Kenapa Banyak Derby Digelar di Boxing Day Liga Inggris?
INDOSPORT.COM - Mungkin anda tidak sadar namun partai Boxing Day di Liga Inggris adalah periode penghasil partai derby tersering dalam semusim kompetisi.
Hal itu bukanlah suatu kebetulan belaka. Untuk mengethaui alasannya, anda harus tahu dulu sejarah dari Boxing Day yang awalnya adalah tradisi berbagai untuk memperingati hari raya Natal.
Walaupun namanya adalah Boxing, yang juga bisa berarti olahraga tinju dalam bahasa Inggris, Boxing Day yang sedang kita bahas tidak ada hubungannya dengan ring atau saling tonjok.
Justru penjelasannya sangat jauh berbeda. Boxing Day yang populer sejak era Victorian adalah budaya untuk saling berbagi.
Semuanya bermula ketika para orang kaya dan bangsawan Inggris di tahun 1800-an memberikan bingkisan yang dikemas dalam sebuah kotak (box) untuk para pelayan dan pegawai mereka sehari setelah Natal.
Hal ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih karena sudah bekerja dan melayani pada 25 Desember.
Perlahan tradisi tersebut menyebar ke sepakbola yang juga merupakan olahraga buatan Inggris. Awalnya hanya pertandingan amatir saja yang dimainkan pada hari Boxing Day namun lama kelamaan menular ke ajang pro.
Liga Inggris mempertahankan itu sampai sekarang. Kini para keluarga yang berkumpul merayakan Natal bisa menyaksikan pertandingan sepakbola bersama baik itu di stadion maupun lewat layar kaca sehari setelahnya.
Penyelenggara Liga Inggris tahu betul jika momen membahagiakan itu bisa rusak apabila perjalanan yang dilalui untuk menonton terlalu jauh.
Maka dari itu sistem penjadwalan yang mempertemukan tim dengan jarak yang berdekatan diterapkan untuk mengatur laga pada Boxing Day.
1. Pangkas Waktu Perjalanan Fans
Tidak heran jika derby biasanya banyak mewarnai Boxing Day mengingat rivalitas seringkali timbul karena dua tim berada dalam satu kota atau wilayah yang sama.
Anda tidak percaya? Coba saja tengok jadwal pekan ke-17 Liga Inggris 2022/2023. Akan anda temukan sejumlah 'pertikaian tetangga' di sana.
Contohnya Brentford vs Tottenham Hotspur, Crystal Palace vs Fulham, dan Arsenal vs West Ham United pada Senin (26/12/22) dan Selasa (27/12/22) mendatang.
Jika anda merupakan penggemar Liga Inggris sejati, pasti tahu betul jika keenam tim tersebut berbasis di London dan area sekitarnya.
Pun Southampton vs Brighton and Hove Albion meski tidak punya rivalitas kuat namun masih bisa dianggap sebagai derby karena keduanya berada di wilayah pesisir Inggris dan hanya dipisahkan sekitar satu setengah jam perjalanan darat.
Serupa dengan Leeds United vs Manchester City. The Whites berdiam di Yorkshire dan The Cityzens di Manchester yang mana masih masuk dalam wilayah Greater Manchester sehingga tidak butuh waktu lama untuk menyebrang.
Leicester City di Liga Inggris 2022/2023 akhirnya bisa kembali berada dalam satu divisi bersama rival bebuyutan mereka yakni Nottingham Forest yang sama-sama berdiam di East Midlands namun tidak akan berjumpa saat Boxing Day.
Padahal kurang dari sejam naik kendaraan adalah jarak dari markas The Foxes ke kandang The Tricky Trees.
Liga Inggris lebih memilih menjadwalkan Leicester City vs Newcastle United yang uniknya jauh lebih dekat. Hanya butuh 35 menit saja pendukung kedua klub sudah bisa bersua.
Memang terkadang tetap saja ada jadwal yang megharuskan fans bepergian jarak jauh namun hal itu cukup jarang terjadi di Boxing Day.
2. Boxing Day akan Dihapus karena Prestasi Inggris?
Banyaknya derby tentunya menambah semarah perayaan Boxing Day. Kemenangan klub kesayangan atas salah satu rival tentunya bisa jadi kado Natal tambahan bagi para suporter.
Hanya saja akan ada kemungkinan jika tradisi yang sudah lama melekat ini akan dihapus oleh Liga Inggris.
Semua bermula dari protes banyak pemain dan manajer asing soal terlalu pendeknya libur Natal untuk mereka menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Di tempat mereka berasal, kompetisi sepakbola bisa diliburkan sampai sepekan atau dua pekan lamanya agar khidmatnya Natal bisa diresapi lebih lama.
Salah satu yang paling vokal soal ini adalah manajer Liverpool, Jurgen Klopp, dimana hampir tiap tahun ia mengeluhkan padatnya jadwal pertandingan jelang pergantian tahun.
Nada miring soal Boxing Day juga belakangan terdengar dari orang Inggris sendiri. Terutama yang rindu akan sukses timnas mereka yang sejak 1966 tidak lagi pernah menjuarai apapun di level senior.
Ada anggapan jika macetnya keran trofi The Three Lions adalah karena pemainnya kelelahan saat harus menjalani turnamen internasional akibat minim rehat tengah musim.
Akhirnya banyak yang meminta agar Boxing Day untuk ditiadakan di Liga Inggris. FA selaku federasi berulangkali memikirkan wacana ini namun eksekusinya belum juga tiba.
Boxing Day tidak bisa dipungkiri punya banyak sisi positif dan juga negatif dan sudah mendarah daging dalam budaya Liga Inggris.
Perubahan memang sepertinya sulit terjadi di olahraga sepakbola. Contohnya saja bagaimana riuhnya publik ketika Video Assistant Referee (VAR) diperkenalkan beberapa tahun silam karena dianggap bisa menghapus keseruan karena kontroversi.