'Sepakbola Indonesia Lebih Andalkan Kekuatan Fisik'
Giron mengatakan gaya main di Indonesia mirip sepakbola Meksiko, yang banyak mengandalkan fisik. Penilaian itu bukan tanpa alasan.
Pasalnya, Giron sudah merasakan sendiri gaya main di sepak bola tanah air, saat menjalani laga uji coba bersama Arema melawan Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (16/04) lalu.
Di laga debutnya itu, Giron menjadi pahlawan kemenangan klub berlogo kepala singa dengan gol tunggalnya di menit 87 lewat titik penalti.
"Saya sempat kaget pertama kali bermain di sini, karena lebih menonjolkan benturan fisik seperti halnya gaya main di Liga Meksiko," tutur pewaris nomor punggung Samsul Arif tersebut.
Turun mulai babak kedua, Giron memang bermain cukup bagus dengan banyak berlari serta membuka ruang. Ia pun sempat tersungkur di menit ke 80 saat dirinya coba dihentikan Kiper Persija, Reky Rahayu yang maju meninggalkan sarangnya guna menghalau laju serangan Arema.
"Dibanding Australia, disini memang lebih keras dan sewaktu-waktu terjadi benturan saat perebutan bola tidak dapat saya hindari," lanjut striker kelahiran Kolombia, Amerika Selatan itu.
Meski begitu, Giron siap menjalani berbagai resiko yang ada karena sudah jadi bagian dari pekerjaannya sebagai pesepakbola profesional.
"Memang harus adaptasi lagi. Baru satu pertandingan tentu belum cukup untuk menilai saya. Jadi, jika ada pertandingan lagi, saya tak sabar menunggunya," terangnya.
Tak lupa, ia juga terkesan dengan atmosfer Aremania yang hadir di Stadion Kanjuruhan saat Arema menjamu Persija.
"Penonton di sini luar biasa. Tapi saya yakin bisa lebih dari ini. Saya berharap terus lebih baik dan mampu adaptasi dengan gaya bermain Indonesia," pungkas striker yang musim lalu berlaga di Bayswater City, klub liga Australia tersebut.