3 Pemain Maroko yang Pernah Berseragam AC Milan, Hakim Ziyech Wajib Hati-hati!
INDOSPORT.COM â Berikut tiga pemain Maroko yang pernah berseragam AC Milan, seiring adanya rumor bahwa winger Chelsea, Hakim Ziyech menawari dirinya ke Rossoneri.
Bursa transfer musim panas mulai memanas bagi AC Milan, yang kini mendapat tawaran untuk mendapatkan winger milik Chelsea, Hakim Ziyech.
Dilaporkan oleh pakar transfer Italia seperti Gianluca Di Marzio dan Fabrizio Romano, pemain berusia 29 tahun itu menunjukkan niatnya keluar dari Chelsea.
Ziyech berambisi hengkang usai kiprahnya di Chelsea tak berjalan mulus, sejak datang pada musim panas 2020 lalu ke Stamford Bridge.
Sempat menjadi andalan di era Frank Lampard, eks Ajax Amsterdam itu justru kemudian tersisih seiring kedatangan Thomas Tuchel.
Hal inilah yang membuat pemain kelahiran Belanda tersebut mencari jalan keluar dari Chelsea di bursa transfer musim panas 2022 ini.
Dilaporkan Ziyech melalui sang agen, tengah menawarkan dirinya ke klub Italia, di mana AC Milan menjadi tim yang dituju.
AC Milan dilaporkan siap menerima kedatangan Ziyech dengan tangan terbuka. Kebetulan Rossoneri tengah mencari winger kanan baru.
Meski begitu, AC Milan dan Ziyech wajib berpikir dua kali sebelum kepindahan ini terealisasi. Sebab, ada beberapa pemain Maroko yang punya riwayat buruk dengan Rossoneri.
Siapa saja pemain tersebut? Berikut daftar dan ulasannya.
1. 1. Hachim Mastour
Hachim Mastour merupakan pemain Maroko yang pernah berseragam AC Milan. Sama seperti Ziyech, pemain yang kini berusia 24 tahun itu punya label mentereng.
Mastour punya label mentereng sebagai salah satu wonderkid yang bakal jadi bintang masa depan saat masih berkarier di level junior.
Hal inilah yang AC Milan kemudian menebusnya yang baru berusia 14 tahun dari Reggina dengan mahar besar yakni 500 ribu euro.
Usai diboyong, pelatih AC Milan kala itu, Clarence Seedorf, memasukkannya ke tim utama pada pertandingan terakhir Liga Italia musim 2013/14. Sayang, Mastour tak diturunkan.
Dengan label wonderkid dan kiprah yang mentereng tersebut, Mastour diharapkan bisa menjadi pemain masa depan bagi AC Milan.
Namun yang terjadi, Mastour gagal memenuhi ekspektasi. Ia sempat dipinjamkan ke berbagai klub seperti Malaga dan PEC Zwolle.
Akan tetapi, peminjaman ini juga tak membuat Mastour tampil apik. Sehingga ia sempat dipulangkan ke AC Milan dan bermain bersama pemain terbuang lainnya.
2. 2. Mattia El Hilali
Berbeda dengan Hachim Mastour, kiprah Mattia El Hilali jarang terdengar di AC Milan. Meski begitu, ia punya keterikatan dengan klub berjuluk Rossoneri itu.
Pemain berkebangsaan Maroko ini merupakan produk akademi AC Milan. Bahkan, ia pernah menembus tim senior di laga pramusim.
El Hilali pernah tampil di laga pramusim AC Milan saat berhadapan dengan Bordeaux, dan juga pernah tampil di ajang pramusim kenamaan seperti International Championship Cup 2016.
Tak hanya di laga pramusim, El Hilali juga pernah dibawa ke tim utama saat AC Milan berhadapan dengan Lazio pada 2017. Hanya saja, ia tak dimainkan di laga itu.
Sama seperti Mastour, El Hilali kemudian dipinjamkan oleh AC Milan ke klub Serie C, Matera pada 2018. Tak disangka, peminjaman ini juga mengakhiri kariernya dengan Rossoneri.
Pada Februari 2019 , El Hilali kemudian dilepas AC Milan ke klub Swiss, Chiasso dan enam bulan kemudian bergabung Gubbio.
Kariernya di Gubbio pun tak berjalan bagus. Ia didepak pada 2020 dan menganggur selama dua tahun, sebelum akhirnya dipinang tim Italia lainnya, Accademia Pavese.
3. 3. Adel Taarabt
Terlepas dari dua pemain muda seperti Hachim Mastour dan Mattia El Hilali, Hakim Ziyech harus melihat kiprah Adel Taarabt yang pernah didatangkan AC Milan dengan status pinjaman.
Adel Taarabt merupakan pemain asal Maroko lainnya yang juga pernah berseragam AC Milan. Ia pernah bermain bagi Rossoneri dengan status pinjaman selama enam bulan dari Queen Park Rangers.
Pemain yang kini membela Benfica ini, datang ke AC Milan pada 30 Januari 2014 atau detik-detik sebelum penutupan bursa transfer musim dingin.
Di awal kedatangannya, Adel Taarabt mampu membuat publik San Siro terkesima lewat golnya di laga debutnya bagi AC Milan kala melawan Rossoneri.
Setelahnya ia menjadi pilihan utama AC Milan dan cukup moncer dengan mencatatkan 16 penampilan dan mencetak empat gol serta dua assist.
AC Milan pun sempat ingin mempermanenkannya pada April 2014. Tapi, pada akhirnya Rossoneri batal mempermanenkannya sehingga Taarabt merasa mentalnya hancur seketika oleh keputusan Il Diavolo Rosso.
Akhirnya Taarabt pun kembali ke Queen Park Rangers dan meneruskan kiprahnya sebelum didepak ke Benfica dengan status bebas transfer.