INDOSPORT.COM - Sejarah Persela Lamongan sudah terlalu lekat dengan berdirinya Stadion Surajaya. Bagaimana tidak, keduanya sudah berjalan beriringan lebih dari setengah abad.
Sayang, Persela untuk sementara harus berpisah dengan stadion yang mampu menampung hingga 15 ribu penonton itu, karena proses renovasi.
Ya, Stadion Surajaya mesti dipugar kembali sebagai bagian dari transformasi sepak bola Indonesia. Markas Persela itu menuju era baru dengan standar nasional.
Kendati demikian, tetap ada sejumlah kisah menarik perihal perjalanan Persela di Stadion Surajaya. Berikut 4 momen yang tak akan terlupakan di Surajaya.
Debut Kasta Tertinggi
Stadion Gelora Surajaya Lamongan pertama kali menggelar laga home di kompetisi Liga Indonesia Divisi Utama pada pekan ke-5 Rabu, 28 Januari 2004.
Mengutip data dari Bari 91, Persela kala itu memetik kemenangan penting dalam Derby Jatim dengan skor 1-0 atas Persik Kediri di hadapan lebih dari 10 ribu penonton.
Musim 2004 adalah pertama kalinya Tim Laskar Joko Tingkir berlaga di kompetisi kasta tertinggi, setelah berjuang mulai dari Divisi 3, 2 hingga promosi dari Divisi 1.
Sebagai tim promosi, Oscar Aravena dkk waktu itu tampil cukup baik dan mampu bertahan. Persela finis di urutan 12 klasemen dengan 44 poin dari 34 pertandingan.
Kerusuhan Suporter
Publik sepak bola di Kota Soto juga tak bakal melupakan sejarah kelam yang pernah terjadi, yakni kerusuhan suporter paling hebat di Stadion Gelora Surajaya.
Kala itu, ribuan suporter tuan rumah mengamuk ketika Persela menelan kekalahan telak 0-3 ketika menjamu Persebaya Surabaya di Liga Indonesia, Rabu 5 Mei 2004.
Tiga gol Persebaya yang dicetak Danilo Fernando menit ke-2, Uston Nawawi (5) dan Cristian Carasco (29), memicu amarah suporter tuan rumah untuk merangsek masuk lapangan.
Situasi yang tak terkendali membuat wasit menghentikan laga pada menit 64. Laga ini pun ditunda dan dilanjutkan pada Kamis (6/5/04) dengan skor akhir 4-0 untuk Persebaya.
Saksi Kepergian Legenda Klub
Stadion kebanggaan masyarakat Kota Soto ini juga menjadi saksi bisu atas kepergian legenda klub, Almarhum Choirul Huda saat laga home pekan ke-29 Liga 1.
Kala itu, tim yang dikapteni Choirul Huda memetik kemenangan 2-0 atas Semen Padang di Stadion Surajaya Lamongan, Minggu 15 Oktober 2017.
Huda yang terlibat insiden tabrakan dengan bek asal Brasil, Ramon Rodrigues pada menit 44, kemudian terkapar tak sadarkan diri.
Tim medis lalu melarikannya ke rumah sakit setelah memberi pertolongan pertama dan membuat laga terhenti selama puluhan menit di gawang sisi selatan stadion.
Kemenangan itu pun sia-sia, setelah Huda dinyatakan meninggal dunia sekira pukul 6 sore. Ribuan penonton termasuk INDOSPORT saat itu, tertunduk lesu mendengar kabar duka.
Sebagaimana diketahui, Almarhum Choirul Huda merupakan one man club bagi Persela Lamongan. Dia debut pada tahun 1999 ketika klub masih berjuang di bawah.
Huda menyertai perjalanan sukses Persela hingga promosi ke kasta tertinggi pada 2004. Sang legenda akhirnya pergi pada usia 38 tahun setelah 18 musim mengabdi.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom