AS Roma Menjual Mohamed Salah ke Liverpool di Bawah Paksaan UEFA
Mohamed Salah mencetak dua gol di leg pertama semifinal Liga Champions eropa, melawan AS Roma.
Di dua kesempatan ia menyarangkan gol ke gawang mantan klubnya tersebut, Salah menolak untuk melakukan selebrasi.
Ia hanya mengangkat kedua tangannya ke udara -- gestur permintaan maaf kepada para penggemar yang pernah menyanyikan namanya.
Bagaimanapun, bagi Roma, penggemar maupun pihak klub, menyaksikan bekas pemain menjadi salah satu mesin gol paling ditakuti di Eropa saat ini tentu saja menyakitkan.
Bahkan Roma menyalahkan UEFA atas kepergian Salah ke Anfield di bursa transfer musim panas lalu.
- Steven Gerrard: Mohamed Salah Pemain Terbaik di Planet Ini
- Jadi Ikon Anfield, Mohamed Salah Tak Akan Dijual Liverpool
- Ini Bukti Persija Tak Bisa Disalahkan Terkait Laga Lawan Persib yang Terancam Ditunda
- Gagal Cetak Gol vs Bayern Munchen, Ronaldo 'Dipecundangi' Salah
- Arab Saudi Hadiahi Mohamed Salah Tanah di Kota Suci Mekah
1. Jual Salah dalam Paksaan UEFA
Direktur Olahraga Roma, Monchi, menyebut bahwa ia berada dalam tekanan badan olahraga benua Eropa tersebut saat membiarkan Salah meninggalkan Stadion Olimpico.
"Benar, saya menjual salah, tapi saya dipaksa oleh aturan UEFA," ujarnya pada Onda Cero.
"Penjelasannya adalah di musim panas lalu, kami terpaksa menjual hingga batas 30 Juni. Jika tidak, kami tidak akan berada di semifinal Liga Champions."
2. Keuangan Roma Diawasi UEFA
Ternyata, menurut pengakuan Mochi, keuangan Roma sedang tidak baik dan mau tak mau harus menjual pemain-pemainnya untuk menutupi kekurangan.
"Akun [keuangan] kami berada di bawah kontrol ketat UEFA, dan ketika saya tiba, ada tawaran 30 juta untuk Salah, dengan bonus yang bisa mencapai 50 juta [poundsterling]."
"Singkatnya, kami melakukan yang terbaik saat itu. Kami tidak menyangka pasar akan menggila setelah itu, meskipun Salah memiliki musim yang fantastis, jadi selamat kepada Liverpool untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut," tambahnya.
3. Mengganti Bintang Secara 'Pintar'
Roma memang terpaksa menjual beberpaa pemain utamanya, seperti Salah ke Liverpool, Antonio Rudiger dan Emerson Palmieri ke Chelsea, Leandro Paredes ke Zenit St. Petersburg.
Tapi Roma juga melakukan pembelian-pembelian 'pintar' yang tidak mengeluarkan banyak biaya untuk pemain-pemain seperti Cengiz Under dari Basaksehir, Aleksandar Kolarov dari Manchester City, dll.
Bahkan dengan menjual bintang-bintangnya, Roma tampil dengan begitu baik, mencapai semifinal Liga Champions pertamanya sejak format Liga Champions Eropa pertama.