Liga 1 Gunakan Kamera Slow Motion, PT LIB Klaim Sudah Mendekati Liga Inggris
INDOSPORT.COM - Siaran kompetisi sepak bola Liga 1 2022/23 mengalami peningkatan dengan adanya kamera super slow motion. Ini tanggapan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Sebelumnya, kualitas siaran Liga 1 kerap mendapatkan kritik masyarakat, terutama terkait dengan peristiwa yang luput dari kamera atau tidak ada tayangan ulangnya.
Dengan adanya tayangan ulang gerak lambat atau slow motion, penonton bisa dengan jelas menyaksikan setiap detail peristiwa di lapangan hijau Liga 1.
Memang, sejak musim lalu, penanggung jawab siaran langsung Liga 1 berpindah produksi dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) ke PT Karya Kreasi Bangsa (KKB).
Sementara untuk hak siar pertandingan Liga 1 masih dipegang oleh Emtek Group.
Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita berjanji akan terus meningkatkan kualitas siaran Liga 1 2022.
"Dalam perbincangan kita dengan tim produksi, mulai tahun ini kita tambah jadi 10 kamera, kita tambah dua, termasuk slow mo software yang paling bagus," ucap Lukita.
Saat berbincang dengan Youtuber Tommy Desky, Akhmad Hadian Lukita bahkan ikut mengklaim bahwa kamera dan software yang digunakan mendekati Liga Inggris.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat (bisa lebih bagus), sekarang lagi uji coba juga, dan kameranya sekarang bisa dibilang tanda kutip, mendekati Liga Inggris."
"Kita tidak diam saja, kita berusaha terus, tetapi jangan lupa, unsur atau hasil produksi yang ditayangkan bukan hanya dari kamera saja, tapi dari cara mengambil angle juga."
1. PT LIB Janji Benahi Kualitas Siaran Liga 1
Bicara soal angle pengambilan gambar, Akhmad Hadian Lukita menjelaskan bahwa orang Indonesia memiliki selera yang jauh berbeda dengan penikmat Liga Inggris.
"Orang Indonesia lebih senang master kameranya, orang Inggris ada yang lebih senang man to man marking, ini kita lagi coba, kita tampung," ungkap Lukita lagi.
Meski demikian, sampai kini masih banyak pihak yang mengeluh karena tayangan Liga 1 di televisi maupun platform live streaming nyatanya masih tak sesuai dengan harapan.
Akhmad Hadian Lukita menuturkan bahwa kualitas siaran Liga 1 tak hanya bergantung pada jenis kamera yang dipakai, tetapi juga besarnya pencahayaan oleh lampu stadion.
"Tapi jangan lupa juga, stadion kita juga berpengaruh, lampunya juga berpengaruh, jadi kadang kurang bagus, saya juga cek, bagaimana sih, kok warnanya kurang."
Namun, ia berjanji bahwa PT LIB akan terus berbenah untuk memberikan kualitas siaran terbaik bagi pencinta sepak bola nasional.
Demikian pula dengan kamera slow motion yang masih tersedia dua unit, selanjutnya akan ditambah agar setiap pertandingan Liga 1 bisa ditayangkan dengan detail.
"Harga kamera enggak murah juga, kata tim produksi, itu bagian dari investasi, jadi kita pelan-pelanlah, nanti kita tambah lagi."
"Sementara kan satu pekan pertandingan ada sembilan match, tidak mudah mobilisasi alat itu," curhat Akhmad Hadian Lukita lagi.
"Ini pun sebenarnya masih dalam rangka uji coba juga, nanti kedepannya kita sebarkan ke seluruh pertandingan," pungkasnya.
2. PT LIB Jawab soal Jam Kickoff Liga 1 Terlalu Malam
Direktur PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Akhmad Hadian Lukita juga sempat angkat bicara mengenai keluhan masyarakat yang menilai jadwal kick-off Liga 1 terlalu malam.
Lukita mengatakan bahwa hal itu sudah menjadi kesepakatan dengan beberapa pihak, termasuk pihak broadcaster. Maka, kalau jamnya diubah, akan jadi lebih sulit.
"Untuk tanggapannya ini, kan kami harus kompromi dengan berbagai pihak dan semuanya ada yang harus dikompromikan dengan broadcaster dan sponsor," jawab Lukita.
"Itu salah satu pertimbangan, dan kami juga inginnya ya pasti (main) sore," ungkapnya.
"Kemarin (musim lalu) juga bermain seperti itu tidak masalah, kan tidak semua kebagian malam," tegas Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita lagi.