Merekam Aksi Suporter Ultras Indonesia yang Jarang Terungkap
INDOSPORT.COM - Hampir seluruh klub di Liga 1 Indonesia saat ini sudah memiliki suporter ultras, seperti yang paling populer yaitu Brigata Curva Sud dari PSS Sleman.
Kata ultras sendiri diambil dari bahasa Latin yang artinya yakni "di luar kebiasaan." Sehingga Ultras sendiri merupakan suporter fanatik yang mendukung klub kebanggaannya dengan cara berbeda.
Dukungan dari Ultras cenderung memiliki sifat fanatisme dan ekstremisme. Mereka terkenal paling lantang dalam bernyanyi di atas tribun penonton.
Yang lebih menarik lagi, aksi-aksi kreatif dengan mempertontonkan koreografi. Seperti Brigata Curva Sud (BCS) yang selalu memberikan aksi koreografi cukup menarik dalam setiap laga PSS Sleman di Liga 1.
BSC memang menjadi pelopor ultras muncul di kompetisi Liga Indonesia ketika hadir pada 2010 silam. Sebelum ditiru oleh fans sepak bola di Indonesia, kelompok ini sudah lebih dulu populer terutama di Eropa.
Asal mula kemunculan Ultras dalam dunia sepak bola yaitu pada tahun 1960-an di Negeri Pizza, Italia. Awalnya mereka muncul untuk melakukan perlawanan terhadap semua bentuk komersialisasi dan kapitalisme yang ada di dunia sepak bola.
Tidak heran bila Ultras juga populer karena sikap politiknya, terutama untuk menentang manajemen klub dan federasi sepak bola Indonesia.
Selain dari PSS Sleman, Ultras juga sudah muncul di Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Media ternama asal Singapura, channelnewsasia baru saja membuat dokumenter mengenai sepak terjang Ultras Indonesia yang diunggah pada 11 Juli 2023 lalu.
Dalam dokumenter tersebut, ada ahli yang menyebut kalau pertandingan sepak bola sangat penting bagi masyarakat terutama kaum muda.
Pasalnya, kaum muda saat ini butuh tempat untuk berekspresi terutama untuk meluapkan emosi. Di dalam stadion, fans bisa dengan bebas meluapkan unek-unek seperti berteriak lantang.
Channelnewsasia baru saja meliput soal Ultras di kubu Persija Jakarta yang menamai dirinya Curva Nord Persija. Kehadiran kelompok ini justru bisa menekan kenakalan remaja, karena Curva Nord Persija memiliki untuk tujuan positif.
"Menonton bola secara langsung bisa membuat saya bisa mengurangi kebosanan," ujar salah satu anggota Ultras Persija.
"Yang membedakan ultas dengan suporter lain di Indonesia yaitu ada pendisiplinan. Dalam arti mereka bisa kita buat menjadi orang produktif."
"Dalam hal ini adalah, di mana kemudian kami bisa membuat aksi koreografi yang sangat megah di stadion," imbuhnya.
Meski bertujuan positif, namun kenyataannya masih banyak kerusuhan yang terjadi di sepak bola Indonesia. Yang baru saja membuat heboh dunia yaitu Tragedi Kanjuruhan.
Pada 1 Oktober 2022 lalu, seluruh pecinta sepak bola di seluruh dunia ikut berduka. Laga Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, memakan banyak korban jiwa.
Tercatat ada 712 orang, dengan rincian 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka ringan atau sedang.
Hal ini membuat kelompok suporter di Indonesia baik dari ultras maupun bukan patut untuk berbenah, dan harus berdamai.
Channelnewsasia ikut menyoroti bagaimana rivalitas dari Persija Jakarta vs Persib Bandung dan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Empat klub tersebut terkenal memiliki fans fanatik dan kerap bersitegang apabila saling berhadapan.