Brunei Darussalam Resmi Berpisah dengan Mimpi Buruk Timnas Indonesia
INDOSPORT.COM - Brunei Darussalam baru saja mengumumkan perpisahan dengan pelatih yang pernah menjadi mimpi buruk timnas Indonesia yakni Datuk K. Rajagobal.
Dilansir Vocketfc, K. Rajagobal sudah tidak lagi menjabat sebagai pelatih timnas Brunei Darussalam karena kontranya yang habis pada akhir Januari mendatang tidak akan diperpanjang.
Federasi Sepak Bola Brunei (FABD) sebelumnya melantik K. Rajagobal pada Februari 2020. Namun pandemi virus corona membuat dirinya tidak bisa bekerja secara maksimal.
Pelatih berusia 65 tahun tersebut belum tercatat memimpin timnas Brunei Darussalam di pertandingan Internasional. Bahkan FABD sempat memutuskan mundur di ajang Piala AFF 2020 lalu di Singapura.
Alhasil, Brunei Darussalam digantikan oleh Timor Leste yang langsung bergabung ke Grup A bersama Thailand, tuan rumah Singapura, Filipina dan Myanmar.
Sementara itu, keputusan FABD untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan K. Rajagobal dinilai menjadi suatu kerugian besar.
Pasalnya, pelatih asal Malaysia tersebut memiliki catatan yang bagus khususnya di sepak bola wilayah Asia Tenggara. Saat menangani skuat Negeri Jiran, ia pernah menjadi mimpi buruk timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2010.
Beberapa prestasi Rajagobal bersama timnas Malaysia lainnya yaitu meraih medali emas di SEA Games 2009 cabang sepak bola. Serta melaju ke babak kedua di Asian Games 2010.
1. Sering Soroti Indonesia
Selain menjadi pelatih, Rajagobal juga terkenal sebagai pandit. Baru-baru ini, ia berbicara kepada media Malaysia, Vocketfc mengenai efek keberadaan Shin Tae-yong di timnas Indonesia.
Ia menilai kalau PSSI telah memulai langkah baik dengan menadaratkan pelatih berpengalaman seperti Shin Tae-yong. Bahkan timnas Indonesia juga sukses meraih runner up di Piala AFF 2020 dengan menggunakan pemain muda.
Akan tetapi, timnas Indonesia masih belum mendapatkan trofi. Rajagobal menilai kalau sukses atau tidaknya sebuah tim sebenarnya tergantung dari si pemain.
"Saya rasa pemain (Indonesia) harus bisa ambil kesempatan ini (ditangani Shin Tae-yong). Walaupun pelatih itu bagus dan berpengalaman, yang penting menurut saya itu pemain Indonesia sendiri. Ada apa tidak keinginan yang besar untuk mengikuti pengalaman dan ideologi yang dibawa pelatih,” kata Krishnasamy Rajagobal mengutip dari Vocket FC.
“Contoh UEA, mereka dilatih pelatih runner-up Piala Dunia. Walaupun memiliki pelatih terbaik di dunia, pemain bisa terapkan cara yang diinginkan pelatih atau tidak? Apakah pemain punya tekad kuat untuk meraih prestasi?," tuturnya menambahkan.