Menghitung Hari Zinedine Zidane Menuju Gerbang Pemecatan Real Madrid
INDOSPORT.COM - Kekacauan di awal musim ini membuat Zinedine Zidane seperti mulai menghitung hari berjalan menuju gerbang pemecatan Real Madrid.
Kekalahan memalukan dari Shakhtar Donetsk seakan membuka tabir betapa buruknya permainan Real Madrid musim ini. Bukan soal menang kalahnya, tetapi secara permainan Real Madrid memang sangat memalukan saat dihajar oleh Shakhtar Donetsk.
Ketidakhadiran Sergio Ramos sebagai jenderal di lini belakang membuat pertahanan Real Madrid tampil gamang. Buruknya koordinasi lini pertahanan Real madrid membuat Shakhtar Donetsk leluasa mengacak-acaknya.
Padahal di sana ada Raphael Varane yang seharusnya bisa menjadi pengganti Ramos. Pengalamannya bersama Real Madrid dan status juara dunia dengan Prancis ternyata tak cukup membuat Varane bisa memikul tanggung jawab Ramos.
Tak hanya pertahanan, di sektor serang pun ketergantungan terhadap Karim Benzema sangatlah terasa. Begitu Benzema buntu, Real Madrid seolah seperti macan ompong, bisa memberikan ancaman tetapi mandul dalam eksekusi.
Hal itulah yang pada akhirnya membuat Real Madrid takluk dari Shakhtar sekaligus menyeret mereka pada kemungkinan gagal lolos Liga Champions. Pasalnya. Real Madrid wajib menang agar bisa memastikan diri lolos 16 besar Liga Champions.
Terbukanya kemungkinan Real Madrid gagal lolos 16 besar Liga Champions membuat posisi Zinedine Zidane berada di ujung tanduk. Di LaLiga Spanyol pun Real Madrid masih inkonsisten sehingga untuk sementara harus terlempar dari 3 besar.
Situasi kacau yang melanda Real Madrid di awal musim pun membuat Zidane dalam posisi bahaya. Melansir Sportlens, Zidane pun dihadapkan misi untuk sapu bersih di 4 laga Real Madrid berikutnya dengan kemenangan jika masih ingin melatih Real Madrid.
Jadi Zidane harus menang di laga penentuan Liga Champions lawan Borussia Monchengladbach. Sedangkan di LaLiga Spanyol, Real Madrid wajib menang atas Sevilla, Atletico Madrid dan Athletic Bilbao.
Andai Real Madrid mengecewakan lagi, sepertinya Zidane akan segera diantar menuju gerbang pemecatan. Tak pelak ini menjadi menghitung hari bagi Zidane, padahal ia adalah pahlawan Real Madrid saat bisa hattrick juara Liga Champions, mengapa ini bisa terjadi?
1. Regenerasi Sangat Terlambat
Zinedine Zidane dianggap sebagai dewa di Real Madrid karena berhasil hattrick juara Liga Champions. Sebuah pencapaian yang belum bisa dipecahkan siapapun di era milenial.
Namun, kepergian Cristiano Ronaldo rupanya menjadi awal bencana bagi Real Madrid dan Zidane. Pelatih berkepala plontos itu sadar Real Madrid perlu melakukan regenerasi dan mencari pengganti Ronaldo dengan cepat.
Sayang itu semua sudah terlambat, Ronaldo sudah terlanjur pergi dan skuad juara 3 kali Liga Champions mulai termakan usia dengan tanda peforma menurun. Julen Lupotegui pun didatangkan agar bisa melakukan perubahan.
Sayang ia membuat Real Madrid jadi seperti krisis identitas sehingga membuat Zidane pulang lagi guna menyelamatkan puing-puing kesuksesannya. Memang Real Madrid saat ini cukup banyak dipenuhi pemain tua.
Dibanding Barcelona (25,4 umur), rata-rata umur skuad Real Madrid jauh lebih tua (27,3 tahun). Para pemain pilar seperti Karim Benzema, Sergio Ramos, Toni Kroos, Casemiro, dan Luka Modric seperti masih dipaksakan untuk terus bermain.
Akibatnya, Real Madrid jadi seperti alami ketergantungan pada para alumni juara 3 kali Liga Champions. Sebenarnya jika telisik lebih dalam, Zidane sudah berusaha melakukan regenerasi dengan mengganti Marcelo dan Dani Carvajal.
Sayangnya itu belum cukup dan tetap terlambat jika mengacu tim lain yang sudah melakukan regenerasi jauh-jauh hari. Sejatinya masalah mencari pemain baru itu bisa diatasi di bursa transfer, sayang kebijakan yang diambil kurang bijak.
Real Madrid seperti lebih fokus mencari bibit baru yang bisa menjadi Cristiano Ronaldo baru, makanya banyak sekali pemain sayap asal Brasil yang didatangkan. Sebut saja Rodrygo Goes dan Vinicius Junior yang membuat sisi sayap Real Madrid jadi surplus.
Korbannya, Lucas Vazquez jadi harus mundur sebagai bek kanan, sedangkan Brahim Diaz diizinkan pergi ke AC Milan. Apa boleh dikata, semua sudah terlanjur dan Zidane harus memaksimalkan materi tim yang ada saat ini.
Melihat 4 lawan yang akan jadi penentu nasibnya, Zidane patut waspada karena semuanya itu berat dan berpotensi menyulitkan Real Madrid. Bisa jadi ini adalah ujian terberat Zidane, jika ia gagal memuaskan Real Madrid, maka pemecatan pun sepertinya bakal tinggal menghitung hari saja.