x

3 Pelajaran yang Bisa Dipetik Chelsea Usai Kalah dari Man City

Senin, 6 Agustus 2018 14:46 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Mauruzio Sarri, pelatih Chelsea.

INDOSPORT. COM - Chelsea menelan pil pahit usai dikalahkan oleh Man City dalam perebutan trofi Community Shield. 

Walau tak sebergengsi titel juara Liga Inggris atau FA Cup, tetap saja Community Shield terlalu berharga untuk dilewatkan. 

Man City berhasil menunjukkan kelasnya sebagai juara bertahan Liga Inggris dalam kemenangan 2-0 atas Chelsea kemarin malam. 

Baca Juga

JIka menilik laga kemarin, kita pun bisa melihat mengapa Chelsea bisa finis 30 poin di belakang Man City musim lalu. 

Kemudian, apa pelajaran yang bisa dipetik Chelsea dari kekalahan atas Man City ini? Berikut ini INDOSPORT coba rangkum tiga di antaranya. 


1. 3. Maurizio Sarri Butuh Waktu

Mauruzio Sarri, pelatih Chelsea.

Man City tampil dominan atas Chelsea di laga semalam. Namun, tak bisa kita pungkiri bahwa Man City bagus karena telah diasuh Guardiola selama dua tahun lebih.

Sementara itu Chelsea baru tiga minggu dilatih oleh Maurizio Sarri. Chelsea terlihat bermain jauh dari standard seorang Maurizio Sarri. 

Seluruh suporter Chelsea dan juga manajemen wajib memberi waktu bagi Sarri untuk menancapkan kukunya. Chelsea di bawah Sarri terlihat mengalami perubahan drastis baik secara taktik maupun prinsip bermain dibanding saat diasuh Conte dulu. 

Pep Guardiola sendiri sempat kesulitan beradaptasi di musim pertamanya bersama Man City. Dengan sokongan dana besar, Guardiola gagal membawa Man City finis di dua besar Liga Inggris musim 2016/17. 

Penting bagi semua elemen Chelsea untuk percaya pada proses. Bukanlah hal yang mudah di awal permulaan. 

Namun, ketika Sarri sudah menyesuaikan diri, maka dampaknya bisa sangat besar bagi kesuksesan Chelsea di masa depan


2. 2. Morata Masih Belum Bisa Dipercaya

Striker Chelsea, Alvaro Morata gunakan nomor punggung 29 di musim 2018/19.

Chelsea memutuskan untuk merekrut Alvaro Morata dengan dana yang besar. Namun, pemain Spanyol tersebut belum mampu menggantikan peran Diego Costa di musim lalu. 

Masih timbul pro kontra mengenai kualitas seorang Alvaro Morata di lini depan. 

Morata mengawali musim lalu dengan baik usai berhasil mencatatkan enam gol dari enam laga pertama. Namun pencapaiannya menurun dan hanya mencetak 15 gol di seluruh kompetisi. 

Bagi klub sebesar Chelsea, jumlah ini masihlah kurang. Namun, suporter bisa memaklumi karena di paruh kedua musim lalu Morata mengalami cedera bahu. 

Akan tetapi, keraguan kembali timbul terhadap kualitas Morata. Sepanjang tahun 2018 ini, Morata baru mencetak tiga gol. 

Morata juga tampil sangat buruk dalam 20 menit laga pra musim menghadapi Inter Milan. Sepertinya memiliki Morata sebagai ujung tombak untuk musim depan sangat berisiko bagi Chelsea yang menargetkan sebagai juara Liga Inggris.


3. 1. Chelsea Masih Butuh Pemain Baru

Duel udara antara Laporte (kiri) dan Morata.

Maurizio Sarri adalah pelatih yang bagus. Bukti kehebatannya sudah bisa dilihat pada permainan Napoli di Liga Italia. 

Musim lalu Chelsea finis di peringkat keempat berselisih 30 poin dari Man City yang menjuarai Liga Inggris. 

Sejauh ini Chelsea baru mendatangkan satu pemain bintang atas diri Jorginho. 

Jika dihitung-hitung, Chelsea masih bisa berimprovisasi di sejumlah lini dengan pemainnya yang ada saat ini. Namun tidak dengan posisi penyerangan. 

Saat ini Alvaro Morata belum meberikan rasa percaya diri bagi tim dan suporter. Willian dan Pedro juga masih tampil inkonsisten. 

Walau Eden Hazard tampil gemilang, namun Chelsea tak bisa bergantung padanya dalam usaha mencetak gol. 

Perekrutan pemain baru di lini depan sangat dibutuhkan oleh Chelsea jika ingin menjuarai trofi penting musim depan. 

Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lain Serta Serba-serbi Asian Games 2018 di  INDOSPORT
 

ChelseaAlvaro MorataMaurizio SarriLiga Inggris

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom