INDOSPORT.COM - Ulama kondang Indonesia, Gus Miftah, berniat membayari sanksi denda yang diterima klub Liga 2 Indonesia 2023/24, Persiraja Banda Aceh, menyusul aksi suporter masuk ke lapangan sambil membawa bendera Palestina.
Diketahui, berdasarkan hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, 26 Oktober lalu, Persiraja mendapat tiga jenis sanksi dari laga pamungkas putaran pertama babak pendahuluan Grup 1 Liga 2023/24 saat menjamu Semen Padang (21 Oktober).
Salah satu pelanggaran tersebut berbunyi "terdapat penonton memasuki area lapangan tanpa izin dengan menampilkan slogan terkait isu politis tertentu".
Pelanggaran yang dimaksud adalah masuknya suporter ke dalam lapangan (pitch invasion) yang berlari-lari sambil membawa bendera Palestina. Akibatnya, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp10 juta.
Belakangan, ulama kondang Gus Miftah mengajukan diri untuk membayar denda, seperti disampaikan pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini lewat permohonan via DM Instagram resminya ke akun resmi Persiraja.
"Mohon ijin bila diperkenankan saya bersedia membayar denda dari Komdis," bunyi DM dari akun Instagram resmi Gus Miftah yang diakhir pesannya disertai emoticon tangan permohonan maaf.
Tak lama setelah itu, akun resmi Persiraja Banda Aceh membalas DM sang ulama. Tertera peryataan yang disampaikan sang presiden klub yang juga merupakan anggota DPR RI asal Aceh, Nazaruddin Dek Gam.
"Terima kasih Gus. Alhamdulillah tidak ada masalah bagi kami dengan denda seperti itu. Karena kita sama-sama memperjuangkan Palestina," bunyi awal balasan Persiraja.
"Di Persiraja, denda itu tak memberatkan, malah lebih dari 10 juta pun kami bayar asal Palestina bisa Merdeka. Salam dari Presiden Persiraja, Nazaruddin Dek Gam," tutup pesan balasan Persiraja tersebut.
Tak lama setelah itu, pimpinan dari Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu membalas lagi pesan dari pihak Laskar Rencong.
"Salam cinta kami untuk Persiraja dan seluruh suporter," balasan DM akun Instagram Gus Miftah sembari kembali menyertakan emoticon tangan permohonan maaf di akhir pesannya.