x

4 Pesepakbola yang Dipecat Melalui Pesan Singkat

Sabtu, 24 Juni 2017 21:28 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
Pemain-pemain ini pernah dipecat via pesan singkat.

Baru-baru ini, bomber andalan Chelsea, Diego Costa digosipkan menerima kabar melalui pesan singkat (SMS) dari Antonio Conte. Isinya kurang lebih mengenai status masa depannya di Stamford Bridge, di mana disinyalir striker berusia 28 tahun tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi musim depan.

Sebelumnya, penyerang berkebangsaan Spanyol kelahiran Brasil itu mengatakan kepada wartawan bahwa Conte memang telah menyingkirkannya dari rencana The Blues musim depan. Costa bahkan membeberkan jika 'pengusiran' itu dilakukan dengan cara yang tidak mengenakkan.

Antonio Conte dan trofi Liga Premier Inggris.

"Telpon genggang saya menerima pesan pendek (SMS) dari Conte. Dia mengatakan jika saya sudah tidak masuk dalam rencana kerjanya musim depan. Menurutnya, saya berkelakukan buruk tahun ini," kata esk striker Atletico Madrid tersebut usai membela Timnas Spanyol melawan Kolombia seperti dilansir AS.

Baca juga:

"Sudah saya teruskan (SMS tersebut) ke beberapa pengurus klub. Jelas bahwa pelatih tidak menginginkan saya lagi. Jadi saya akan di-list di bursa transfer dan siap bermain bagi klub lain musim depan. Jika pelatih mengusir Anda, maka tidak ada pilihan lain. Anda harus pergi," bebernya.

Terlepas dari sikap yang ditunjukkan oleh Conte, Costa sebenarnya beruntung tidak serta merta dipecat. Ia hanya akan ditempatkan di bursa transfer karena jasanya dinilai sudah tidak diperlukan lagi, bukan diputus begitu saja.

Diego Costa membuktikan jika dirinya masih setia untuk Chelsea, yaitu dengan cara mencium logo yang ada pada bajunya.

Namun tetap saja, bagi seorang bomber andalan sekaligus top skor klub yang memiliki andil besar dalam memberikan gelar juara Liga Primer Inggris, perlakuan yang ia terima sangatlah tidak etis.

Jauh sebelumnya, cerita mengenai pemecatan melalui pesan singkat atau email pernah menimpa sejumlah pemain. Berikut ini, INDOSPORT merangkum empat pemain yang pernah mendapatkan perlakuan menyakitkan tersebut.


1. Joe Allen

undefined

Gelandang Stoke City, Joe Allen, mengungkapkan jika dirinya akhirnya tersadar bahwa Liverpool menjualnya melalui pesan singkat (SMS). Hal itu diketahuinya setelah suatu ketika temannya mengirimkan pesan memberikan selamat kepadanya.

Mendapat SMS seperti itu, Allen sempat bingung dan tak mengerti apa maksud dari pesan tersebut. Beberapa hari berselang baru diketahui jika ia resmi hijrah ke Stoke.

"Saya mendapat pesan dari teman saya, ia memberikan selamat terkait transfer yang saya sendiri tidak tahu sedang terjadi. Ketika Anda tidak tahu apakah klub akan menjual atau mempertahankan Anda sangatlah mengecewakan," kata Allen kepada Telegraph.

"Ini cukup aneh tapi ya hal seperti ini kadang terjadi. Yang saya tahu, tak ada yang baik di tiap perpisahan," lanjutnya lagi.


2. Leon Osman dan Tony Hibbert

undefined

Satu kata yang cocok disempatkan pada Leon Osman dan Tony Hibbert adalah pengkhianatan. Betapa tidak, meski dikenal sebagai 'putra daerah' yang telah membela Everton sejak kecil, pihak klub mendepaknya dengan cara yang tak manusiawi.

Osman dan Hibbert sudah layaknya Steven Gerrard di Liverpool. Total penampilan keduanya jika digabungkan mencapai 700 kali. Tapi cara The Toffees menghargai jasanya dinilai tidak etis.

Pada suatu malam di musim bursa musim panas tahun lalu, keduanya mendapati dirinya sudah tak lagi diinginkan oleh manajemen klub. Parahnya lagi, kabar mengenai 'pemecatan' dilakukan via SMS melalui masing-masing keluarganya.

Manajemen klub tidak memberitahukannya langsung, melainkan lewat pesan singkat yang diberikan ke keluarganya. Lalu pesan tersebut diteruskan ke Osman dan Hibbert.


3. Brade Hangeland

undefined

Tahun 2015 silam, di tahun ketika Fulham terdegradasi ke Divisi Championship, bek tangguh mereka, Brade Hangeland masih memiliki satu tahun kontrak. Tapi kubu The Cottagers secara prematur memutus kontrak si pemain - sesuatu yang sebenarnya sah-sah saja dalam sepakbola selama semua aturan diikuti dengan benar.

Sayangnya, cara Fulham memberitahukan kabar mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat Hangeland tak percaya. Bukannya memberitahu secara langsung atau setidaknya lewat perwakilan/agen, klub London Barat itu mem-PHK Hangeland lewat surat elktronik (email).

Parahnya lagi, pemecatan itu dilakukan tanpa ada sebelumnya komunikasi dengan Hangeland mengenai kemungkinan penambahan kontrak atau basa-basi lainnya.

"(Pemecatan) ini dilakukan tanpa ada sebelumnya pertemuan mengenai kontrak saya atau bagaimana status saya di klub ini. Saya tak ada masalah jika mereka memang ingin memecat saya, tapi sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik, ini sungguh memalukan," kata Hangeland sedih.

"Setelah 6,5 tahun kerja keras dan loyalitas saya bersama klub ini, bahkan menjabat kapten dalam beberapa musim belakangan, saya sangat kecewa dengan bagaimana pihak klub meng-handle hal ini," sambungnya.

ChelseaDiego CostaEvertonStoke CityFulhamLiga InggrisLeon Osman

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom