Bekal dari Legenda Dunia, Timnas Indonesia Diyakini Punya Prospek Cerah
INDOSPORT.COM - 50 pemain muda Indonesia, baik dari timnas U-16 maupun sejumlah SSB mengikuti program Future Garuda. Mereka dibekali oleh lima legenda sepak bola, yakni Roberto Carlos, Juan Veron, Marco Matterazzi, Eric Abidal, dan Giorgios Karagounis.
Diketahui, lima mantan pemain top tersebut memberikan pelatihan hingga pembekalan bermain sepak bola dalam beberapa hari terakhir.
Selain belajar dari mantan Inter Milan dan Barcelona tersebut, para pemain muda juga berlatih di bawah arahan para pelatih lokal seperti Ilham Romadhona, Bima Sakti, Kurniawan, dan Indriyanto.
Oleh Bima Sakti, para pemain muda diminta belajar pertahanan dari Marco Matterazzi yang merupakan bek Italia kampiun Piala Dunia 2006. Lalu cara mengambil keputusan finishing, dribbling, dan passing dari Roberto Carlos.
"Kemarin sore mereka mengadakan coaching clinic. Tujuannya memberikan ilmu sepak bola, pengalaman mereka juga, seperti Materazzi coaching bagaimana dua defender melawan tiga striker," kata Bima Sakti, Kamis (1/6/23).
"Kemudian Roberto Carlos kemarin memberikan materi shooting. Kapan harus shooting, kapan dribbling, kapan passing," imbuh pelatih timnas U-16 itu.
Untuk pemain muda yang berposisi sebagai gelandang, mereka bisa meniru Veron, Abidal, ataupun Karagounis. Ketiganya adalah jagoan di era 2000-an.
"Kemudian Veron bagaimana pergerakan gelandang di nomor 6, 8, maupun 10. Karagounis juga sama. Abidal, bagaimana posisi gelandang saat defend dan saat menyerang," tutur Bima Sakti.
Menurut Bima Sakti, para legenda dunia itu punya pandangan yang sama yakni pemain muda Indonesia punya potensi. Tapi yang dibutuhkan adalah kerja keras, konsisten dan kompetisi yang tertata rapi.
1. Pesan Bima Sakti
Karena itu, Bima Sakti menaruh harapan besar ke kepengurusan baru PSSI. Dia berharap ada kompetisi usia muda yang berkesinambungan, waktunya panjang. Jadi ke depannya, ia tak kesulitan mencari pemain timnas U-16.
"Hampir semua menyampaikan bahwa Indonesia tidak kekurangan bakat atau talenta. Cuma sekarang yang dibutuhkan adalah kompetisi," ungkap pelatih 46 tahun itu.
Tak hanya itu, disampaikan Roberto Carlos ada kekurangan pemain muda Indonesia yang harus diperbaiki. Yang paling krusial adalah pengambilan keputusan.
"Kekurangannya, kayak Roberto Carlos bilang mereka harus sabar, kapan harus pressing, kapan harus defend," ucap Bima Sakti.
Keuntungan yang didapat dari kedatangan para legenda adalah sharing pengalaman. Tak hanya soal teknis di lapangan, tapi pengalaman hidup Roberto Carlos, Giorgios Karagounis, Juan Veron, Marco Matterazzi, dan Eric Abidal.
Materazzi menyampaikan ke pemain muda Indonesia agar tidak boleh putus asa. Dia baru bermain di level tertinggi di klub di umur 23-24. Bek yang identik dengan tato itu harus kerja keras dan baru juara Piala Dunia di umur 34 tahun.
Kemudian, Roberto Carlos dan Veron bercerita bahwa hidup dari keluarga miskin, tinggal di daerah perkampungan kumuh di Brasil dan Argentina. Keduanya tidak punya apa-apa, tetapi mereka punya mimpi menjadi pemain profesional dan menjadi pemain tim nasional.
"Ternyata bisa asal mereka kerja keras. Kemudian Abidal divonis cancer oleh dokter tidak bisa main bola lagi. Ternyata bisa main profesional. Bahkan masih hidup dan bisa ke Indonesia," jelas Bima Sakti.