Desakan Mundur Tak Digubris PSSI, Presiden Madura United Ambil Sikap Tegas
INDOSPORT.COM - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, mengaku tak masalah jika jajaran kepengurusan PSSI tak menggubris desakan publik untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Diketahui, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sudah menyimpulkan sejumlah rekomendasi atas investigasi yang dilakukan pasca-Tragedi Kanjuruhan.
Salah satu rekomendasi itu menyasar PSSI. Federasi sepak bola Indonesia yang dipimpin Mochamad Iriawan itu diminta untuk mundur sebagai bentuk tanggung jawab secara moral kepada publik.
Hal itu pula yang disuarakan oleh Achsanul Qosasi. AQ, sapaan karib pemilik klub Madura United itu pun meminta para petinggi PSSI untuk mundur sebagai bentuk tanggung jawab.
Hal ini karena sebagai federasi, semestinya bertanggung jawab secara penuh atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/22).
"Jika kepengurusan (PSSI) merasa bertanggung jawab secara moral, maka alurnya kepengurusan mundur," tegas Achsanul Qosasi melalui rilisnya, Sabtu (22/10/22).
AQ pun mengapungkan opsi menggelar KLB (Kongres Luar Biasa), jika memang banyak pihak menghendaki, kendati secara prinsip Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI itu tak sepakat.
"Ada tim transisi yang bersama-sama dengan voter (pemegang suara di PSSI) menyelenggarakan KLB untuk transformasi organisasi," ungkap AQ.
"Saya sebagai penggemar sepak bola tak setuju KLB karena akan merancang permusuhan dan ini tidak baik bagi sesama penggemar sepak bola," ungkap Achsanul.
1. Kembalikan ke PSSI
Seturut hal itu, Achsanul Qosasi pun tak bermasalah jika pada akhirnya jajaran kepengurusan PSSI enggan mundur sebagaimana desakan publik.
Pasalnya, tindakan itu menjadi hak sepenuhnya dari mereka. Lagipula, kesimpulan TGIPF yang dipimpin Menko Polhukam, Mahfud MD, itu juga sebatas bersifat rekomendasi.
"Jika imbauan (untuk) mundur tidak bisa dilakukan (karena dianggap tidak bertanggung jawab), ya sudah lanjut saja," papar AQ.
"Menurut saya, sikap pengurus PSSI harus kita hormati karena itulah pilihan mereka," tuntas figur kelahiran Sumenep, Madura, tersebut.
Hingga kini, korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan mencapai 135 orang. Sedangkan ratusan korban lain masih berjuang memulihkan luka-luka yang dialami.