Mengapa Musim 2018/19 Jadi yang Terburuk Bagi Manchester United?
INDOSPORT.COM – Manchester United yang memegang status sebagai pemenang gelar Liga Primer Inggris terbanyak (20) harus menerima kenyataan kalau musim 2018/19 sebagai yang terburuk.
Sejak ditinggal pelatih legendarisnya, Sir Alex Ferguson, Manchester United terus mengalami penurunan peforma yang berdampak pada prestasi. Terlebih musim 2018/19 yang dianggap sebagai musim terburuk jika mengacu pada pencapaian para pesaing.
Semua pesaing Manchester United yang tergabung di big six Liga Primer Inggris memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan pada musim ini. Tidak seperti Manchester United yang gagal total musim ini tanpa ada pencapaian apapun.
Para pesaing Manchester United musim ini rata-rata berhasil mencapai apa yang mereka inginkan.
Mulai dari Manchester City (berpeluang juara Liga Primer Inggris), Liverpool (final Liga Champions), Chelsea (final Liga Europa), Arsenal (final Liga Europa), dan Tottenham (final Liga Champions).
Tentu menimbulkan pertanyaan mengapa Manchester United begitu terpuruk musim ini hingga tidak ada yang dibanggakan pada akhir musim ini. Berikut kami hadirkan masalah utama Manchester United musim ini yang perlu segera diselesaikan pelatih Ole Gunnar Solskjaer.
1. Pogba Jadi Benalu?
Tak bisa dipungkiri Paul Pogba memang merupakan pemain andalan Manchester United musim ini, tapi bisa dikatakan dia juga yang jadi benalu. Memang Pogba sempat bermain dengan sangat baik di awal kedatangan Ole Gunnar Solskjaer pada akhir Desember tahun lalu.
Hal itu dapat dilihat dari catatan Whoscored, di mana Pogba sempat meraih rating 10,00 dalam pertandingan melawan Bournemouth dan Huddersfield. Bahkan setelah itu, Pogba masih bisa mempertahankan peformanya dengan rating rata-rata 7,00.
Namun jika mengacu pada 7 pertandingan terakhir Manchester United di Liga Primer Inggris, Pogba hanya dua kali bermain baik dengan rating di atas 7,00. Itu artinya jelas ada penurunan peforma yang ditampilkan oleh Pogba setidaknya dalam 7 laga terakhir.
Penampilan angin-anginan Pogba pun mendapat perhatian khusus dari legenda hidup Manchester United, Roy Keane.
“Pogba memang berbakat dan orang-orang sudah mengetahui ini semua tetapi ia sering tampil kurang bagus dalam berbagai laga. Dia jelas masalah besar bagi Manchester United,” ungkap Keane seperti yang dinukil dari Sky Sports.
Pernyataan bernada kekecewaan dari legenda Manchester United itu berdasarkan pada pengamatannya terhadap peforma Pogba dalam beberapa laga terakhir. Keane melihat Pogba sering tidak ikut membantu pertahanan dan jarang merebut bola dari lawan.
Posisi Pogba yang berada di lini tengah menjadi lebih mudah ditembus oleh lawan sehingga berdampak pada kinerja lini pertahanan Manchester United. Tak hanya menyoal membantu pertahanan, dalam hal penyerangan pun, Pogba mendadak jadi minim kontribusi.
Fakta bicara kalau dalam 7 laga terakhir, Pogba hanya berhasil mencetak dua gol saja, itu pun melalui eksekusi tendangan penalti.
Jika memperhatikan permainan Pogba, dirinya yang terlalu lama memegang bola juga menjadi penyebab seringnya Manchester United kehilangan momentum.
Namun, tidak adil jika hanya membebankan musim yang buruk Manchester United pada seorang Pogba saja karena memang nyaris semua penggawa setan merah menurun secara peforma. Lantas apa yang menyebabkan sejumlah pemain Manchester United bermain buruk akhir-akhir ini?
2. Babak Kedua Jadi Momok Manchester United
Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer jika diperhatikan pada akhir tahun lalu bermain dengan intensitas yang sangat tinggi. Di mana para pemain dituntut untuk lebih banyak berlari, tapi justru itu menjadi bumerang.
Bagaimana tidak, Manchester United kerap kedodoran secara fisik jika sudah memasuki babak kedua. Menjadi hal yang sangat langka melihat Manchester United bermain bagus di babak kedua selama ditangani Solskjaer.
Dalam 7 laga terakhir, Manchester United memang selalu rentan di babak kedua dibanding babak pertama. Tecatat di babak pertama, Manchester United mampu mencetak 5 gol tapi di babak kedua hanya ada 2 gol yang bersarang ke gawang lawan.
Menyoal pertahanan, jumlah kebobolan di babak kedua bahkan mencapai 2 kali lipatnya jika dibanding babak pertama (8 di babak kedua dan 4 pada babak pertama). Masalah fisik yang melemah di babak kedua bisa dipahami sumber masalahnya sudah hadir di era Jose Mourinho.
Para pemain Manchester United dianggap sudah terbiasa dengan tempo main lambat ala Mourinho sehingga dari sisi fisik bakal kaget dengan tempo cepat Solskjaer.
Terlebih masalah mengembalikan kekuatan fisik tidak bisa hanya dilakukan dalam 2-3 pekan saja, dibutuhkan waktu yang lama seperti di pra musim
Pada akhirnya persoalan fisik menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan Manchester United. Untuk itu, masa pra musim nanti akan menjadi pertaruhan bagi Solskjaer buat mengembalikan kondisi fisik pemain sehingga dapat bersaing lagi di jalur juara.
Sehingga tidak ada lagi nanti fans yang gigit jari lagi melihat para pesaing di big six menjarah sejumlah trofi bergengsi di depan mata Manchester United.
Cerita Rizky Saat Bertemu Riyad Mahrez di Inggris
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Manchester United dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.