4 Pesepak Bola Berbakat yang Gabung Real Madrid dan Menyesal Kemudian
INDOSPORT.COM - Bergabung dengan klub sebesar Real Madrid jelas mimpi yang ingin digapai para pesepak bola di dunia. Namun, kenyataan ternyata tak seindah harapan.
Kiper Belgia dan Chelsea Thibaut Courtois melakukan apapun agar bisa pindah ke Real Madrid. Eden Hazard mungkin hanya menunggu waktu saja untuk menyusul rekannya tersebut, tinggal seberapa berani Los Blancos mengajukan tawaran yang lebih besar agar The Blues luluh.
Tetapi, tak semua pemain berbakat bisa sukses di Santiago Bernabeu. Terlalu banyak pemain berkualitas, dan seringnya pergantian pelatih, membuat seorang pemain tidak terlalu banyak dapat kesempatan. James Rodriguez misalnya, saat Zinedine Zidane mengambi alih kepelatihan, pemain Kolombia tersebut menjadi tersia-sia.
Dipinjamkan ke Bayern Munchen, James mulai bangkit dan jadi pilihan utama di juara Bundesliga tersebut. Jamez hanya lah satu contoh, dan ada beberapa pemain lain yang senasib dengannya.
Berikut ini beberapa pemain berbakat yang bergabung dengan Real Madrid, namun menyesal karena gagal bersinar sebagaimana dilansir dari Four Four Two.
1. Mateo Kovacic
Walau tak mempersembahkan gelar bersama Inter Milan, penampilannya begitu memukau bersama tim Italia tersebut selama dua tahun (2013-2015) sehingga Real Madrid kepincut memboyong gelandang Kroasia ini.
Saat Real Madrid dilatih Rafael Benitez, Kovacic masih mendapat kesempatan bermain dan penampilannya cukup apik. Namun, pelatih Spanyol bertubuh tambun tersebut gagal dan dipecat lalu digantikan Zinedine Zidane. Kovacic terpinggirkan karena harus bersaing dengan rekannya di Tim Nasional Kroasia Luka Modric, lalu Casemiro, Toni Kroos di lini tengah.
Selama tiga tahun di Madrid, Kovacic hanya main 37 kali. Musim ini, dia dipinjamkan ke Chelsea dan sejauh ini penampilannya cukup baik dan memuaskan pelatih Maurizio Sarri.
2. Michael Owen
Saat usia 19 tahun, dia memukau dunia dengan aksi individu saat mencetak gol ke gawang Argentina di 16 besar Piala Dunia 1998 Prancis. Walau Inggris kalah lewat adu penalti, namun nama Owen mulai dikenal dunia dan menjadi idola.
Reputasinya semakin mentereng saat membawa Liverpool meraih tiga gelar musim 2000/01 (Piala Liga, Piala FA, dan Piala UEFA). Gelar pemain terbaik dunia atau Ballon D'Or menyempurnakan karier sepak bolanya.
Owen direkrut Real Madrid pada 2004. Sayangnya, disinilah kemampuannya merosot.
Hanya bertahan semusim, dia hanya mencetak 16 gol dari 45 laga. Setelah itu, dia kembali ke Inggris bersama Newcastle dan kemudian bermain juga untuk Stoke dan Manchester United.
3. Walter Samuel
Saat merumput bersama AS Roma, namanya menjelma sebagai salah satu bek tengah terbaik dunia. Dia membawa I Lupi meraih gelar Serie A Italia musim 2000/01, gelar yang sudah lama absen di kabinet trofi klub yang pernah diperkuat legenda Francesco Totti tersebut.
Tahun 2004, pria Argentina ini diboyong ke Santiago Bernabeu. Sayangnya, dia gagal bersinar dan akhirnya kembali ke Italia.
Mungkin memang Serie A ltalia lebih cocok untuk Samuel. Kembali ke Italia bersama Inter Milan, dia justru semakin kinclong dengan membawa Nerrazurri meraih tiga gelar musim 2009/10 saat dilatih Jose Mourinho (Serie A Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions Eropa). Prestasi yang sayangnya sulit terulang lagi di era sekarang.
4. Antonio Cassano
Sama seperti Samuel, Cassano menjadi bagian penting AS Roma di era 2000an sebelum pindah ke Real Madrid pada 2006.
Ternyata, kemampuannya menurun saat di Bernabeu. Tak hanya itu, Cassano kerap ribut dengan pelatih Fabio Capello, yang berasal dari negara yang sama.
Setelah sekian tahun, eks pemain Sampdoria tersebut menyesal telah gagal menunjukkan kemampuannya saat berseragam Real Madrid. Selama di klub raksasa ibu kota Spanyol tersebut, Cassano hanya mencetak empat gol dari 29 laga.
Ikuti terus berita soal La Liga Spanyol dan Sepak Bola lainnya hanya di INDOSPORT.COM