Peringatan Keras untuk Marquee Player dari Bek Sriwijaya
Regulasi pemain asing yang membolehkan klub Liga 1 untuk merekrut empat pemain asing dengan komposisi 2+1+1, yang berarti dua pemain non Asia, satu pemain Asia dan marquee player (pemain top dunia), Rabu (22/03/17).
Persib Bandung telah mencuri start sebelum diberlakukannya regulasi ini dengan mendatangkan mantan pemain Chelsea Micheal Essien. Madura United menyusul dengan mengontrak striker asal Nigeria, Tashkent Peter Ozase Odemwingie.
Odemwingie pernah bermain di Ligue 1 bersama Lille (2004-2007), kemudian bergabung dengan Locomotiv Moscow (2007-2010), sebelum ke Inggris. Odemwingie memperkuat West Bromwich Albion (2010-2013), kemudian Cardiff City (2013-2014), dan Stoke City (2014-2016). Sebelum bergabung dengan Rotherham United, dia sempat dipinjamkan ke Bristol City.
Kedatangan pemain marquee player ini, memunculkan kekhawatiran bila tim Persib atau Madura United akan mendominasi kompetisi Liga 1. Apalagi dalam tim itu sudah diperkuat dua pemain non Asia, satu Asia dan pemain naturalisasi.
Tapi center back Sriwijaya FC, Firdaus Ramadhan punya pandangan sendiri. Dia malah Sama sekali tak khawatir bila banyak tim yang merekrut pemain berposisi striker atau gelandang serang dengan status marquee player.
"Pemain marquee player ini main di Indonesia, mereka butuh waktu buat adaptasi dengan lebih untuk atmosfer di Indonesia," ungkap Firdaus.
Firdaus meyakini jika atmosfer pertandingan di Indonesia tentu berbeda dengan Liga di Eropa. Perbedaan signifikan itu butuh adaptasi lebih lama. Tak hanya soal adaptasi dengan permainan di Indonesia saja, tapi juga soal cuaca.
Pemain yang bermain di Liga Ingris, punya cuaca berbeda dengan di Indonesia. Cuaca di negara ini belakangan cukup terik dan hal itu akan menguras tenaga.
"Jadi soal marquee player tidak begitu memberikan pengaruh, belum tentu tim dengan empat pemain asing bisa mendominasi," jelasnya.
Mantan pemain Persita Tangerang ini tidak gentar sedikitpun. Apalagi kini dia sudah nyetel dengan pemain SFC. Dia sudah mengerti gaya permainan rekan duetnya Yanto Basna, Yu Hyun Koo, Gilang Ginarsa dan pemain lainnya.
Terus menjalani latihan bersama di lapangan hijau, ditambah dengan kebersamaan di luar lapangan membuat eks SFC musim 2013/2014 ini membuat dia sudah melewati masa adaptasi. "Adaptasi, alhamdulillah lancar, apalagi sebagian pemain SFC yang ada saat ini memang sudah kenal," ucapnya.
Proses adaptasi terjadi pada pekan pertama, setelah itu mengalir begitu saja. Tak lagi adaptasi, tapi sudah masuk pada program latihan pelatih, taktik dan strategi, serta kekompakan bermain di lapangan hijau.
"Adaptasi sudah lancar, tinggal lagi kita harus lebih mengerti lagi kekurangan dan kelebihan sesama pemain," ucapnya.
Tiap pemain, diyakini pemain berusia 28 tahun itu selalu punya kelebihan dan kelemahan. Dia akan berusaha menutupi kelemahan dari rekan-rekannya. Begitupun dia sendiri, pastinya punya titik lemah.
Rekan-rekannya akan membantunya menutupi hal itu. Pada akhirnya, pemain akan bekerja Sama untuk dapat membuat pertahanan Laskar Wong Kito lebih kokoh lagi.