjalankan proyek baru dengan Nicolas Jackson sebagai penyerang utama.
Kebijakan tidak berubah meski kini Chelsea terancam kehilangan penyerang baru lain, Christopher Nkunku, untuk waktu lama akibat cedera lutut.
Inter Milan yang musim lalu meminjam Romelu Lukaku pun batal untuk menjalin kerja sama lagi setelah jebolan akademi Anderlecht tersebut membuka kans untuk berkhianat ke Juventus.
Akan tetapi hingga kini deal dengan Bianconeri belum juga diresmikan. Sebab itulah AC Milan masih bisa mendapatkan Lukaku.
Hanya saja seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, AC Milan belum lama ini sudah mendatangkan striker baru dalam diri Noah Okafor.
Okafor diboyong dari Red Bull Salzburg seharga 14 juta Euro dan dengan uang sebanyak itu untuk ukuran AC Milan, sulit untuk melihatnya hanya jadi penghias bangku cadangan musim depan.
Tidak mungkin juga menyimpan Lukaku di bench. Meski punya masalah dalam hal komitmen dan kesetiaan pada klub, namun ia tetaplah pemain papan atas Liga Italia.
Dari 97 penampilan khusus di Liga Italia, Lukaku berhasil menyarangkan 57 gol plus 18 assist yang berarti sumbangsih G+A miliknya mencapai 0,67 per 90 menit.
Okafor pun sebenarnya juga punya statistik oke di musim terakhirnya bersama Salzburg dengan 10 gol dan lima assist dari 32 laga lintas ajang.
Salah satu golnya tercipta bersarang ke gawang AC Milan di fase grup Liga Champipns 2022/2023 dan itulah salah satu alasan kenapa Merah-Hitam kemudian rela merogoh kocek dalam dalam-dalam demi dirinya.
Bila memiliki keduanya secara bersamaan, maka Okafor mungkin AC Milan bisa mainkan di sayap kanan maupun kiri sementara Lukaku di tengah namun opsi ini pun tetap punya sisi negatifnya sendiri.
1. Masalah yang Harus AC Milan Memang Miliki
Menggeser Noah Okafor ke sayap demi memberi spot 'nomor 9' pada Romelu Lukaku artinya harus mengorbankan salah satu dari Samuel Chukwueze, Christian Pulisic, atau Rafael Leao.
Chukwueze dan Pulisic masing-masing didatangkan oleh AC Milan ke San Siro dengan harga 20 juta Euro. Sejauh ini keduanya jadi investasi termahal tim asuhan Stefano Pioli tersebut di lini serang.
Katakanlah Pulisic akan diberi peran sebagai gelandang serang namun tetap saja masalah surplus di sayap belum selesai.
Tidak mungkin AC Milan menyingkirkan Leao dari starting XI mengingat ia adalah pemain yang dua musim berturut-turut di Liga Italia memiliki dua digit gol maupun assist.
Ia juga pemain terbaik Liga Italia pada 2021/2022 lalu saat Il Diavolo Rosso memenangi Scudetto dan baru saja dianugerahi nomo punggung anyar, 10.
Solusi yang bisa kami tawarkan adalah dengan memainkan trio Leao, Lukaku, dan Chukwueze yang ditopang Pulisic sebagai kreator sentral tim.
Bukan bermaksud menganaktirikan Okafor, namun statistik yang ia punya musim lalu tidak sebaik kompetitor internalnya.
Chukwueze yang musim lalu di Villarreal menjaringkan 13 gol dan 11 assist ditambah lagi berkaki dominan kiri. Cocok untuk dipasang di sisi kanan penyerangan sebagai inside forward maupun inverted winger.
AC Milan pun lebih terbiasa dengan memainkan strategi yang menggunakan satu penyerang murni di depan.
Seperti saat mengandalkan Olivier Giroud atau Zlatan Ibrahimovic sebagai ujung tombak di era kepelatihan Pioli sejauh ini.
Tidak cuma bertugas mencetak gol, mereka juga diharapkan bisa menjadi pemantul bola yang baik demi membuka ruang tembak bagi rekan-rekannya.
Dapat dilihat dari grafik DataMB di bawah ini meski Okafor unggul dari Lukaku dalam hal offensive action dan umpan ke kotak penalti, namun angka harapan assist (xA) mereka nyaris seimbang.
Malah Lukaku bisa menawarkan lebih sebagai seorang striker berkat angka harapan gol (xG) tinggi maupun itu dari situasi dead ball maupun open play begitu juga dengan persentase sukses dalam duel udara.
Maka dari itu Noah Okafor bisa dijadikan rotasi apabila salah satu dari Romelu Lukaku, Samuel Chukwueze, atau Rafael Leao berhalangan tampil.
Sudah seharusnya AC Milan memiliki kedalaman skuad yang berlapis sehingga mereka lebih siap untuk bersaing di lebih banyak kompetisi mengingat musim depan mereka memasang target kembali juara Liga Italia dan mengulangi sukses mencapai semifinal Liga Champions lagi.