Surat dari Masa Depan untuk Para Bakat Muda Indonesia di Luar Negeri
INDOSPORT.COM – Sepucuk surat datang dari masa depan. Datang ditujukan kepada para bakat muda pemain sepak bola Indonesia di luar negeri.
Surat ini berisi petuah-petuah yang kaya akan nasihat. Nasihat untuk tetap fokus mengejar mimpi membanggakan Indonesia dan tak layu sebelum mekar.
Belakangan ini, banyak pemain muda Indonesia di luar negeri sana yang berhasrat mengenakan seragam Garuda di dada.
Beberapa di antaranya memang sengaja menimba ilmu di sana karena alasan studi, keluarga, atau kesempatan. Ada pula yang belum memegang status Warga Negara Indonesia (WNI), namun punya hasrat membela Timnas Indonesia.
Lebih-lebih, kehadiran Garuda Select di Inggris turut membuka mata bahwa Indonesia masih punya harapan untuk menciptakan generasi emas setelah era Garuda 1, Garuda 2, Primavera, dan Sociedad Anonima Deportiva (SAD).
Nama Joseph Ferguson Simatupang belum lama ini mencuat sebagai salah seorang yang tertarik membela Timnas Indonesia di usia muda.
Pesepak bola keturunan Batak yang kini menimba ilmu sepak bola di akademi usia muda Blackburn Rovers mengaku akan mempertimbangkan keputusannya untuk memilih kewarganegaraan Indonesia.
“Saya baru 16 tahun dan telah bermain untuk Blackburn Rovers sejak usia 11 tahun,” ucap Joseph Ferguson saat dihubungi awak media olahraga INDOSPORT.
“Suatu kebanggaan bermain untuk Tim Nasional Indonesia, sebagaimana saya juga sudah memiliki koneksi, tentu itu (bermain di Timnas) akan menjadi luar biasa untuk saya dan keluarga.”
Pernyataan Joseph Ferguson tersebut tentu telah puluhan kali terdengar dari para baka muda Indonesia di luar negeri. Akan tetapi, mereka perlu tahu tentang apa yang jangan dan harus dilakukan sebagai wonderkid sepak bola Indonesia.
1. Jangan Terbuai Rayuan
Jika ada yang lebih sulit dari menjadi seorang wonderkid, jawabannya ialah menjadi wonderkid Timnas Indonesia. Pemain muda Timnas Indonesia punya musuh besar bernama ketenaran.
Gelimang dukungan terkadang menjadi bumerang yang balik menyerang kelangsungan karier mereka. Tidak sedikit yang akhirnya terbuai bujuk rayu gemerlap dunia hiburan dan melupakan mimpi mereka yang sebenarnya.
Semua tentu masih ingat Syamsir Alam. Pesepak bola asal Jakarta itu disebut-sebut sebagai striker masa depan Timnas Indonesia.
Memukau bersama Timnas Indonesia U-19 di kualifikasi Piala Asia 2010 bahkan mampu mencetak gol ke gawang Hong Kong dalam tempo waktu 14 detik, Syamsir Alam justru layu sebelum mekar sebagai pesepak bola senior.
Setelah berkiprah bersama klub ternama Uruguay Penarol, klub Belgia CS Vise, dan klub Major League Soccer DC United, nama Syamsir Alam akhirnya tidak terdengar lagi.
Irvin Museng juga menjadi contoh lain dari wonderkid Indonesia yang gagal bersinar. Setelah mencuri perhatian dunia saat menjadi top skor di Danone Nations Cup 2005 serta menembus Skuat Garuda U-12 dan U-16, nama Irvin Museng lalu menghilang.
Irvin Museng bahkan tak pernah merasakan bermain untuk klub besar. Ia tercatat hanya membela klub Pro Duta FC, Medan Chiefs, dan Persiba Balikpapan.
Selain gagal fokus, pujian yang berlebihan terkadang turut melambungkan kepercayaan diri mereka. Walhasil, mereka terlalu cepat puas dan enggan berkembang lebih jauh.
Usia muda bagi seorang pesepak bola padahal merupakan masa untuk menempa pengalaman dan memperkaya pemahaman. Tak jarang, caci maki dan hujatan jahat menjadi sumber motivasi yang melipatgandakan semangat.
Terkhusus wonderkid Timnas Indonesia, surat dari masa depan ini mengajak kalian untuk tetap fokus mengejar mimpi hingga lambang Garuda benar-benar melekat di dada.
2. Menjaga Fokus
Wonderkid Timnas Indonesia selalu menemui hambatan dalam melalui estafet dari usia muda ke senior. Masalah kesempatan dan jam terbang kerap menjadi kambing hitam.
Akan tetapi, para talenta muda kembali lagi harus menyadari potensi untuk fokus membina diri. Kesempatan menimba ilmu di luar negeri bukan ajang untuk adu gengsi.
Kesempatan bermain di negara lain justru menjadi berkah yang jarang dinikmati pesepak bola Indonesia lain. Sorotan dari media massa dan media sosial tentu akan menjadi godaan bak dua mata pisau.
Pemain yang berkiprah di luar negeri bisa terpantau ke Timnas Indonesia berkat pantauan media, namun sorot yang berlebihan dapat sewaktu-waktu melambungkan dan menjatuhkan sang pemain secara bersamaan.
Sedari dulu, masalah kekuatan mental menjadi faktor yang harus terus dirabuk oleh bakat muda pesepak bola Indonesia.
Jangan sampai ada lagi wonderkid Timnas Indonesia yang layu sebelah mekar. Maka dari itu, surat dari masa depan tentang apa yang jangan dan harus dilakukan sebagai wonderkid sepak bola Indonesia patut disampaikan sesegara mungkin.
Surat itu datang dari harapan pecinta sepak bola Indonesia bahwa kelak generasi muda inilah yang membawa kita berkiprah di Piala Dunia untuk pertama kalinya dengan nama Indonesia, bukan Hindia Belanda.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM