x

Tiga atau Empat Bek? Tentukan Pilihanmu Sekarang, Arteta!

Sabtu, 21 November 2020 10:32 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Mikel Arteta,pelatih Arsenal.

INDOSPORT.COM – Harapan besar menaungi Mikel Arteta saat pertama kali ditunjuk menjadi pelatih Arsenal. Namun, hampir satu tahun menangani The Gunners, pria asal Spanyol ini nampaknya belum menemukan taktik yang tepat untuk timnya.

Perjudian diambil oleh manajemen Arsenal pada Desember 2019 silam. Petinggi The Gunners yang barus saja memecat Unai Emery memilih menunjuk pelatih non pengalaman seperti Arteta.

Di dunia kepelatihan, Arteta tak memiliki catatan apapun. Ia lebih dikenal sebagai tangan kanan Pep Guardiola di Manchester City.

Arteta hanya menjalani dunia kepelatihan sebagai asisten pelatih Guardiola. Hanya menjadi tangan kanan membuat dirinya jarang tersorot karena gemerlapnya prestasi seniornya tersebut sejak datang ke Inggris pada 2016 silam.

Baca Juga
Baca Juga

Meski begitu, menjadi asisten dari pelatih sekaliber Guardiola bukanlah hal yang buruk. Sebab, Arteta bisa langsung belajar dari sisinya dan mendalami filosofi serta taktik.

Usai kurang lebih tiga tahun menjadi tangan kanan Guardiola, Arteta mengambil keputusan untuk berpisah. Keputusan ini muncul seiring dengan kedatangan Arsenal yang menawarinya pekerjaan sebagai pelatih.

Tawaran ini tak hanya batu loncatan, melainkan juga jalan keluar untuk lepas dari bayang-bayang Guardiola. Mungkin Arteta berpikir, sudah waktunya ia menerapkan ilmu yang ia dapat di kehidupan nyata.

Desember 2019 menjadi bulan penuh sejarah untuknya. Untuk pertama kalinya, ia menjabat sebagai pelatih kepala di tim yang pernah ia bela, yakni Arsenal.

Perjalanan Arteta di awal pun tak terkesan mulus. Carut marut yang ditinggalkan Emery di Arsenal membuatnya kesulitan  menerapkan ilmu yang ia dapat.

Baca Juga
Baca Juga

Pelan tapi pasti, Mikel Arteta mampu membuat Arsenal tampil konsisten dan meraih beragam hasil maksimal. Gelar Piala FA 2019/20 menjadi bukti bahwa dirinya berhasil menerapkan taktiknya bersama The Gunners dalam jangka waktu lebih dari setengah tahun.

Keberhasilan menjuarai Piala FA ini pun berlanjut dengan keberhasilan menahan imbang Liverpool dan berujung gelar Community Shield. Prestasi ini lantas memberi keyakinan kepada pendukung Arsenal bahwa musim 2020/21 jadi waktu yang tepat untuk The Gunners kembali ke papan atas.

Di pekan awal Liga Inggris 2020/21, Arsenal dan Arteta nampak berada dalam bulan madunya. Kemenangan mutlak atas Fulham di pekan perdana mempertahankan keyakinan bahwa memang The Gunners akan kembali ke papan atas.

Namun harapan tak seindah kenyataan. Usai kemenangan mutlak atas Fulham, Arsenal malah terbilang inkonsisten. Tak hanya dari segi permainan, namun juga dari segi hasil.


1. Formasi Seperti Apa yang Ingin Kau Terapkan, Arteta?

Mikel Arteta harus mulai mematenkan formasi yang tepat demi kebaikan Arsenal di Liga Inggris.

Hingga pekan ke-8 Liga Inggris 2020/21, Arsenal baru mengkoleksi empat kemenangan dan empat kali hasil imbang. Inkonsistensi ini pun disertai dengan fakta mengejutkan lainnya.

Hingga pekan ke-8, Arsenal baru mencetak sembilan gol dan kebobolan 10 gol. Catatan yang jauh dari kata apik karena The Gunners nyatanya tak tajam dalam menyerang dan tak tangguh dalam bertahan.

Inkonsistensi hasil yang didapatkan Arsenal sendiri tak lepas dari penerapan taktik dan formasi Arteta. Hingga pekan ke-8 Liga Inggris, pelatih berusia 38 tahun ini lebih sering menerapkan formasi 3-4-3. Formasi ini sejatinya terhitung sulit ditumbangkan lawan-lawan The Gunners.

Bahkan formasi ini mampu mengantarkan Arsenal meraih hasil apik kala melawan tim-tim besar seperti Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Chelsea.

Akan tetapi, formasi ini kerap menjadi bumerang bagi Arsenal saat berhadapan dengan tim-tim yang di atas kertas bisa dikalahkan seperti Leicester City dan Aston Villa.

Kekalahan atas Aston Villa di kandang seakan menjadi tamparan keras untuk Arteta. Penggunaan 3-4-3 yang mengandalkan pola defensif dan serangan balik cepat tak pantas diterapkan untuk melawan tim-tim yang bisa dengan mudah dikalahkan.

Sebagai perbandingan, Arteta pernah menjajal formasi 4-2-3-1 dan 4-3-3. Hasilnya? Arsenal hanya menelan satu kekalahan saja. Itu pun dari Liverpool.

Kenyataan tersebut pun membuat legenda Arsenal sekelas Tony Adams meminta Arteta untuk menggunakan formasi empat bek ketimbang tiga bek. Apalagi dengan datangnya amunisi baru di lini belakang sekelas Gabriel Magalhaes dan di lini tengah sekelas Thomas Partey.

“Saya pikir ini waktunya untuk (menggunakan) empat bek. Saya sudah katakan sejak awal musim. Itu (formasi tiga bek) membawamu meraih piala. (Tapi) itu tak memberimu gelar liga jika dia (Arteta) ingin membangun skuat untuk masa depan,” tutur Tony Adams dikutip dari Sky Sports.

Namun penerapan taktik ini kembali lagi kepada keinginan Arteta sendiri. Jika ingin lebih pragmatis, ia bisa saja terus menggunakan 3-4-3 dan bermain secara defensif dengan sesekali melancarkan serangan balik. Toh, orientasinya akan berujung pada hasil yang diraih timnya.

Tapi, jika Mikel Arteta ingin menerapkan ball possesion dan membangun dinastinya di Arsenal, ada baiknya ia mulai mendengarkan perkataan Tony Adams untuk melirik formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3. Tentu perkataan Tony Adams tak lepas dari mewahnya lini tengah dan lini serang Arsenal saat ini

ArsenalMikel ArtetaTony AdamsIn Depth SportsLiga InggrisUlasan TaktikSepak Bola

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom