Antoine Griezmann: Penggemar Jamu yang Jadi Perusak Hegemoni Duopoli Sepak Bola
INDOSPORT.COM - Di tengah persiapan pertandingan final yang maha penting, ketakutan saat kalah di final 2 tahun lalu kembali menyeruak dan menghantui. Tetapi dengan sekejap ia berhasil menghilangkan perasaan takut kalah dengan keyakinan dirinya akan menang, dialah Antoine Griezmann.
Mungkin itu yang menjadi kekhawatiran Antoine Griezmann ketika hendak memasuki lapangan menghadapi Kroasia di final Piala Dunia 2018. Kenangan saat kalah di final Euro 2016 dari Portugal tentu akan selalu membekas tetapi itu tidak menghalangi pemain yang masuk nominasi Ballon d’Or 2018 itu.
Pada akhirnya, Antoine Griezmann berhasil membawa Prancis jungkalkan Kroasia di final Piala Dunia 2018. Keberhasilan tersebut menyempurnakan kesuksesan dirinya bersama Atletico Madrid yang merengkuh trofi Liga Europa.
Oleh karena itu, jelang penghargaan Ballon d’Or tahun ini, nama Antonie Griezmann disebut-sebut menjadi unggulan berkat kerja kerasnya di 2018. Perjuangannya untuk menjadi yang terbaik tidaklah mudah karena saingannya adalah robot dan alien sepak bola, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
1. Antara Jamu, Uruguay, dan Prancis
Antoine Griezmann menghirup udara pertama kali di Macon, Prancis, 27 tahun yang lalu. Dirinya lahir dalam keluarga yang serba ada, berkat ayahnya yang merupakan mantan anggota dewan kota yang sanggup mencukupi kebutuhan Griezmann saat kecil.
Kecintaannya pada dunia olah kulit bundar semakin mantap ketika melihat Thierry Henry dan Zinedine Zidane berhasil membawa Prancis juara di tahun 1998. Berkat hal itu, Griezmann mulai belajar menendang bola hingga dirinya menjadi pemain yang paling potensial di negaranya.
Namun kasusnya seperti Lionel Messi, Griezmann ditolak oleh sejumlah klub di Prancis karena badannya yang kecil dan pendek. Singkat cerita, akhirnya ia berhasil mendapat kontrak pertamanya tetapi itu berasal dari Real Sociedad yang berada di San Sebastian, Spanyol.
Tumbuh di Spanyol membuatnya memiliki keterikatan dengan Uruguay berkat manajernya saat itu Martin Lasarte. Tak hanya manajer, Griezmann juga dekat dengan pemain asli Uruguay bernama Carlos Bueno yang mengenalkannya dengan teh mate khas Amerika Selatan.
Minuman tradisional itu seperti yang dimiliki Indonesia yaitu jamu karena sama-sama mengandung bahan-bahan herbal. Griezmann sangat menggemari minuman tradisional itu dengan selalu menyeruput mate sebelum bertanding.
Kecintaannya pada Uruguay bahkan sempat sampai membuatnya dinilai dilematis dalam laga perempatfinal Piala Dunia. Pertandingan antara Prancis vs Uruguay itu sendiri untungnya berhasil dilalui Griezmann dengan profesional setelah berhasil mencetak gol kemenangan negaranya.
“Uruguay akan bermain seperti Atletico Madrid, mereka akan mengatur tempo, jatuh beberapa kali, lalu pergi ke wasit untuk meminta pelanggaran. Kami (Prancis) harus terbiasa dengan situasi seperti itu karena lawan akan membawa kami ke sana,” ungkap Griezman tentang kelemahan Uruguay seperti yang disadur dari ESPN.
Tetapi Griezman tetap tidak melakukan selebrasi sebagai bentuk penghormatan kepada Uruguay. Ia sangat menghormati temannya di Uruguay seperti Fernando Muslera, Diego Godin, dan Jose Gimenez dan orang-orang Uruguay yang ia cintai.
2. Berpeluang Menjadi Orang Normal Diantara Robot dan Alien Sepak Bola
Sejak pindah dari Real Sociedad ke Atletico Madrid, Antoine Griezmann bertransformasi baik itu dari posisi hingga prestasi. Jika di Sociedad, ia dimainkan sebagai pemain sayap yang menyuplai bola kepada penyerang tim.
Di Atletico, ia bermain sebagai penyerang yang harus mendulang banyak gol bagi tim tentu menjadi peran yang sangat berbeda. Tetapi nyatanya ia sangat sukses dengan posisi itu dengan torehan 119 gol dalam 228 pertandingan.
Meski berbadan kecil, tetapi Griezmann memiliki lompatan yang tinggi sehingga tetap mampu mencetak gol dari sundulan yang mematikan. Berkat kehebatannya, ia bahkan kerap disandingkan dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
“Ia runner up La Liga, menghadapi tim-tim terbaik dunia seperti Barcelona dan Real Madrid. Musim lalu Griezmann adalah pemain terbaik dunia,” begitu bunyi pengakuan Diego Simeone seperti yang dikutip dari Goal International.
Diego Simeone adalah pelatih Atletico Madrid yang mengenalkan Griezmann akan posisi penyerang yang membuatnya menjadi salah satu calon pemain terbaik dunia. Kini ia sudah disandingkan oleh pelatihnya untuk bisa menang dalam persaingan dengan robot (Cristiano Ronaldo) dan alien sepak bola (Lionel Messi).
Jawaban tentang siapa yang akan menjadi yang terbaik di dunia akan terungkap dini hari nanti waktu Indonesia barat. Berhasil tidaknya Griezmann, ia sudah membuktikan dirinya mampu bersaing sebagai penggemar jamu yang berusaha merusak hegemoni duopoli sepak bola dunia.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Internasional dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM