x

Cocok Main di Liga Spanyol, 4 Klub dan Fansnya Ini Dianggap Paling Rasis di Dunia!

Selasa, 23 Mei 2023 17:35 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Meski sudah berkali-kali diusahakan untuk diberantas nyatanya kasus rasisme di sepakbola masih ada. Kini Vinicius Junior dari Real Madrid kembali jadi korbannya.

INDOSPORT.COM - Meski sudah berkali-kali diusahakan untuk diberantas nyatanya kasus rasisme di sepakbola masih ada. Kini Vinicius Junior dari Real Madrid kembali jadi korbannya.

Sejak berkarier di Liga Spanyol (La Liga) sejak 2018 lalu sang winger Brasil memang kerap menjadi target dari ejekan berbau diskriminasi karena warna kulit dari para fans.

Seringkali Vinicius memaksa untuk tutup telinga akan itu semua dan memilih membalas dengan aksinya di lapangan namun sebuah insiden membuat rasa muaknya kembali membuncah pada laga Valencia vs Real Madrid pada Minggu (21/05/23) lalu.

Vinicius nyaris sepanjang pertandingan selalu diprovokasi oleh suporter tuan rumah di Mestalla yang akhirnya membuat ia sampai harus nyaris beradu jotos dengan kiper Valencia, Giorgi Mamardashvili, jelang peluit panjang dibunyikan.

Sang penjaga gawang berlari menghampirinya lebih dulu dan langsung mencengkram kerah yang mana kemudian memancing keributan besar. Anehnya wasit pertandingan tersebut justru memberikan kartu merah pada Vinicius yang coba membela diri dan tidak mengusir pemain lain.

Baca Juga

Kasus ini semakin diperpanas dengan komentar bernada kontroversial dari presiden Liga Spanyol, Javier Tebas. Ia mengeluarkan pernyataan jika provokasi pada suporter adalah penyebab terjadinya rasisme dan akhirnya publik pun menganggap jika yang bersangkutan tidak serius dalam menghapus diskriminasi dari kompetisinya.

Apapun itu yang jelas saat ini rasisme masih ada di sepakbola. Bahkan di liga yang berlevel tinggi dan terhormat seperti Liga Spanyol. Apapun penyebabnya baik itu provokasi ataupun kebencian murni, rasisme harusnya tidak boleh sampai ada.

Baca Juga

Sayangnya di lapangan pada kenyataannya memang demikian. Perbedaan masih sesuatu yang kerap kali ditanggapi dengan negatif bahkan dalam sepakbola yang kerap kali dibanggakan sebagai olahraga universal penyatu segala golongan.

Berikut ini adalah sejumlah klub dengan fans beruptasi buruk perkara rasisme dari seluruh penjuru dunia.

Diharapkan pada ke depannya tidak perlu ada lagi berita seperti ini untuk dituliskan yang artinya diskriminasi pada warna kulit, ras, agama dan lainnya tidak lagi ada di muka bumi.

Baca Juga

1. 1. Zenit St. Petersburg

Pemain Zenit St. Petersburg

Saat tren pengusaha besar mengakusisi klub di Eropa tengah naik daun, Zenit St. Petersburg adalah salah satu yang berhasil mendaratkan investor anyar tajir dan prestasi pun mulai berdatangan sejak Desember 2005 berkat bantuan perusahaan energi besar, Gazprom.

Sayangnya klub asal Rusia punya reputasi suporter yang sangat kelam karena mereka memiliki pandangan yang bersebrangan dengan kebersamaan dan persatuan. Bagi mereka rasisme adalah jalan hidup.

Fans Zenit seringkali menyuarakan protes pada manajemn bila klub mendatangkan pemain berkulit hitam. Alasan mereka adalah menjaga tradisi untuk tidak merekrut bintang selain dari kalangan kulit putih.

Hingga kini fans Zenit masih memegang sikap yang sama. Bahkan dikutip dari FOX Sport salah satu fans yang dimintai keterangan soal ideologi mereka menjawab "Tidak ada salahnya menolak pemain kulit hitam. Kami ingin Zenit berbeda. Ini demi menjaga tradisi," ungkapnya.

