x

Evolusi Cristiano Ronaldo, dari Tukang Pamer Skill hingga Jadi Predator

Jumat, 10 September 2021 10:30 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Cristiano Ronaldo ketika masih membela Manchester United.

INDOSPORT.COM – Ada yang berbeda dari kepulangan Cristiano Ronaldo ke Manchester United di mana ia kembali sebagai mesin gol, alih-alih winger dengan dribel yang memanjakan mata seperti periode pertamanya bersama Setan Merah.

Liga Inggris 2021-2022 pekan ke-4 sangat dinantikan oleh pecinta sepak bola di seluruh dunia. Pasalnya, di pekan ini para penikmat si kulit bundar bisa menyaksikan debut Cristiano Ronaldo bersama Manchester United.

Ronaldo bergabung Man United di detik-detik akhir penutupan bursa transfer musim panas 2021 setelah melewati serangkaian drama pelik.

Baca Juga
Baca Juga

Setelah dipastikan bertahan, Juventus memilih melepas Ronaldo. Dalam waktu singkat, pemain berusia 36 tahun ini pun harus mencari klub baru.

Manchester City sebelumnya terus dikaitkan dengan Cristiano Ronaldo. Namun, Manchester United datang di menit-menit terakhir untuk menikung rivalnya tersebut.

Tepat saat Deadline Day, Ronaldo pun sah kembali ke pelukan Man United dengan kontrak berdurasi dua tahun dan opsi perpanjangan satu tahun.

Baca Juga
Baca Juga

Kembalinya Ronaldo diyakini akan menambah semarak Liga Inggris sebagai kompetisi terpopuler di dunia sepak bola saat ini.

Namun, kepulangan Ronaldo ke Old Trafford kali ini akan sedikit berbeda dari periode pertamanya bersama Man United kala dirinya masih muda.

Pasalnya, Cristiano Ronaldo telah berevolusi dari winger yang hobi dribel dan menjadi predator di kotak 16 lawan. Akankah menguntungkan Manchester United?


1. Evolusi Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo saat masih berseragam Manchester United

Evolusi permainan Cristiano Ronaldo yang kini berusia 36 tahun sendiri terbagi dalam empat fase sejak dirinya debut hingga kembali ke Manchester United

Jika dirinci lebih lanjut, maka empat fase tersebut terlihat dari daftar di bawah ini:

Di musim-musim pertamanya bersama Man United, Ronaldo merupakan sosok winger murni berbakat yang andal dalam olah bola.

Terlihat dalam permainannya, Ronaldo kerap melakukan gerakan Step Over yang menjadi ciri khasnya dalam mengelabui bek lawan.

Sayangnya, pamer skill ini tak dibarengi dengan hasil akhir mumpuni. Kendati mampu menciptakan 9 assist di musim pertamanya, tetap saja Ronaldo kerap dikatakan sebagai tukang pamer skill ketimbang bermain untuk tim.

“Masalah utama Ronaldo adalah hasil akhir (End Product). Dia punya trik-trik menawan, kami tahu itu, tapi itu tak berarti apa-apa jika tanpa hasil akhir,” tutur Alan Hansen, Pundit BBC sekaligus mantan pemain Liverpool kala itu.

Cristiano Ronaldo dan Roy Keane saat membela Manchester United

Ucapan Alan Hansen ini memang jitu. Di dua musim perdananya, Ronaldo hanya mampu mencetak 15 gol dari 90 laga.

Kebolehannya dalam olah bola terlihat menonjol di mana Ronaldo rata-rata mencatatkan 10 dribel per 90 menit yang membuat kritikan mengalir kepadanya sebagai tukang pamer.

Memasuki musim 2005-2006, terdapat perbedaan para permainan Cristiano Ronaldo di Man United. Perbedaan ini hadir seiring perginya penyerang tajam Setan Merah.

Sir Alex Ferguson mempercayakan tampuk serangan Man United kepada Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney dengan melepas Ruud van Nistelrooy, bomber gaek yang telah mencetak 150 gol untuk Setan Merah.

