Andai Timnas Indonesia Dilatih Pep Guardiola, Bisakah Juara Piala AFF?
INDOSPORT.COM - Akibat kekalahan dari Singapura di laga perdana, pelatih Bima Sakti dikecam dan dinilai tidak layak latih Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Akan tetapi, pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana menyatakan kalau Guardiola yang tangani Timnas Indonesia sekalipun tetap belum tentu sukses, mengapa begitu?
Seperti yang kita ketahui, Guardiola adalah salah satu pelatih tersukses di Eropa karena terbukti sukses berhasil membawa Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City memenangi sejumlah gelar bergengsi. Guardiola berhasil memaksimalkan gaya bermain dengan umpan-umpan pendek.
Sebaliknya, Bima Sakti bersama Timnas Indonesia di laga terakhir malah bermain dengan gaya long ball yang dianggap tidak bakal cocok untuk Timnas Indonesia. Lalu apakah Guardiola akan sukses menangani Timnas Indonesia dengan gaya bermain umpan pendek dari kaki ke kaki?
“Pep Guardiola Pegang Timnas sepak bola Indonesia, apakah kita akan juara AFF? Belum tentu juga, kan tidak segampang itu,” ucap Justinus Lhaksana saat dihubungi oleh awak media olahraga, SOICAUMIENBAC.cc.
Pernyataan tersebut mungkin ada benarnya jika kita melihat Timnas Indonesia tetap gagal di sejumlah ajang meski sudah dilatih oleh pelatih dengan reputasi baik seperti Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu memegang Timnas Indonesia sejak satu setengah tahun yang lalu tetapi tidak ada satu gelar juara pun yang dibawa pulang ke Jakarta.
“Kita butuh pelatih yang bisa memanfaatkan kualitas kita yang pas-pasan. Jadi tidak ada gunanya mengambil pelatih yang ilmunya segudang tapi tidak bisa diterapkan dengan kapasitas pemain yang kita miliki,” sambungnya.
Pada akhirnya, Guardiola di Manchester City saja butuh ratusan juta euro guna membangun tim seperti yang ia inginkan, apakah Timnas Indonesia sanggup keluarkan dana sebesar itu? Selain kemahalan, taktik yang diterapkan oleh Guardiola belum tentu bisa dipahami dengan cepat oleh penggawa Timnas Indonesia.
1. Bima Sakti Tidak Bisa Diadili Hanya dengan 1 Laga Saja
Lebih lanjut, Justinus Lhaksana menilai Bima Sakti yang gagal di laga perdana perlu diberi kesempatan. Jika di beberapa pertandingan selanjutnya tetap tidak mampu mengangkat peforma Timnas Indonesia, baru bisa kita evaluasi.
“Bima Sakti itu kemarin berjudi, dia mungkin tahu kalau ada 5-6 pemain Singapura bakal high press di area pertahanan Indonesia. Oleh sebab itu ia instruksikan untuk long ball agar tercipta situasi 4 pemain Indonesia vs 4 pemain Singapura,” jelas mantan pelatih Timnas futsal Indonesia.
Sayangnya harapan Bima Sakti agar 4 pemain depan Timnas Indonesia bisa menangi duel dengan empat pilar pertahanan Singapura tidak terjadi. Akibat kualitas umpan jauh dan kontrol bola yang buruk menjadi penyebab perjudian taktik Bima Sakti gagal total.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Timnas Indonesia dan Piala AFF 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT