Giovanni Trapattoni dan Marcello Lippi, Kisah 2 Pelatih Berambut Putih
INDOSPORT.COM - Sama-sama sukses melatih klub besar Serie A Italia dan melatih Timnas Italia, kisah perjalan Giovanni Trapattoni dan Marcello Lippi pun menjadi menarik untuk disimak.
Italia tak pernah kehabisan pelatih-pelatih hebat. Saat ini kita mengenal pelatih Italia seperti Carlo Ancelotti, Roberto Mancini, Antonio Conte, Massimiliano Allegri, sampai Maurizio Sarri.
Sementara di masa silam, kita mengenal tiga pelatih Italia yang juga pernah meraih kesuksesan besar. Mereka adalah Giovanni Trapattoni, Marcello Lippi, dan Fabio Capello.
Dari kedua nama ini, kisah Trapattoni dan Lippi adalah yang paling menarik. Keduanya memiliki banyak kesamaan sekaligus persaingan tersirat.
Baik Giovanni Trapattoni maupun Marcello Lippi adalah sama-sama mantan pemain. Bedanya, Trapattoni jauh lebih sukses. Selama 12 musim di AC Milan, Trapattoni menjadi idola, legenda, dan meraih banyak trofi.
Sementara itu, Marcello Lippi menjadi kapten Sampdoria yang ia bela selama 10 musim. Bersama Sampdoria, ia harus merasakan naik turun kasta.
Meski saat menjadi pemain mereka beda nasib, namun saat menjadi pelatih keduanya memiliki banyak kesamaan. Pertama, Trapattoni dan Lippi sama-sama sukses bersama Juventus di dua era.
Kedua, Trapattoni dan Lippi adalah pelatih yang identik dengan rambut putih. Rambut putih mereka pun melegenda di era 90-an dan 2000-an.
Ada hubungan yang menarik antarkeduanya. Bisa dibilang, Marcello Lippi merupakan penerus 'spiritual' dari Giovanni Trapattoni.
Banyak langkah kepelatihan Trapattoni yang diikuti oleh Lippi. Semisal, melatih Juventus dan Inter Milan.
Akhirnya, sejarah sepak bola Italia dan dunia pun membanding-bandingkannya. Lalu, bagaimana perbandingan kesukesan dan kisah antarkeduanya sebagai pelatih Italia yang sama-sama berambut putih ini?
1. Kisah 2 Pelatih Berambut Putih
Giovanni Trapattoni atau biasa disapa Mr. Trap, memulai karier kepelatihan dengan menangani klub AC Milan. Namun, ia justru meraih kesuksesan saat membesut Juventus.
Mr. Trap telah mempersembahkan 7 gelar scudetto, 2 Coppa Italia, 2 Piala UEFA, 1 Piala Champions (Liga Champions), 1 Piala Super Eropa, dan 1 Piala Interkontinental.
Sementara itu, Marcello Lippi juga tak mau kalah dengan mempersembahkan 5 Scudetto, 1 Coppa Italia, 1 Liga Champions, 1 Piala Interkontinental, dan 4 Piala Super Italia.
Prestasi kedua pelatih legendaris berambut putih ini sama-sama diraih dalam dua periode. Namun, ada yang menarik dari karier kepelatihan keduanya.
Meski meraih trofi lebih 'sedikit' dari Mr. Trap, namun Lippi meraihnya hanya dengan waktu kurang lebih setengah saja dari masa bakti Trapattoni di Juventus.
Trapattoni meraih semua prestasinya itu selama 13 musim bersama Juventus. Sementara Marcello Lippi meraihnya selama 8 musim saja.
Meski begitu, secara keseluruhan, Giovanni Trapattoni memiliki karier klub yang lebih hebat dari Marcello Lippi. Ia sudah memulainya dari AC Milan yang dilanjutkan ke Juventus.
Trapattoni juga tercatat pernah membawa Bayern Munchen menjuarai Bundesliga. Hebatnya lagi, Mr. Trap pernah mempersembahkan scudetto untuk Inter Milan, yakni pada musim 1989-1990 kala Inter diperkuat Lothar Matthaus dan trio Jermannya.
Sementara Lippi hanya meraih sukses bersama Juventus saja, meski ia juga mengikuti jejak Lippi dengan menangani Inter Milan selama dua musim (1999-2001). Di Inter, ia gagal mempersembahkan scudetto.
Kesukesan di level klub tentu saja tak disia-siakan oleh FIGC. Keduanya juga pernah sama-sama menangani Iimnas Italia.
Giovanni Trapattoni membesut Timnas Azzurri dari tahun 2000-2004. Sayang, perolehan Mr. Trap di level tim nasional kurang mujur.
Mereka tersingkir secara tragis oleh tuan rumah Korea Selatan di babak 16 besar Piala Dunia 2002. Sementara di Euro 2004, Italia juga gagal menembus semifinal.
Setelah Mr. Trap tak lagi menangani Gli Azzurri, Marcello Lippi pun datang menggantikan. Seakan-akan Lippi sudah ditakdirkan untuk melanjutkan tongkat kepelatihan Trapattoni.
Saat Marcello Lippi menangani tim nasional, sejarah besar pun tercipta. Di bawah asuhan Lippi, Timnas Italia yang diperkuat bintang-bintang legendaris Serie A sukses menjuarai Piala Dunia 2006.
Kesuksesan besar ini pun seketika melambungkan nama Lippi di atas pelatih-pelatih lain di masa lalu maupun di angkatannya, termasuk Trapattoni.
Jika Trapattoni meraih kesuksesan saat menjadi pemain dan lebih banyak mengoleksi trofi saat menjadi pelatih dari Lippi, maka Lippi pernah mempersembahkan trofi Piala Dunia untuk negaranya.
Meski begitu, keduanya tetaplah dikenang sebagai pelatih legendaris dan tersukses di Italia bersama-sama dengan Fabio Capello. Pencinta Liga Italia tentu tak akan lupa dengan siulan-siulan ala Mr. Trap dari tepi lapangan dan gaya kalem sambil menghisap cerutu dari Marcelo Lippi.
Warisan keduanya kini ini tengah coba diikuti oleh pelatih-pelatih muda Italia di Serie A seperti Antonio Conte, Massimiliano Allegri, Roberto Mancini, Carlo Ancelotti, Gennaro Gattuso, sampai Simone Inzaghi.