Rooney yang bertipikal sebagai Second Striker pun memberi ruang kepada Ronaldo untuk mengeksplorasi lini depan sebagai mesin gol.

Di fase ini, Ronaldo menanggalkan status tukang pamer skill di mana rataan dribelnya menurun dari 10 dribel per laga sejak musim 2003-2004, menjadi 9,8 dribel per laga di musim 2005-2006 dan 6,1 dribel per laga di musim 2006-07.

Aksi Cristiano Ronaldo dalam pertandingan Liga Champions antara Manchester United vs Sporting CP, 27 November 2007.

Hal ini berimbas pada jumlah golnya yang meningkat. Dari yang sebelumnya 15 gol per 90 laga menjadi 23 gol hanya dalam satu musim 2006-2007.

Di fase ini, usia Ronaldo telah 22 tahun. Ia tak lagi menjadi tukang pamer skill dan mulai banyak mengambil tembakan.

Torehan itu kian meningkat di musim 2007-2008 dan 2008-2009. Dalam dua musim ini, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya bersama Man United.

Dalam dua musim tersebut, ia mampu menorehkan 68 gol dari 102 pertandingan. Tak heran jika pada 2008 ia terpilih sebagai pemain terbaik FIFA di usia yang baru 23 tahun.

Di Man United, Cristiano Ronaldo baru menjadi anak muda yang tengah meraba-raba permainannya. Meski demikian, catatan itu membawanya memecahkan rekor transfer kala diboyong Real Madrid.

Siapa sangka, di Spanyol evolusinya dimulai hingga menjadi mesin gol seperti saat ini. Evolusi ini sendiri terjadi seiring pergantian pelatih dari Manuel Pellegrini ke Jose Mourinho.

Di musim pertamanya di Real Madrid, Ronaldo mencatatkan 6,52 dribel per laga. Catatan ini dibarengi dengan 33 gol di musim pertamanya dan 72 sentuhan di kancah liga.

Hadirnya para pemain kreatif seperti Angel Di Maria dan Mesut Ozil membuat Ronaldo pun beralih dari perannya sebagai winger murni menjadi penyerang murni.

Di fase ini, Ronaldo tak lagi menjadi kreator dan winger konvensional. Justru ia menjadi predator dan lebih banyak bergerak di kotak lawan.

Hal ini terlihat dari sentuhannya terhadap bola. Di arahan Mourinho, Ronaldo rata-rata memiliki 58 sentuhan yang lambat laun berkurang sejak pergantian pelatih.

Hingga di musim terakhirnya bersama Real Madrid, Ronaldo hanya mencatatkan 46 sentuhan per laga.

Kecilnya rata-rata sentuhan ini pun dibarengi dengan torehan golnya yang meningkat tajam dengan rata-rata 50 gol per musimnya untuk Real Madrid.

Usia dan cedera yang pernah dialami Ronaldo membuatnya harus puas beralih gaya bermain dari yang sebelumnya hobi dribel menjadi mesin gol murni.

Dalam debutnya bersama Man United nanti, Anda tak perlu mengharapkan Ronaldo pamer skill seperti saat pertama berseragam Setan Merah.

Karena di fase saat ini, ia telah menjelma sebagai penyerang murni, pemain bernomor 9 yang lebih banyak bergerak di kotak lawan.

Ada sesi seremoni untuk Cristiano Ronaldo jelang laga Juventus vs Cagliari.

Perubahan ini terlihat di Juventus dan tim nasional Portugal di mana Ronaldo lebih banyak berperan sebagai striker tengah ketimbang menjadi Inverted Winger.

Tak ada lagi Step Over, umpan kunci, assist atau umpan silang yang akan ditunjukkan Ronaldo di periode keduanya bersama Man United.

Namun, kehadirannya akan memberi dampak terhadap jumlah gol Man United nantinya. Karena saat ini, Ronaldo adalah penyerang murni, bukan winger seperti yang dikenal banyak orang.

Real MadridManchester UnitedCristiano RonaldoJuventusIn Depth SportsSepak Bola

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom