x

Analisis Taktik Liverpool vs Real Madrid: Kemandulan Akut Stadium 4

Kamis, 15 April 2021 09:55 WIB
Editor: Coro Mountana

INDOSPORT.COM - Liverpool pada akhirnya gagal comeback atas Real Madrid di Liga Champions, sebenarnya apa yang salah? Kami mencoba mengulasnya di analisis taktik berikut ini.

Bertanding di Anfield, Liverpool menghadapi partai hidup mati melawan Real Madrid. Menjadi laga hidup mati karena Liverpool sedang tertinggal 1-3 di leg pertama saat bertandang ke markas Real Madrid.

Itu artinya, Liverpool membutuhkan kemenangan 2-0 guna melangkah lebih jauh ke semifinal Liga Champions. Sayang seribu sayang, Liverpool rupanya tidak mampu mengalahkan Real Madrid di kandang sendiri.

Baca Juga
Baca Juga

Padahal sepanjang pertandingan, Liverpool sudah menguasai jalannya pertandingan dan mengurung Real Madrid. Dalam statistik, ball possession sudah mencapai 57%, total shots hingga 15 kali dan sepak pojok di angka 11.

Tapi sayang itu hanya angka di atas kertas saja, karena tidak ada satu pun upaya Liverpool yang membuahkan gol ke gawang Real Madrid. Di sisi lain, Real Madrid memang bertahan total sembari mengincar serangan balik cepat.

Justru Real Madrid yang memiliki serangan lebih bahaya dengan sepakan Karim Benzema sempat mengenai tiang gawang. Hasil akhir pun 0-0, Real Madrid lolos ke babak semifinal Liga Champions untuk menantang Chelsea.

Baca Juga
Baca Juga

Sebenarnya apa yang salah dengan Liverpool hingga gagal mengalahkan Real Madrid meski sudah mendapat banya peluang. Kami menduga ini ada hubungannya dengan kemandulan Liverpool yang sudah sangat akut hingga stadium 4, berikut penjelasan lengkapnya.


1. Kemandulan Liverpool Sudah Akut Hingga Stadium 4

Pemain Liverpool, Roberto Firmino mendapat hadangan dari pemain Real Madrid, Casemiro di laga Liverpool vs Real Madrid pada Liga Champions.

Bahkan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp saja mengakui kalau ada masalah di penyelesaian akhir para striker. Padahal secara permaianan hingga menciptakan peluang, Liverpool sudah cukup baik dalam melawan Real Madrid.

“Bagaimana saya harus mengatakannya, malam ini bila saja kami bisa mencetak gol cepat maka laga ini bakal jadi berbeda,” begitu alasan Klopp ketika ditanya mengapa Liverpool gagal kalahkan Real Madrid kepada BT Sport.

“Kita semua tahu berapa kali Mo Salah bisa selesaikan peluang seperti itu, bahkan dengan mata tertutup. Namun kali ini tidak,” lanjutnya.

Jika merujuk pada pertandingan, sebenarnya Liverpool sadar ada satu sektor yang bisa jadi titik lemah Real Madrid yaitu bek kanan. Federico Valverde yang dini hari tadi bermain sebagai bek kanan, tampak canggung karena itu bukan posisi naturalnya.

Alhasil merujuk juga pada pernyataan Klopp, Liverpool sebenarnya mendapat kesempatan berharga untuk mencetak gol cepat memanfaatkan titik lemah Real Madrid. Sayang penyelesaian Salah (sudah one on one) sangat buruk karena tepat di kaki kiper Thibaut Courtois.

Selepas itu, Valverde sudah bisa mengikuti irama pertandingan sehingga serangan Liverpool dari sisi kiri menjadi tak efektif lagi. Sebenarnya, Salah dan Wijnaldum masih mendapat kesempatan untuk melakukan tembakan, tapi akurasi sangat buruk sehingga melebar.

Praktis Courtois di laga tadi tak terlalu berkeringat, kecuali saat ia harus terbang menghentikan tembakan jarak jauh James Milner. Secara keseluruhan Liverpool memang mendapat banyak peluang, tapi finishing touch yang sangat buruk menjadi penyebab Real Madrid lolos.

Sebenarnya permasalahan kemandulan para striker Liverpool sudah menjadi masalah besar sejak awal tahun. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Liverpool selalu kalah dalam 6 laga kandang di Liga Inggris dengan catatan hanya bisa cetak 1 gol, itupun lewat penalti.

Entah apa yang terjadi, tapi sangat jelas kalau trio Roberto Firmino, Mohamed Salah dan Sadio Mane bukanlah striker mematikan yang kita kenal seperti tahun lalu. Jika tahun lalu, kita bisa melihat trio striker ini mampu mencetak gol dari sudut apapun.

Bahkan Firmino berkali-kali melakukan aksi no look goal, tapi sekarang, peluang one on one pun belum tentu menjadi gol. Kemandulan yang sudah akut ini pun sepertinya sudah mencapai stadium 4 di mana sudah sangat menahun dan sulit disembuhkan.

Satu hal yang jelas Jurgen Klopp bukanlah dokter atau pesulap, tugasnya hanya membuat Liverpool mendapat banyak peluang untuk mencetak gol. Bukan salah Klopp kalau trio Firmansah menjadi mandul seperti sekarang.

Soalnya bukan Klopp yang menembak ke gawang lawan tapi trio Firmansah itu sendiri. Berkaca pada peforma tahun ini hingga menyebabkan Liverpool tersingkir dari Liga Champions, sepertinya Klopp perlu memikirkan secara matang untuk membubarkan trio Firmansah.

Real MadridLiverpoolLiga ChampionsMohamed SalahJurgen KloppIn Depth SportsFeature

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom