x

3 Kesalahan Fatal Edy Rahmayadi di PSSI

Selasa, 27 November 2018 10:45 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Lanjar Wiratri
Edy Rahmayadi saat memimpin perayaan HUT PSSI.

INDOSPORT.COM – Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi, terus diguncang untuk mundur dari jabatannya berkaca pada buruknya prestasi Timnas Indonesia. Berikut tiga kesalahan fatal yang dilakukan Edy Rahmayadi di PSSI. 

Timnas Indonesia tidak mampu berbuat apa-apa pada turnamen sepak bola Piala AFF 2018. Pasukan Bima Sakti gagal lolos dari babak penyisihan grup setelah kalah bersaing dengan Thailand dan Filipina.

Sebelumnya, PSSI terlibat persoalan dengan eks pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu disebut-sebut tidak kembali ke Indonesia setelah gajinya sempat terlambat dibayarkan oleh PSSI.

Baca Juga

Gerakan #EdyOut juga ramai digaungkan oleh netizen di dunia maya. Pencinta sepak bola Indonesia tampaknya sudah jengah dengan buruknya prestasi Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Belum lagi, sejumlah persoalan dalam kompetisi sepak bola Indonesia belum juga kunjung terselesaikan. Adanya isu settingan dalam Liga 1 dan divisi di bawahnya bahkan kian kentara di pelupuk mata.

Tak khayal petisi dan gerakan agar Edy Rahmayadi turun dari jabatan Ketua Umum PSSI semakin marak. Belum lagi, ia telah melakukan sejumlah kesalahan fatal selama menjabat orang nomor satu di induk sepak bola Indonesia.

Berikut SOICAUMIENBAC.cc merangkum 3 kesalahan fatal Edy Rahmayadi selama menjabat Ketua Umum PSSI.


1. 1. Rangkap Jabatan

Ketum PSSI sekaligus Penasihat PSMS menengok kondisi mes klub.

Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada tahun 2016 silam. Belum genap dua tahun menjabat, ia lantas mencoba peruntungan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara pada pertengahan 2018 lalu.

Terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi enggan melepas jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Mantan Pangkostrad itu memutuskan untuk rangkap jabatan.

Baca Juga

Belum lagi, Edy Rahmayadi juga memiliki peran di klub Liga 1 PSMS Medan. Rangkap jabatan tersebut dinilai membuat Edy Rahmayadi tidak fokus dalam mengurus sepak bola Indonesia.

Selain itu, rangkap jabatan turut membuat kecurigaan adanya konflik kepentingan. Kedudukan kepala daerah pada satu organisasi olahraga tertentu, termasuk salah satunya PSSI, membuatnya rentan pada penyalahgunaan kebijakan anggaran yang akan dibuatnya.


2. 2. Kerap Blunder dalam Memberi Pernyataan

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dalam pertemuan dengan Mempora, Imam Nahrawi. Herry Ibrahim/INDOSPORT

Bukan Edy Rahmayadi namanya jika tidak terkenal dengan pernyataan-pernyataan kontroversialnya. Selain gaya bicaranya yang tegas ala militer, ia tidak jarang mengeluarkan pernyataan yang mengherankan publik.

Ketika publik mendesak PSSI untuk segera memanggil kembali pelatih Luis Milla usai Asian Games 2018, Edy Rahmayadi mengeluarkan pernyataan mengherankan di depan awak media, yakni ‘coach itu pelatih’.

“Luis Milla sedang melakukan itu pendalaman ilmu (kursus lisensi kepelatihan), sebagai kewajiban seorang coach. Coach itu pelatih, dan dia baru selesai. Hari ini insya Allah sudah sampai (di Indonesia),” kata Edy Rahmayadi di depan awak media.

Baca Juga

Terbaru, Edy Rahmayadi menyinggung soal wartawan usai Timnas Indonesia tersingkir di Piala AFF 2018. Ia menyebutkan bahwa, ‘wartawannya baik maka Timnasnya baik’.

Jauh sebelum dua pernyataan menggelitik tersebut, Edy Rahmayadi pernah menyebut Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn sebagai pemain yang dianggap tidak nasionalis ketika bermain di luar negeri.


3. 3. Tak Hadir di Piala AFF 2018

Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, menonton langsung laga final AFF U-16 Indonesia vs Thailand.

Rangkap jabatan antara Ketua Umum PSSI dan Gubernur Sumatera Utara membuat Edy Rahmayadi didera kesibukan yang padat.

Hal tersebut tampaknya membuat Edy Rahmayadi tidak sempat menonton secara langsung pertandingan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Baca Juga

Edy Rahmayadi tidak menunjukkan batang hidungnya dalam dua pertandingan kandang Timnas Indonesia melawan Timor Leste dan Filipina di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Kehadiran Edy Rahmayadi pada pertandingan Timnas Indonesia setidaknya dapat menjadi representasi PSSI dalam mendukung perjuangan tim Merah Putih. Namun demikian, ia tetap tidak hadir secara langsung di stadion.

PSSITimnas IndonesiaEdy RahmayadiLiga IndonesiaTRIVIA

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom