Satu Dekade Silam: Huru-hara Liverpool Saat Deadline Bursa Transfer
INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Liverpool, pernah kelimpungan jelang penutupan bursa transfer pemain Januari 2011 yang melibatkan Fernando Torres, Luis Suarez, dan Andy Carroll.
Sebagai pengingat, pergerakan Liverpool jelang deadline day satu dekade silam sempat membuat para penggemar cemas setengah mati. Para pandit dan pers juga cukup sibuk meng-update situasi yang terjadi.
Situs resmi klub nyaris down, publik pun tidak berhenti membicarakan apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 24 jam ke depan, dan mengapa Fernando Torres sangat ngebet ingin segera pindah ke Chelsea.
Dramatis, mungkin salah satu kata yang tepat menggambarkan deadline day bursa transfer pemain Januari 2011 di kubu Liverpool, yang sudah terlebih dahulu mendatangkan Luis Suarez dari Ajax Amsterdam.
Sayangnya, kedatangan Suarez yang harusnya bisa jadi suntikan hebat di lini serang bersamaTorres ternyata tidak berjalan sesuai rencana. Chelsea yang sempat meminang El Nino saat musim panas sebelumnya kembali beraksi.
Kali ini mereka sukses. Kabar merapatnya Torres ke kubu The Blues jelas sangat disesali para penggemar The Reds bahkan sesama rekan setimnya. Jay Spearing pun secara terang-terangan menyebut kawannya itu sudah berubah.
Ia mencium beberapa perubahan yang cukup signifikan dari Torres, termasuk bahasa tubuh, suasana hati, dan juga kondisi fisiknya. Menurut Spearing, El Nino jadi lebih pendiam dari sebelumnya, seolah ada beban dan pikiran berat yang menggelayutinya.
Tentu setiap orang di Liverpool tidak ingin ia hengkang. Oleh karena itu, kesepakatan yang terjalin jelang penutupan bursa transfer pemain pun jadi sasaran empuk kemarahan para suporter Liverpool yang merasa sakit hati.
Akan tetapi, tentu Torres punya alasannya sendiri untuk pergi, apalagi mengingat situasi klub yang sedang tidak stabil kala itu. Ia merasa Liverpool akan butuh waktu lama untuk menemukan pijakannya lagi.
“Saya meninggalkan rumah untuk memenangkan trofi. Ada banyak kebohongan dari pemilik Liverpool dan saya harus mencari jalan saya sendiri,” kata Torres, seperti pernah diwartakan laman Goal Internasional.
Tentu kepindahan Fernando Torres dan kedatangan Luis Suarez hanya dua dari tiga kejadian hectic di deadline bursa transfer Liverpool Januari 2011. Masih ada nama lain yang harus diseret-seret, yakni Andy Carroll.
1. Andy Carroll yang Kemahalan
Ketika Fernando Torres pergi dan Luis Suarez datang, sebuah hal besar juga terjadi di kubu Newcastle United. Andy Carroll, sang pengganti El Nino, tidak pernah menyangka ia akan ikut memeriahkan deadline bursa transfer Liverpool.
Pada saat itu, ia juga tidak mengarapkan kepindahan ke klub mana pun lantaran belum lama mengikat kontrak baru bersama The Magpies. Di samping itu, ia juga sedang cedera.
Namun tanpa diduga-duga, Carroll malah jadi pilihan buru-buru Liverpool jelang penutupan bursa transfer. Awalnya, ada sejumlah target seperti Nicolas Anelka dan Mario Gomez, tapi kesepakatan dengan mereka tidak pernah terjalin.
Andy Carroll sebelumnya memang masuk daftar yang mungkin akan didatangkan Liverpool. Akan tetapi, Newcastle United justru berubah pikiran ketika mereka mengetahui jumlah uang yang didapat The Reds dari penjualan Fernando Torres.
Alhasil, klub pemilik Carroll pun menaikkan harga pemainnya, hingga membuat Liverpool yang saat itu diwakili Damien Comolli pusing setengah mati. Ada kenaikan sekitar lima sampai tujuh juta poundsterling.
“Kami tahu kami membayar terlalu banyak, tapi kami juga dapat jumlah yang lumayan dari penjualan Torres. Chelsea juga overpaying (saat membeli Torres),” ujar Comolli ketika disinggung soal harga selangit Carroll.
Sementara itu, Carroll yang bisa dibilang salah satu ‘korban’ dalam urusan transfer ini, mengaku kaget ketika ia tahu mengenai kepindahan ke Liverpool. Ia sudah telanjur membeli rumah dan bahkan mengadopsi kucing yang akan menemaninya hidup di Tyneside.
Namun ia tidak pernah kembali ke huniannya tersebut dan si kucing pada akhirnya dirawat oleh saudaranya. Sementara itu, ia segera dibawa menggunakan helikopter sambil bertanya-tanya tentang klub barunya.
“Saya tahu Stevie G (Gerrard), Carragher, lalu siapa lagi? Agen saya waktu itu bilang bahwa saya bisa membuka Google dan mencari tahu siapa saja rekan-rekan setim saya,” ujar Carroll.
Sayangnya, seperti awal kisah Andy Carroll bersama Liverpool yang dipenuhi kekonyolan, kelanjutan kariernya di klub Merseyside tersebut juga tidak berjalan lancar. Namanya pun tenggelam meski sudah dibeli mahal-mahal.