Lawan Timor Leste, 3 Faktor Ini Bikin Luis Milla Dilema
Tim Nasional (Timnas) U-22 Indonesia telah melewati dua laga cukup baik di SEA Games 2017. Pada laga perdana, Timnas U-22 mampu menahan laju Thailand, yang merupakan juara bertahan, dengan hasil 1-1, Selasa (15/08/17).
Selanjutnya, Evan Dimas dan kawan-kawan mampu 'menebas' Filipina dengan kemenangan 3-0, Kamis (17/08/17). Laga ini juga menjadi spesial karena bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-72.
Dari hasil tersebut, Indonesia kini berada sebagai runner up Grup B, di bawah Vietnam yang memenangi dua laga pertamanya. Indonesia sebenarnya memiliki poin 4, sama dengan Thailand, namun unggul dalam selisih gol.
Ketatnya persaingan di Grup B, memaksa Timnas U-22 harus bisa memaksimalkan setiap pertandingan, bahkan dengan kemenangan, untuk bisa lolos ke semifinal. Bekal 4 poin tentu saja jauh dari kata aman, jika Timnas U-22 masih ingin menjaga peluang untuk meraih emas.
- Keberagaman Indonesia Terpampang dalam Selebrasi Gol Septian
- Kembali Cetak Gol, Septian Beri 2 Kado untuk Timnas Indonesia
- Bahagianya Luis Milla Pasca Berikan Kado Manis kepada Indonesia
- Menang di Hari Ultah, Indonesia Catat Memori Indah 49 Tahun yang Lalu
- Bentuk Apresiasi, Skuat Indonesia Lakukan Hormat ke Tribun Penonton
- Keren! 17-8-45 Terpampang dalam Kemenangan Indonesia
- Kalahkan Filipina, Indonesia Buntuti Vietnam di Puncak Klasemen
Pun pada selanjutnya kala melawan Timor Leste, Minggu (20/08/17) mendatang. Kemenangan akan sedikit membuka peluang Indonesia untuk lolos ke semifinal.
Namun, laga ini diyakini tak akan mudah karena sejumlah faktor. Hal inilah yang membuat tantangan baru bagi Luis Milla untuk mencari cara bagaimana bisa mengatasinya.
Berikut 3 faktor yang bisa mempengaruhi Luis Milla menerapkan strategi melawan Timor Leste, hasil rangkuman dari INDOSPORT:
1. Kebugaran di Tengah Jadwal Menyakitkan
Indonesia yang tergabung di Grup B harus berhadapan dengan sejumlah negara kuat macam Thailand, Filipina, Vietnam, Timor Leste, dan Kamboja. Dua tim pertama telah dihadapi Indonesia dengan hasil tanpa kalah.
Namun yang menjadi permasalahan adala jadwal padat yang harus dilakoni Garuda Muda pada 5 partai di babak penyisihan. Bayangkan, setiap tim harus menjalani 5 laga dalam jangka waktu 7 hari.
Artinya, Timnas U-22 akan bertarung di lapangan setidaknya 2 hari sekali. Hal ini membuat waktu pemulihan para pemain hanya berjarak sehari saja.
Luis Milla sendiri menyadari hal ini sejak awal dan telah menerapkan sistem rotasi pada susunan pemainnya. Hanya Kurniawan Kartika Ajie, Hansamu Yama, Ricky Fajrin, Rezaldi Hehanusa, Evan Dimas, Muhammad Hargianto, dan Septian David Maulana yang tetap berada di skuat inti dalam 2 laga terakhir.
Laga melawan Thailand dan Filipina pun sempat berjalan alot dan menguras tenaga sejumlah pemain. Bahkan Osvaldo Haay dan Saddil Ramdani sempat terpincang karena mengalami cedera ringan akibat laga yang berat.
Pada laga melawan Timor Leste nanti, Milla pun harus segera pasang kuda-kuda agar pemainnya tetap bugar dan memberi hasil maksimal. Pasalnya, usai melawan eks provinsi ke-27 ini, Indonesia akan menantang kandidat kuat peraih emas lain, Vietnam.
2. Emosi Pemain yang Merugikan
Selain masalah kebugaran, Luis Milla juga sepertinya harus memperhatikan masalah mental para pemain. Pasalnya sudah ada 4 pemain Timnas U-22 yang telah mendapatkan kartu kuning di 2 laga awal.
Hansamu Yama, Evan Dimas, Muhammad Hargianto, dan Saddil Ramdani telah mengantongi kartu kuning. Jika kembali mendapat kartu, maka salah satu dari keempat pemain tersebut akan absen saat melawan Vietnam.
Padahal, mereka adalah para pilar permainan Garuda Muda selama ini. Jika saja mereka absen pada laga krusial tersebut, maka sebuah kerugian besar tentunya bagi Timnas U-22.
Maka dari itu, Milla harus mencari solusi untuk merotasi pemainnya dalam laga ini. Meski Timor Leste telah mengalami dua kekalahan dari Thailand dan Vietnam, bukan berarti mereka mudah dikalahkan.
Lihat saja bagaimana anak asuh Kim Shin-hwan ini mampu membuat kejutan di Kualifikasi Piala Asia U-23, Juli lalu. Saat itu, Henrique Wilson dan kawan-kawan mampu bermain imbang dengan Korea Selatan.
Buktinya, setelah dihajar Vietnam 0-4 di pertandingan pembuka, Timor Leste menunjukkan peningkatan permainan. Mereka 'hanya' kalah 0-1 dari tim unggulan sekelas Thailand di laga kedua.
3. Euforia Sesaat
Kemenangan 3-0 atas Filipina disambut dengan gegap gempita oleh seluruh rakyat Indonesia. Wajar saja, kemenangan ini didapatkan saat Tanah Air tengah merayakan kemerdekaannya di tahun ke-72.
Hal ini dianggap sebagai salah satu kado paling indah di hari yang berbahagia. Beragam dukungan dan pujian pun mengalir bagi para pemain Garuda Muda.
Apalagi, hasil ini juga melengkapi keberhasilan Timnas U-22 setelah berhasil menahan Thailand di laga perdana. Pencinta sepakbola nasional pun langsung berharap banyak pada performa apik Timnas U-22.
Tapi euforia ini menjadi angin jahat bagi mental para pemain jika tidak dikelola dengan bijaksana. Apalagi sebagai tim muda, mental dan kepribadian menjadi sesuatu yang rentan.
Inilah yang menjadi tantangan Luis Milla untuk bisa memastikan fokus para pemain tetap terjaga. Ingat bung, pertaruhan beresiko akan diambil Indonesia jika saja gagal fokus pada setiap laga tersisa.