Anaknya Didepak dari Madrid, Ayah Higuain Salahkan Perez
Ayah Gonzalo Higuain menunjuk Florentino Perez sebagai biang kerok keluarnya sang anak dari Real Madrid pada tahun 2013. Padahal saat itu, Higuain sedang berada dalam performa terbaiknya.
Higuain mulai menjajal cita rasa sepak bola Eropa bersama Madrid pada tahun 2007. Ia datang ke Spanyol setelah sebelumnya bermain untuk klub Argentina, River Plate. Selama di Madrid, ia tampil mengesankan dan berhasil memenangkan tiga gelar La Liga Spanyol.
1. Didepak dari Madrid
Sportskeeda melaporkan, meskipun tampil bagus dengan mencetak 107 gol dalam 190 penampilan liga, pada tahun 2013 Madrid mendepaknya. Ia pun bergabung dengan Napoli dan terus berkembang menjadi senjata paling mematikan di lini depan.
Pada musim terakhirnya di Napoli, ia berhasil mengoleksi 36 gol dalam 35 pertandingan Serie A Italia. Penampilannya itu membuat Juventus jatuh hati dan membelinya dengan harga sebesar 90 juta euro atau setara 1,5 tiriliun rupiah.
Pemain berusia 30 tahun ini akan memiliki kesempatan untuk membalas dendam saat menghadapi Madrid di perempatfinal Liga Champions.
2. Akibat Perez
Jorge Higuain menekankan Perez adalah alasan utama bagi Higuain meninggalkan Santiago Bernabeu.
“Ini adalah sesuatu yang presiden pada saat itu lakukan. Perez mungkin tidak menyukainya. Padahal bersama Benzema dan Cristiano mereka bisa berbuat lebih banyak,” ujarnya seperti dalam sebuah wawancara dengan Cadena SER.
"Ketika mereka membentuk trio di Madrid, mereka adalah beberapa pencetak gol terbaik. Gonzalo seharusnya bisa bertahan lebih lama di Real Madrid."
3. Bela Sang Putra
Belakangan ini, Higuain sering menjadi bulan-bulanan media karena belum bisa tampil maksimal saat membela klub maupun negaranya. Namun ayah Higuain yakin itu adalah pekerjaan wartawan yang sakit hati.
"Ketika kritik konstruktif Anda bisa mendapatkan hal-hal positif. Pemain tahu bahwa ia bermain buruk, Anda tidak perlu diberi tahu. Tetapi ketika ia mendengar kritik, ia bisa berkembang," ungkapnya.
Namun ia menyesal karena terkadang jurnalisme seakan memiliki wewenang untuk merekrut dan memecat pemain atau pelatih.
“Padahal mereka belum menyentuh bola dalam kehidupan mereka. Itulah yang mengganggu,” sesal Higuain.