Hati-hati Timnas U-16! Pelatih China Pernah Bantai Juara Liga Indonesia
INDOSPORT.COM – Timnas Indonesia U-16 perlu berhati-hati dalam laga penentuan kualifikasi Piala Asia U-16 2020 karena pelatih China ternyata pernah membantai juara Liga Indonesia.
Timnas Indonesia U-16 malam nanti akan bentrok dengan China di Stadion Gelora Bung Karno guna memperebutkan status juara grup G dan lolos langsung ke Piala Asia 2020. Sejauh ini Timnas Indonesia U-16 telah tampil dengan sangat sempurna.
Marselino Ferdinan dan kawan-kawan berhasil membantai Filipina (4-0), Kepulauan Mariana Utara (15-1), dan Brunei Darussalam (8-0). Dan China akan menjadi ujian terakhir bagi skuat asuhan Bima Sakti untuk lolos ke Piala Asia U-16.
Untuk lolos, Timnas Indonesia U-16 wajib mengalahkan China atau setidaknya imbang agar bisa menjadi juara grup. Andai kalah sekalipun, Timnas Indonesia U-16 tidak boleh kalah telak guna menjaga peluang menjadi runner up terbaik dan lolos ke Piala Asia.
Namun China bukanlah lawan yang mudah, apalagi juara dua kali Piala Asia U-16 itu ditangani Antonio Puche Vicente. Siapa sangka, sosok Antonio Puche Vicente ternyata pernah menyakiti juara Liga Indonesia, bagaimana kisahnya?
1. Antonio Puche Vicente Pernah Membantai Persipura Jayapura
Lahir di Yecla, Spanyol, Antonio Puche Vicente menggeluti dunia sepak bola sebagai pemain berposisi penyerang. Sempat membela Timnas Spanyol U-20, Antonio Puche Vicente akhirnya pensiun sebagai pemain dan mulai belajar jadi pelatih pada 2004.
Sejumlah tim pernah ia besut tapi yang paling sukses adalah klub Kuwait, Al-Qadsia. Bersama Al-Qadsia, Antonio Puche Vicente berhasil menjuarai kejuaraan bergengsi, Piala AFC pada edisi 2014.
Uniknya dalam perjalanan Antonio Puche Vicente mengantarkan Al-Qadsia menjadi juara Piala AFC, mereka ternyata pernah membantai juara Liga Indonesia sebanyak 4 kali (2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013) yaitu Persipura Jayapura.
Ketika itu, Persipura Jayapura memang sedang dalam puncak peformanya sehingga mencetak sejarah dengan lolos hingga semifinal Piala AFC. Bermaterikan pemain bintang seperti Boaz Solossa, Titus Bonai, dan Robertino Pugliara, Persipura saat itu bermimpi ingin jadi juara Piala AFC.
Dan mimpi itu tampak akan terealisasikan setelah Persipura mampu menyingkirkan juara bertahan Piala AFC saat itu, Al-Kuwait dengan agregat 8-4. Namun di semifinal, Persipura sudah ditunggu oleh Al-Qadsia yang dilatih oleh Antonio Puche Vicente.
Pelatih yang saat ini menangani China U-16 itu berhasil membuat Persipura Jayapura mati kutu baik itu laga kandang maupun tandang. Al-Qadsia berhasil melaju ke final usai mengalahkan Persipura Jayapura dengan agregat 10-2.
Hasil yang sangat telak itu tak lepas dari kemenangan sangat telak, 6-0 Al-Qadsia di kandang Persipura Jayapura pada leg kedua. Al-Qadsia pun berhak menjadi juara Piala AFC usai menyudahi perlawanan Erbil di babak final.
Keberhasilan menjadi juara Piala AFC bersama Al-Qadsia tentu menjadi bukti kalau Antonio Puche Vicente bukan pelatih sembarangan. Terlebih itu dilakukan dengan membantai Persipura Jayapura yang sedang dalam kondisi puncak.
Oleh karena itu, Timnas Indonesia U-16 perlu berhati-hati dengan siasat licik dan taktik jenius dari Antonio Puche Vicente. Pengalaman buruk Persipura sebagai juara Liga Indonesia melawan Antonio Puche Vicente harusnya menjadi alarm bagi Timnas Indonesia U-16.