Mengenal Sosok Mas Pur, Tukang Pijat dan Sang Penghibur di Persipura
INDOSPORT.COM - Persipura Jayapura dikenal sebagai satu-satunya klub sepak bola di Indonesia yang telah meraih gelar juara Liga sebanyak empat kali.
Bukan hanya prestasinya, klub sepak bola berjuluk Mutiara Hitam ini pun juga terkenal banyak mengorbitkan talenta-talenta menawan dalam persepakbolaan Indonesia.
Di sisi lain, Persipura Jayapura ternyata punya salah satu orang hebat di belakang layar yang punya peran penting. Yang sampai saat ini mungkin banyak pecinta Persipura pun belum mengenalnya.
Purnomo namanya, atau yang akrab dipanggil Mas Pur. Ia adalah seorang masseur atau tukang pijat yang sudah mendampingi tim Persipura Jayapura sejak era kepelatihan Jacksen F. Tiago di tahun 2011.
Pria berusia 51 tahun asal Nganjuk, Jawa Timur ini bahkan tak hanya bertugas sebagai seorang masseur saja, tetapi kepribadiannya yang begitu terbuka dan periang seringkali menjadi pengusir lelah bagi para pemain dan official Persipura.
1. Peran Jacksen F. Tiago
Sosok Jacksen F. Tiago bisa dikatakan sebagai orang yang berjasa dalam perjalanan hidup Mas Pur yang pekerjaannya dulu hanyalah seorang tukang pijat refleksi Taichi di Bandara Makassar.
Mas Pur kemudian diajak kerja bersama di klub sepak bola Persiter Ternate pada tahun 2005 silam. Setelah sempat pisah beberapa tahun saat Jacksen menukangi Persita Tangerang, dirinya memilih tetap setia di Persiter. Hingga kemudian Jacksen memboyongnya ke Persipura pada 2011 silam.
"Setelah dari Persiter saya ingin masuk di Persipura, tapi waktu itu saya tidak kenal siapa-siapa di Persipura dan Jacksen waktu itu sudah di Persita Tangerang. Pas dia ke Persipura saya dihubungi dan diajaklah ke Persipura," ujarnya saat dihubungi awak portal berita olahraga INDOSPORT.
Dirinya menceritakan sejak awal berkarier di Persipura hingga saat ini, ia selalu mendapatkan perlakuan yang menyenangkan dari seluruh tim, baik dari pemain maupun official yang menganggapnya seperti teman dan saudara, bahkan tingkahnya yang selalu ngelawak sering menjadi penghibur bagi seluruh tim.
"Setelah bergabung ke Persipura saya punya target dua tahun paling lama. Tapi ternyata sampai sekarang saya tetap betah di Persipura. Bahkan, saya pernah menolak saat dihubungi Jacksen untuk ke Barito. Dan Alhamdulillah, keluarga sangat mendukung penuh saya disini," terangnya.
2. Suka Duka Bersama Persipura
Selama hampir 8 tahun lamanya bekerja di Jayapura, ia menuturkan jika kebersamaan dalam tim Persipura sangat kental dengan keakraban yang selalu membuatnya terkesan.
Meski kadang ia juga mengaku selalu merindukan keluarganya di Pulau Jawa jika tak pulang dalam waktu yang sangat lama.
"Kalau di Persipura sih menurut saya banyak sukanya, mungkin 90 persen. Dan dukanya yah kalau kita lagi kangen sama keluarga mungkin pas lama nggak pulang," tuturnya.
Ia juga bercerita tentang hubungannya dengan para pemain Persipura pun sangat dekat, terlebih dengan para pemain senior. Bahkan, dirinya sering mengalami hal-hal lucu saat dikerjain oleh para pemain.
"Hampir tiap pemain selalu bikin ulah, entah itu dikagetin hingga dikerjain, karena dengan semua pemain saya dekat, terutama pemain senior. Kalau yang suka jahil ya si Boaz (Solossa) dengan Ricardo (Salampessy). Mereka berdua itu biangnya," celetuknya.
Kendati begitu, Mas Pur tak pernah merasa letih bekerja sebagai seorang tukang pijat yang kesehariannya harus mengurusi para pemain, baik usai berlatih maupun bertanding.
Ia juga tak pernah mempermasalahkan soal upah yang diterima dari hasil jerih payahnya sebagai tukang pijat tim Persipura. Karena menurutnya, selain sudah dianggap sebagai keluarga, manajemen Persipura selalu memenuhi kebutuhannya.
"Selama saya di Persipura tidak pernah ada masalah soal upah, semua terjamin. Saya tidak pernah minta naik gaji, dan justru Persipura sendiri yang kasih naik gaji. Saya pun masih ingin bersama Persipura," ujarnya.
Di akhir cerita, Mas Pur menaruh sebuah harapan untuk tim Persipura agar bisa kembali bersinar seperti dulu. "Ya saya tetap berharap kedepannya Persipura bisa lebih baik lagi, dan paling tidak bisa berada di papan atas klasemen," sebutnya.
Meski pekerjaan seorang masseur atau tukang pijat dalam dunia sepak bola masih dipandang sebelah mata, namun sosok Mas Pur bagi Persipura sangat dihargai. Ia tak hanya menjadi sosok penghibur tapi juga saudara, teman dan orang tua bagi para pemain Persipura.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM