x

Pelatih Timnas Singapura U-23 Pernah Mencampakkan Juara Liga Champions Demi Bela Klub Indonesia

Rabu, 21 Maret 2018 09:15 WIB
Editor: Lanjar Wiratri

Legenda Timnas Singapura, Fandi Ahmad, akan menjalani debutnya sebagai pelatih Timnas Singapura U-23 di pertandingan melawan Indonesia. Fandi memang tak asing dengan kultur sepakbola Tanah Air mengingat pria yang kini berusia 55 tahun tersebut pernah memperkuat Indonesia.

Fandi menyebut jika laga melawan Timnas Indonesia U-23 begitu berharga untuk dirinya. Iaktan kuatnya dengan Indonesia plus laga debutnya mengarsiteki skuat muda Singapura menjadi penyebab betapa krusialnya laga melawan armada Luis Milla untuknya.

Baca Juga

"Pertandingan ini memegang monumen yang sangat penting antara kedua negara. Bukan hanya soal peringatan hubungan baik antara kami dan Indonesia, namun juga ini laga perdana saya bersama timnas U-23 Singapura," ujar Fandi Ahmad, dilansir dari laman resmi Federasi Sepakbola Singapura (FAS).

"Untuk bisa menggelar laga perdana di Stadion Nasional adalah sebuah hal yang berarti penting bagi timnas U-23, terutama untuk para pemain muda kami," tambahnya.

Fandi Ahmad memang tak bisa dilepaskan dari sepakbola Indonesia. Ia menjadi bagian penting karena pernah memperkuat klub Indonesia, bahkan rela melepas kesempatan bergabung dengan raksasa Eropa demi mempekuat klub Tanah Air.

Jelang pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Singapura, berikut INDOSPORT merangkum fakta pelatih Timnas Singapura U-23, Fandi Ahmad.


1. Gabung Klub Indonesia, Mitra Kukar.

Fandi Ahmad saat memperkuat NIAC Mitra melawan Arsenal.

Fandi Ahmad tercatat pernah memperkuat klub Indonesia, yakni NIAC Mitra (sekarang Mitra Kukar) pada 1982. Padahal sebelumnya Fandi sempat mendapatkan tawaran kontrak dari klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, namun anhenya ia justru memilih untuk merumput di Indonesia.

Fandi Ahmad mendapatkan sodoran kontrak dari juara Liga Champions 1995 itu usai sebelumnya sempat mengikuti trial di sana. Alih-alih menerima, pria kelahiran 29 Mei 1962 tersebut justru memilih untuk berlaga di Galatama (kompetisi kasta tertinggi Indonesia saat itu).

Keputusannya untuk bergabung dengan Mitra Kukar ketimbang Ajax Amsterdam menimbulkan pertanyaan di kalangan pencinta sepakbola. Banyak yang menyebut alasan Fandi membuang kesempatan bermain untuk raksasa Eropa karena takut akan kegagalan.


2. Alasan Buang Kesempatan Gabung Ajax Amsterdam

Mantan bintang Timnas Singapura, Fandi Ahmad.

Ada alasan khusus mengapa akhirnya Fandi memutuskan untuk lebih memilih Mitra Kukar ketimbang Ajax Amsterdam.

"Saya mendapatkan kontrak tiga tahun, tetapi ketika saya pulang untuk beristirahat dan sudah berniat akan menandatangani kontrak (dengan Ajax)... mendiang nenek saya meminta saya tetap bertahan di wilayah ini (Asia Tenggara) karena saya masih sangat muda dan Eropa benar-benar baru bagi kami," aku Fandi seperti dilansir dari FourFourTwo. 

"Saya tidak pernah main di sana sebelumnya, liga dan cuacanya berbeda; ia khawatir ia tidak bisa bertemu dengan saya lagi, karena ia semakin tua,”

"Lalu ada tawaran lain (dari Mitra) yang lokasinya lebih dekat, jadi kami mempertimbangkannya. Sebagai seorang anak kampung, kami selalu menghormati para orang tua dan mendengarkan nasihat mereka. Itulah kenapa saya mengambil tawaran (Mitra)."

Meski akhirnya memperkuat klub Indonesia alih-alih Eropa, Fandi membuktikan jika dirinya tetap merupakan seorang pemain berbahaya. Bersama Mitra Kukar kala itu, Fandi sukses mencetak 13 gol selama dua musim dan membawa Mitra meraih gelar juara.


3. Berdarah Indonesia dan Penerus Jejaknya

Irfan Fandi (kiri) dan Ikhsan bersama sang ayah, Fandi Ahmad.

Fandi Ahmad sejak kecil tinggal bersama nenek dan kakeknya dan ternyata meski lahir dan besar di Singapura, ia memiliki garis keturunan jawa. Tak banyak yang tahu jika ayahanda Fandi Ahmad, yakni Ahmad Wartam merupakan keturunan Pacitan, Jawa Timur, yang  berasal dari darah kakek Fandi.

Faktor garis keturunan Indonesia itu yang disinyalir membuat pihak keluarga Fandi Ahmad memintanya untuk bermain di Indonesia ketimbang Eropa. Namun Fandi meyakinkan jika ia masih terlalu muda kala itu untuk langsung bermain di Eropa sehingga Mitra Kukar menjadi pilihan paling rasional baginya.

Usai gantung sepatu, Fandi kini kembali membaktikan dirinya dengan menjadi pelatih Timnas Singapura U-23. Jejak Fandi dalam tubuh Timnas juga tak hilang karena ia memiliki dua orang putra yang mengikuti langkahnya menjadi pesepabola.

Mereka adalah Irfan Fandi Ahmad dan Iksan Fandi Ahmad yang memperkuat Timnas Singapura. Irfan dipanggil untuk membela Timnas Singapura senior, sementara Iksan masuk dalam skuat melawan Timnas Indonesia U-23.

Uji CobaAjax AmsterdamTimnas Indonesia U-23Timnas IndonesiaLiga IndonesiaFandi Ahmad

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom