Masalah Manchester United Sudah Kronis Sejak Sebelum Liga Dimulai
INDOSPORT.COM - Sejumlah permasalah pelik sudah menaungi Manchester United sejak sebelum musim 2019-2020 dimulai yang berimbas pada performa klub saat ini.
Awan gelap tengah menaungi klub Manchester United. Raksasa Inggris itu tengah dalam salah satu titik terendah dalam sejarah klub.
Kekalahan 1-0 atas Newcastle United pada Minggu (06/10/19) memperpanjang rekor tak pernah menang mereka di 8 laga tandang beruntun Liga Inggris sekaligus menenggelamkan klub di posisi 12 klasemen.
Dari 8 laga, Man United cuma meraih 9 poin hasil 2 kali menang, 3 seri, dan 3 kalah. Ini adalah raihan poin terendah mereka dari 8 pertandingan awal liga sejak musim 1989-1990.
Kejatuhan Manchester United pun dinilai sudah keterlaluan bagi para fans dan publik sepak bola. Tekanan berat mengarah pada Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih.
Manchester United yang dijanjikan Ole finis di peringkat empat besar, kini harus berjuang untuk sekedar bergabung ke jajaran The Big Six.
Sudah jelas ada masalah besar di tubuh Manchester United saat ini. Bahkan, masalah itu sudah pelik sejak sebelum liga dimulai. Tak percaya?
Terlalu Pede Melepas Romelu Lukaku
Masalah besar Manchester United sudah muncul sejak klub memutuskan melepas Romelu Lukaku ke Inter Milan. Keputusan Man United melepas Lukaku menjadi masalah lantaran klub tak langsung mencari penggantinya.
Manajemen terlalu percaya diri dengan skuat yang dimiliki. Mereka seakan lupa bahwa Romelu Lukaku adalah top skor kedua klub setelah Pogba.
Pada musim 2018/19, Lukaku mencetak 12 gol untuk Setan Merah. Jumlah ini terpaut satu saja dari Pogba yang mencetak 13 gol.
Jelas saja terjadi penurunan cukup signifikan pada ketajaman lini serang Manchester United dengan perginya Lukaku.
Pada pekan ke-8 musim 2018/19 lalu, Setan Merah sudah mencetak 13 gol. Sebanyak empat dari 13 gol itu berasal dari Romelu Lukaku.
Kualitas Jesse Lingard dan Rashford yang Dipertanyakan
Jesse Lingard dan Marcus Rashford adalah pemain muda berbakat di Inggris. Namun, kualitasnya di tim Manchester United kini dipertanyakan.
Berdasarkan statistik Transfermarkt, sepanjang tahun 2019 Lingard belum sekali pun mencetak gol di kompetisi liga. Catatan terbaiknya adalah membuat satu assist.
Terakhir kali pemain Timnas Inggris ini membuat gol adalah saat menang 5-1 atas Cardiff, 22 Desember 2018 silam.
Tak heran banyak fans mengritik penampilan Lingard. Di Liga Primer musim ini pun ia tampil enam kali tanpa mencetak gol atau pun assist.
Setali tiga uang dengan Lingard, penurunan performa juga terjadi pada Rashford. Tak ada yang meragukan bakat besar Rashford.
Salah satu hal yang buat Solskjaer pede melepas Lukaku adalah keberadaan Rashford. Pemain 21 tahun ini bisa dimainkan sebagai pemain depan dan sejumlah posisi lainnya.
Namun, kenyataannya berbeda musim ini. Ketika jadi penyerang utama, Rashford tampil tumpul. Semenjak Solskjaer ambil alih pada Desember 2018, ia baru membuat sembilan gol di Liga Inggris.
Bukan soal kurangnya peluang, karena faktanya ia mengenai 82 tembakan tepat sasaran. Hanya Mohamed Salah yang melebihi jumlah tembakan itu. Namun bedanya, Salah mencetak 15 gol dalam rentang yang sama.
Rashford memiliki 20 peluang emas sejak Solskjaer memegang Manchester United. Namun, hanya enam gol yang mampu dicetaknya.
Konversi gol dari peluang emas milik Rashford hanya sebesar 30 persen, kalah dari Salah (50 persen) atau Vardy (54,17 persen). Itu artinya Man United tetap membutuhkan sosok striker murni seperti Lukaku.
1. Masalah Manchester United Sudah Pelik Sebelum Liga Dimulai
2 Masalah Paul Pogba
Paul Pogba jelas berkontribusi pada buruknya performa Manchester United. Mengapa? karena ia memiliki peran besar dalam permainan Setan Merah.
Jika Poga bagus. maka Man United bagus. Sebaliknya, jika tampil buruk, maka Man United juga ikutan buruk.
Musim lalu Pogba jadi penyelamat Man United dengan membuat 13 gol dan 9 assist. Bintang Timnas Prancis itu jadi pemain terbaik klub musim lalu.
Namun, menjelang musim 2019/20, ada dua masalah yang menggelayuti Pogba. Pertama, kondisi Pogba yang tidak kunjung bugar.
Sejak awal musim lalu, ia sebetulnya sudah menunjukkan tanda-tanda itu. Paul Pogba setidaknya dua kali mengalami cedera. Bahkan saat ditumbangkan Newcastle kemarin, ia juga tak dimainkan karena kembali cedera.
Masalah kedua yang ada pada Pogba adalah hatinya yang sudah tidak lagi di Man United. Bukan rahasia lagi jika pada musim panas lalu ia berhasrat meninggalkan Old Trafford untuk menuju Real Madrid atau pun Barcelona.
Kondisi-kondisi ini jelas mempengaruhi penampilan Pogba di lapangan. Jika pemain terbaiknya tampil buruk, jangan harap performa Manchester United ikut terkerek.
Pemanfaatan Set Piece yang Buruk
Man United adalah salah satu tim dengan reputasi memanfaatkan peluang dari set-piece yang buruk sebelum liga dimulai.
Semenjak Solskjaer mengambil alih, Setan Merah cuma mengoleksi satu assist dari set-piece. Hal seperti ini terjadi karena tidak adanya sosok pemain yang bisa melakukan set-piece dengan baik di Man United.
Solskjaer perlu melihat persoalan ini dengan serius. Sebaiknya pelatih asal Norwegia itu memberikan porsi latihan kondisi set-piece lebih sering, baik itu bagi penendang, maupun pemain yang diberi umpan.
Coba tengok Liverpool. Gol situasi bola mati The Reds di Liga Inggris sejak awal musim 2018/19 lalu mencapai 34 gol. Tak heran mereka mampu ada di jalur persaingan juara.