x

Terkurung dalam Sangkar, Begini Cara Liverpool Maksimalkan Mohamed Salah saat Laga Kontra Napoli

Rabu, 2 November 2022 15:58 WIB
Penulis: Henrikus Ezra Rahardi | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
Mohamed Salah, pemain Liverpool. Foto: REUTERS/Phil Noble

INDOSPORT.COM – Mohamed Salah menggila di Liga Champions dengan mencetak gol untuk Liverpool saat bersua Napoli. Bagaimana cara The Reds mengembalikan performanya?

Seperti diketahui, Liverpool baru saja memenangi laga matchday ke-6 Liga Champions musim 2022/2023 melawan Napoli pada Rabu (02/11/22) dini hari WIB.

Baca Juga

Dua gol The Reds dicetak oleh Mohamed Salah di menit ke-85 dan pemain terbaru, Darwin Nunez di menit ke-8 perpanjangan waktu babak kedua.

Namun demikian, gol-gol tersebut baru didapat oleh Liverpool di babak kedua usai melewati pressing ketat yang diberlakukan oleh Napoli nyaris di sepanjang 84 menit.

Padahal, tim asuhan Jurgen Klopp mampu memberikan tekanan lebih hebat dengan meraih 14 tendangan berbanding 10 milik Napoli.

Baca Juga

Selain itu, dari 14 tendangan, Liverpool mampu mencetak 6 tembakan tepat sasaran, sedangkan Napoli hanya mencetak 2 dari 10.

Bahkan, Napoli sempat mencetak gol lebih dulu ketika Leo Ostigard mencetak gol usai memanfaatkan tendangan bebas.

Gol inipun tak disahkan oleh wasit, mengingat Ostigard berada dalam posisis offside, sehingga Liverpool pun kembali bermain dengan tenang.

Baca Juga

Memasuki menit-menit akhir pertandingan Liverpool yang patah arang kemudian dibuat unggul oleh Mohamed Salah yang lepas dari kawalan.

Secara umum, Mohamed Salah sebenarnya mampu tampil baik dalam pertandingan ini. Bagaimana cara Liverpool dan Jurgen Klopp memainkan Salah? Berikut analisisnya.


1. Nyaman Bersama Roberto Firmino

Dua pemain Liverpool Mohamed Salah (kiri) dan Roberto Firmino (kanan) saat merayakan gol ke gawang Crystal Palace dalam ajang Liga Primer Inggris (Premier League), Sabtu (19/01/19).

Salah satu kunci kembalinya permainan Mohamed Salah adalah adanya Roberto Firmino di posisi penyerang tengah, sehingga penyerang Mesir ini lebih bisa bergerak bebas.

Selama ini, peran Firmino cenderung sebagai pelayan di lini depan daripada sebagai penyelesai peluang, meskipun posisinya adalah penyerang tengah.

Baca Juga

Dalam pola yang dimainkan Jurgen Klopp, sejatinya tak ada penyerang tengah yang dibutuhkan dan cenderung cukup menggunakan penyerang yang bisa memberikan umpan dan mengecoh pertahanan lawan saja.

Kemampuan inilah yang dimiliki Roberto Firmino, tetapi sejak Sadio Mane hengkang di bursa transfer musim panas 2022 kondisi permainan Liverpool cenderung berubah.

Liverpool mendatangkan Darwin Nunez yang bertipe sebagai penyerang penyelesai, sehingga mengubah dimensi permainan tim.

Baca Juga

Meskipun demikian, nama Roberto Firmino tak dapat dipungkiri memperbaiki permainan Liverpool untuk mengalahkan Napoli.

Bahkan, adanya Firmino dan kemudian masuknya Nunez di menit ke-73 semakin memperbaiki Liverpool dalam hal menyerang.

Barulah pada menit ke-85 Mohamed Salah mencetak gol untuk memecah kebuntuan Liverpool dalam melawan Napoli dengan aksi pantulan dari Darwin Nunez.

Baca Juga

Untuk menjaga permainan Liverpool, Jurgen Klopp perlu mempertahankan formasi ini, dengan mengganti pemain sayap kiri, Curtis Jones dengan pemain lain.

Mencoba Darwin Nunez sebagai target man di kiri mungkin dapat menjadi solusi bagi Liverpool dan Jurgen Klopp.


2. Kembalinya Jurgen Klopp ke 4-3-3

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, usai laga kontra Leeds United (30/10/22). (Foto: REUTERS/Phil Noble)

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp baru-baru ini banyak melakukan eksperimen dan melakukan utak-atik terhadap skuatnya.

Saat dua kali kalah dari Nottingham Forest dan Leeds United, Liverpool arahan Jurgen Klopp menggunakan 4-4-2 dan 4-3-1-2 sebagai pola permainan baru.

Baca Juga

Dalam pola ini, eks pelatih Borussia Dortmund itu mencoba memaksimalkan personel yang tersisa dalam skuatnya, karena kurang pemain di posisi tengah.

Saat melawan Nottingham Forest, Liverpool memainkan Harvey Elliott sebagai sayap kanan dan Fabio Carvalho di sayap kiri.

Akan tetapi, pergerakan dua pemain sayap ini tak efektif dan berakibat gagalnya Liverpool mencetak gol ke gawang Nottingham Forest.

Baca Juga

Formasi berbeda kemudian diturunkan Liverpool saat berlaga melawan Leeds United dengan 4-3-1-2 dengan mengandalkan Mohamed Salah sebagai penyerang depan.

Formasi ini sempat sukses karena membuat Mohamed Salah mencetak gol pertama di laga Liga Inggris melawan Leeds United, tetapi Liverpool kemudian harus kalah.

Kembalinya Liverpool ke 4-3-3 membuat Mohamed Salah tampil lebih bagus dan bisa bergerak lebih bebas di posisi terkuatnya.

Baca Juga

Kondisi ini harus dipertahankan oleh Jurgen Klopp agar performa Liverpool semakin membaik di Liga Inggris dan Liga Champions.

Apalagi, pada laga selanjutnya, Liverpool akan menghadapi Tottenham Hotspur di Liga Inggris, sehingga formasi dasar ini harus dipertahankan demi memaksimalkan sang kartu as di lini depan, yaitu Mohamed Salah.

LiverpoolLiga ChampionsNapoliMohamed SalahJurgen KloppRoberto FirminoBerita Liga Champions Eropa

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom