Tak Tahu Diri! Eks Petinggi AS Roma Minta Mourinho Dipecat Usai Final UECL
INDOSPORT.COM - Jose Mourinho memang terbilang sukses di musim perdananya menukangi AS Roma namun tidak semuanya senang dengan capaian pelatih asal Portugal tersebut.
Salah satunya adalah Joe Tacopina, pengusaha Amerika Serikat berdarah Italia yang notabene mantan wakil presiden AS Roma periode 2011-2014.
Tacopina beranggapan bahwa Jose Mourinho bukanlah pelatih ideal karena sosoknya yang sering digambarkan angkuh oleh media.
Ditambah lagi, eks bos Manchester United, Real Madrid, dan FC Porto itu juga gemar menunjuk pemainnya sebagai kambing hitam saat ada hasil buruk dan kredibilitasnya sebagai pelatih dipertanyakan.
Jika masih punya wewenang di Olimpico Roma, Joe Tacopina lebih memilih untuk menunjuk Alessio Dionisi sebagai allenatore AS Roma.
Alessio Dionisi adalah salah satu juru taktik muda asal Italia yang tengah naik daun belakangan ini berkat gaya bermain atraktif.
Saat ini, pria 42 tahun tersebut tengah mengarsiteki Sassuolo yang tampil mengejutkan di Liga Italia dengan membawa klub itu menembus sepuluh besar klasemen sementara dan Tacopina percaya Jose Mourinho masih kalah kelas.
"Aku sudah mengingatkan diriku sendiri agar tetap objektif jika pertanyaan ini datang. Itu karena aku tidak suka pada Jose Mourinho," beber Tacopina saat ditanyai soal situasi AS Roma bersama The Special One oleh siniar Italian Football Podcast.
"Di mataku Alessio Dionisi yang aku bawa ke Venezia jauh lebih baik. Aku tahu ia dulunya pelatih hebat namun aku anti dengan manajer yang suka menunjuk kambing hitam jika diterpa masalah," cetusnya.
"Mourinho selalu bilang jika pemainnya jelek, kurang dana transfer, wasit curang, lapangan buruk, pemain cadangan kurang komepten dan sebagainya. Dia tidak perna mengaku salah," tambah pria yang kini menjadi Presiden SPAL itu.
1. Cukup Sukses di Musim Perdana
Jose Mourinho sendiri datang dengan ekspektasi tinggi ke AS Roma di 2021/2022. Ia diharapkan bisa mengakhiri puasa gelar Serigala Ibu Kota yang sudah berlangsung sejak 2008 silam.
Untuk melancarkan tugasnya, Mourinho membuat Roma mengeluarkan nyaris 130 juta Euro dalam dua bursa transfer. Hasilnya terbilang oke. Tiga rekrutan utama sang manajer 59 tahun terbukti punya andil besar untuk klub.
Yang pertama adalah Sergio Oliveira. Gelandang sentral Portugal yang dipinjam dari Porto sejak musim dingin lalu itu dengan cepat beradaptasi dan kini sudah memainkan 18 laga berbuah tiga gol plus satu assist.
Ada juga Rui Patricio. Kiper berpengalaman yang diboyong dari Wolverhampton Wanderers itu kini memberikan rasa aman yang lebih di lini paling belakang dengan 20 nirbobol dari 50 penampilan.
Tammy Abraham dianggap sebagai figur yang paling menonjol karena ia kini menjadi idola instan untuk publik Olimpico Roma.
Eks Chelsea tersebut memang dibeli mahal seharga 40 juta Euro namun gelontoran 25 gol di segala ajang membuatnya jadi pemain debutan tersubur sepanjang sejarah AS Roma.
2. Melambungkan AS Roma
Dengan bantuan tiga pemain tersebut, Jose Mourinho memang masih belum bisa mengembalikan AS Roma ke Liga Champions namun setidaknya dapat bersaing ketat di enam besar.
AS Roma juga mampu menembus final Liga Konferensi Europa edisi pertama dan akan meladeni Feyenoord Rotterdam di partai puncak dengan misi memenangkan ajang Eropa pertama sejak 1972.
Jose Mourinho mungkin bukan pelatih sempurna namun ia tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani tugasnya. Ia bahkan tidak dapat menahan tangis kala anak-anak asuhnya sukses menekuk Leicester City di semifinal UEFA Conference League.