Perlakuan ini sempat dirasakan oleh Malcom, pemain Zenit saat ini, ketika ia baru mendarat dari Barcelona pada 2019 silam. Cukup disayangkan karena kesebelasan berjuluk Zenitchiki itu juga punya banyak pemain kulit gelap hebat di masa lampau seperti Hulk atau Axel Witsel misalnya.

Baca Juga

2. Beitar Jerusalem

Tidak kalah kejinya dengan fans Zenit St. Petersburg, ada apula pendukung Beitar Jerusalem. Penggemar klub sepakbola dari Israel ini secara terbuka menyatakan jika mereka tidak suka dengan pemain beragam Islam dan juga mereka yang berasal dari bangsa Arab.

La Familia adalah salah satu kelompok dari pendukung Beitar yang paling rasis. Cerita soal perbuatan kotor mereka sudah diberitakan dimana-mana dan hal ini justru membuat mereka bangga.

Baca Juga

"Kami rasis dan kami bangga" adalah salah satu spanduk yang pernah mereka bentangkan di stadion. Hanya saja meski ada La Familia namun Beitar dalam sejarahnya tetap pernah punya pemain muslim maupun mereka yang berakar dari Timur Tengah.

Contohnya Guram Adzhoyev (1990-1991), Viktor Paco (1999-2000 & 2001-2002), Ndala Ibrahim (2005), juga Zaur Sadayev (2013) dan Dzhabrail Kadiyev (2013).

Semuanya memiliki kesamaan yakni karier yang pendek di Teddy Stadium karena masifnya teror dari La Familia. Bahkan perlakuan tidak menyenangkan juga pernah diterima kiper Kristen asal Nigeria, Ali Mohamed, yang pada 2019 diminta untuk mengganti namanya oleh fans karena dianggap terlalu berbau Arab dan Islam.

Baca Juga

2. 3. Millwall

Pemain Chelsea dan suporternya. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)

Inggris, seperti negara-negara Eropa kebanyakan, sejak lama memang terus bermasalah dengan yang namanya rasisme. Tidak heran jika kultur sepakbola mereka yang sudah kotor akibat paham hooliganisme juga tercemar masalah serupa.

Salah satu klub dengan suporter paling rasis dari Inggris adalah mereka yang mendukung Millwall. Klub yang namanya sempat tenar akibat film Green Street Hooligans tersebut di kehidupan nyata memang punya gans yang mear berbuat onar seperti berkelahi dan juga melakukan diskriminasi.

Hal ini kemudian membuat fans Millwall adalah salah satu fans yang paling tidak disukai bahkan di Inggris sekalipun namun itu semua tidak membuat mereka sedih. Justru reputasi buruk tersebut membuat pendukung The Lions bangga bukan main.

"Nobody likes us, we don't care" atau "tidak ada yang suka pada kami, kami tidak peduli" adalah potongan yel-yel populer di stadion The Den, markas Millwall. Bukti jika fansnya memang senang dengan tidak disenangi.

Sekarang klub ini tengah berkompetisi di Championship atau kasta kedua Liga Inggris. Kali terakhir Millwall ada di divisi teratas adalah pada 1989/1990 silam.

Baca Juga

4. Chelsea

Sejak diakusisi oleh Roman Abramovich di awal 2000-an hingga kini menjadi kilik Todd Boehly, Chelsea sudah berkembang menjadi salah satu tim terbesar di dunia dengan basis pendukung yang luas.

Hanya saja fans mereka di Inggris justru kerap menimbulkan masalah termasuk memiliki sifat rasis yang bahkan dinilai oleh orang-orang negeri Raja Charles saja sudah keterlaluan.

Baca Juga

Tidak sekali dua kali pendukung The Blues menjadi viral di media sosial karena kejahatan diskriminasi. Contohnya pada Januari 2017 lalu.

Empat orang yang diidentifikasi sebagai suporter Chelsea masuk bui usai melarang seorang pria berkulit hitam untuk masuk dalam kereta Metro Paris. Kala itu Chelsea memang tengah mengunjungi Prancis guna menghadapi Paris Saint-Germain di Liga Champions.

Insiden tersebut pun sempat direkam oleh orang lain dan parahnya para pelaku berteriak "kami rasis, kami rasis, dan memang sudah begitu seharusnya,".

Baca Juga
Real MadridChelseaValenciaZenit St. PetersburgMillwallBeitar JerusalemRasismeVinicius Junior

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom