x

Stadion Merpati, Harga Diri Warga Depok yang Terkoyak

Kamis, 14 April 2016 15:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
Tampak depan Stadion Merpati yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Stadion ini merupakan home base klub asal Depok, Persikad Depok.

Depok terletak di antara Jakarta dan Bogor. Dulu kota ini masuk dalam wilayah administrasi kabupaten Bogor. Baru pada 20 April 1999, Depok menjadi kotamadya sendiri lepas dari kabupaten Bogor. Sebagai salah satu kota besar di Jawa Barat, Depok pun memiliki rekam jejak perjalanan sejarah di bidang olahraga, termasuk cabang sepakbola.

Di era 2000-an, warga kota Depok boleh berbangga karena klub kebanggan mereka, Persikad Depok keluar sebagai runner up Divisi Satu Liga Indonesia musim 2007. Sayang karena alasan krisis finansial, Persikad yang memiliki julukan 'Serigala Margonda' bak hilang ditelan bumi. Hal ini tentu berdampak pada infrastruktur klub yang berdiri pada 1990 tersebut, salah satunya markas Persikad Depok, stadion Merpati. 

Bagi kebanyakan orang, mungkin baru mendengar bahwa Depok memiliki stadion sendiri bernama stadion Merpati. Stadion ini mati seiring matinya klub Persikad Depok. 

Kini keadaan berubah. siang itu, Kamis (07/04), atmosfer berbeda tampak terasa di salah satu kompleks stadion Merpati yang terletak di wilayah Depok, Jawa Barat. Atmosfer tak seperti hari biasanya. Sejumlah anak muda sibuk memperlihatkan skill mereka di Stadion Merpati.

Geliat anak muda asal Depok yang berhasrat menjadi bintang lapangan hijau terlihat nyata saat Persikad mengadakan seleksi pemain pada Kamis (07/04) lalu, untuk masuk tim inti jelang bergulirnya Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016. Puluhan pemuda asal Kota Belimbing tampak memenuhi Stadion Merpati.

Meski Persikad yang sebelumnya dimerger dengan klub asal Purwakarta itu hanya bermain di divisi utama alias ISC B, namun tak mengurangi antusiasme para pemuda Depok yang ingin memperkuat klub kebanggan kota tersebut. Kembalinya Persikad menjadi milik warga Depok, sekaligus membangkitkan kembali Stadion Merpati yang telah lama ditinggal penghuninya itu

Saat di merger klub asal Purwakarta, otomatis segala aktivias yang biasa dijalani Persikad di Stadion Merpati terhenti. Layaknya rumah yang ditinggal sang tuan rumah, Merpati pun terbengkalai dan tak terurus semenjak Persikad itu angkat kaki dari tempa asal mereka sendiri.

Namun kini, Persikad telah resmi kembali ke tanah kelahirannya, Depok, setelah proses merger dengan Purwakarta tak berlangsung seperti apa yang diharapkan. Merpati pun kembali bersiap mengepakan sayapnya untuk Persikad Depok.

INDOSPORT berkesempatan untuk mengunjungi dan melihat lebih dekat kondisi stadion Merpati sekembalinya klub Persikad Depok ke sana. Lusuh dan tak terawat, menjadi dua kata yang masih pantas menggambarkan kondisi stadion yang menjadi rumah klub kebanggaan warga Depok itu.


1. Letak Terpencil

Lampu penerangan stadion juga tidak bisa digunakan.

Stadion Merpati terletak di  Jl. Gelatik Raya No.43, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat. Berbeda dengan mayoritas kompleks stadion yang biasanya terletak di tengah-tengah pusat kota atau jalan protokol, Merpati justru terletak di tengah-tengah kompleks pemukiman warga.

Letak stadion Merpati tepat berada satu area dengan kantor KONI Depok, namun hanya ada satu pintu masuk lain yang terletak di belakang stadion yang sayangnya tak difungsikan. Kawasan belakang stadion tesebut tampak tak terurus dengan rumput-rumput tinggi yang mengelilingi area pintu masuk, sebuah portal yang menutup menandakan jika pintu tersebut tak diperuntukkan untuk dimasuki pengunjung.

Satu-satunya yang menjadi penanda adanya bangunan stadion ialah lampu sorot tinggi menjulang, yang itu pun dalam kondisi yang tidak terlalu baik. Banyak warga Depok yang mungkin sama sekali tak mengetahui jika mereka memiliki sebuah stadion sepak bola yang menjadi markas klub sepakbola Persikad Depok.


2. Rumput Meninggi, Kursi di Tribun Menghilang

Banyak bangku penonton yang telah copot.

Layaknya rumah yang lama ditinggal penghuninya, kondisi Stadion Merpati juga tampak tak terurus semenjak tak ada lagi aktivitas sepakbola Persikad di sana. Rumput stadion tampak mulai meninggi, dan bagian petugas stadion tampak baru membersihkannya jelang seleksi pemain untuk tim inti Persikad dilaksasanakan.

Kawasan tribun penonton tak kalah memprihatinkannya, banyak kursi di area tribun yang terlepas dengan cara dipaksa. Perbuatan oknum tak bertanggung jawab membuat kawasan tribun stadion yang kurang lebih mampu menampung 2000 penonton itu tampak tak nyaman untuk diduduki.

Tampaknya kondisi tribun penonton yang seperti itu membuat antusiasme supporter untuk menyaksikan pertandingan menjadi menurun.

“Stadion ini mampu menampung dua ribu penonton tapi tak pernah penuh walau Persikad bertanding di sini, padahal banyak karcis gratis yang kita sebar, tetap saja stadion sepi penonton,” ujar manajer Persikad, Adi Gunaya.


3. Pemkot Depok Abai

Di beberapa bagian tembok stadion Merpati telah banyak coretan.

Pemerintah Depok tampaknya belum terpanggil untuk memperbaiki berbagai fasilitas yang rusak di stadion Merpati. Sama seperti kasus Persikad yang secara tidak langsung dijual ke Purwakarta, Pemkot Depok tampak lepas tangan dan seolah ak peduli.

Di era kepemimpinan Nur Mahmudi, kondisi stadion dan klub Persikad tak menjadi prioritas. Pemda cuek dengan nasib stadion, Nur Mahdmudi terlihat hanya sesekali mengunjungi stadion jika ada acara selebrasi yang membutukan kehadirannya sebagai pemimpin kota belimbing, namun di luar itu perhatian untuk Merpati sangat minim.

Kini Depok berada di bawah tampuk kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota yang baru, yakni KH. Dr. Mohammad Idris, MA dan Pradi Supriatna yang akan memimpin dalam kurun waktu, 2016-2021. Momentum kembalinya Persikad diharapkan berlanjut ke penyediaan fasilitas dan perbaikan menyeluruh Stadion Merpati.


4. Mati Suri Ditinggal Persikad

Rumput stadion ini mulai meninggi dengan kualitas yang bisa dikatakan bermutu rendah.

Hampir satu tahun ditinggal penghuninya, praktis kondisi stadion Merpati pun turut terbengkalai. Matinya aktivitas sepakbola di area stadion tersebut membuat rumput lapangan meninggi, bahkan konon lapangan beralih fungsi menjadi area peternak kambing untuk memberi pakan piaraannya.

Meski saat INDOSPORT berkunjung ke sana hal tersebut sudah tak terlihat, namun masih tampak beberapa area rumput lapangan berwarna kuning. Jejak kendaraan bermotor yang tampak melintasi area lapangan juga terlihat jelas dari kondisi rumput di beberapa bagian yang menguning.


5. Harapan untuk Stadion Merpati Depok

Sayang, sejak Persikad Depok mengalami krisis dan sempat dijual ke Purwakarta tahun 2009, stadion ini mulai terlantar.

Menurut manajer  Persikad Depok, Adi Gunaya, saat ini klub berjuluk Serigala Margonda itu memang dalam status penyewa Stadion Merpati sehingga mereka tak bisa berbuat banyak melihat kondisi stadion yang jauh dari kata layak. Manajer yang akrab disapa Adi Kumis itu pun berharap jika nantinya stadion Merpati dapat menjelma menjadi kompleks stadion besar.

“Ya kalau dilihat sendiri-kan kondisinya masih begini, kita sih harapannya punya stadion yang sekelas Stadion Wibawa Mukti atau Stadion Patriot atau kalau bisa lebih bagus dari Stadion Pakan Sari, tapi ya mau gimana lagi. harapanya ya semoga pemerintah bisa memberi fasilitas yang lebih baik, karena mereka-kan tugasnya untuk memberi fasilitas tapi tak boleh intervensi masalah klub,” ujar Adi saat ditemui INDOSPORT.

Persikad 1999Critic SportStadion Merpati Depok

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom