x

Ligue 1: Jelang Le Classique, Pelatih Marseille Kritik Pemilik PSG

Minggu, 24 Oktober 2021 18:30 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Prio Hari Kristanto
Pelatih Marseille, Jorge Sampaoli, sebut Paris Saint-Germain punya backing sebuah negara sehingga bisa bebas mendatangkan pemain berkualitas dengan harga mahal.

INDOSPORT.COM - Mendekati derby klasik Ligue 1 Prancis bertajuk Le Classique yang mempertemukan Olympique Marseille dan Paris Saint-Germain pada Senin (25/10/21) mendatang, pelatih tim tuan rumah, Jorge Sampaoli, melakukan psywar. Pelatih kepala Les Olympiens tersebut menyebut jika lawannya didukung dengan finansial kuat bak negara alih-alih klub sepak bola.

Sejak kedatangan Qatar Sports Investment (QSI) untuk mengakusisi kepemlikan pada medio 2011 lalu, PSG sanggup mendominasi kasta teratas Prancis. Ketersediaan dana transfer yang nyaris tidak terbatas membuat Les Parisiens dengan mudah menarik bintang-bintang kelas dunia.

Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, Thiago Silva, Neymar, Angel Di Maria, Gianluigi Buffon, Kylian Mbappe, dan bahkan Lionel Messi sudah pernah atau hingga kini masih berada di Parc des Princes. Tidak heran dalam satu dekade tujuh gelar liga bisa PSG menangkan.

Baca Juga
Baca Juga

Sementara itu, Marseille yang notabene adalah kesebelasan terbesar Prancis justru mulai mandek berprestasi. Gelar mayor terakhir mereka adalah Coupe de la Ligue edisi 2011/2012 lalu dan terakhir kali jadi juara Ligue 1 pada 2009/2010.

Musim ini apabila jadi kampiun lagi maka PSG akan menyamai rekor sepuluh titel liga yang dimiliki Marseille dan St. Etienne. Maka dari itu Sampaoli akan sangat diharapkan oleh publik Stade Velodrome untuk menyajikan keajaiban dan memperkecil peluang 'petaka' tersebut menjadi kenyataan.

Baca Juga
Baca Juga

"Sepak bola adalah sesuatu yang menjanjikan. Tidak hanya dari segi keuangan namun juga masalah politik dan kekuasaan. Anda kini bisa melihat sebuah negara membeli klub dan mengisinya dengam pemain-pemain hebat," papar Sampaoli menurut RMC Sport.

"Memiliki Mbappe, Di Maria, Neymar, dan Messi hanya bisa dilakukan oleh negara. Tentunya itu menyulitkan tim lain karena dengan mudahnya mereka bisa memonopoli semuanya," tambah juru taktik asal Argentina tersebut.


1. Sengit Sejak Dulu

Ilisutrasi panasnya Le Classique antara Marseille vs PSG

Sebelum kedatangan QSI sekalipun Les Classique sebenarnya sudah sangat panas. Derby ini seakan simbol perlawanan warga Prancis melawan orang-orang dari ibukota, Paris, yang sombong.

Tidak heran jika seringkali kartu kuning dan merah bertebaran kala Marseille dan PSG bertemu. Pada 13 September 2020 lalu wasit bahkan sampai harus mengeluarkan lima pemain sekaligus kala Marseille mampu mencuri kemenangan 0-1 di Parc des Princes.

Laga tersebut jadi satu-satunya momen apik Olympique de Marseille dari enam Les Classique terakhir. Selebihnya PSG selalu bisa menang dengan agregat gol 13-3.

Paris Saint-GermainLigue 1 PrancisOlympique MarseilleJorge SampaoliMarseilleBola Internasional

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom