Liga 1

Ada Apa dengan Madura United? Kinclong Awal Musim, Merosot Masuk Paruh 2 Liga 1

Kamis, 2 November 2023 14:00 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Pemain Madura United di Liga 1, Lulinha, saat berebut bola dengan pemain Persib, Rezaldi Hehanussa, Stadion Gelora Bangkalan. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Pemain Madura United di Liga 1, Lulinha, saat berebut bola dengan pemain Persib, Rezaldi Hehanussa, Stadion Gelora Bangkalan.

INDOSPORT.COM - Madura United harus gigit jari setelah target mengamankan poin penuh lepas saat menjamu Persib Bandung pada awal putaran 2 Liga 1 di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (01/11/23).

Gol heading akurat Nick Kuipers pada menit 85 memastikan kemenangan Persib Bandung. Kekalahan yang dialami Madura United selama tiga laga home beruntun.

Namun, bukan kekalahan itu yang menjadikan Madura United sorotan tajam. Melainkan performa yang merosot tajam jika dibandingkan aksi yang kinclong pada putaran pertama.

Dari yang sebelumnya memegang predikat sebagai tim jago kandang, hingga mampu merajai puncak klasemen Liga 1 selama 8 pekan beruntun.

Ada apa dengan Madura United? Berikut ini sejumlah analisis perihal penurunan performa yang tengah dialami tim berjulukan Laskar Sape Kerrab.

Kurang Kreatif

Entah mengapa, skema permainan Madura United semakin tak kreatif belakangan ini. Kreasi serangan terkesan monoton dan mudah ditebak.

Situasi ini kemungkinan besar terjadi akibat sikap Mauricio Souza sendiri yang terbilang jarang dalam melakukan rotasi pemain di tengah pertandingan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Para penyerang masih diisi nama-nama itu saja. Hugo Gomes alias Jaja jadi kreator bersama Francisco Rivera dan Lulinha untuk menunjang kinerja Junior Brandao.

Faktor ini yang membuat Persib dengan mudah mematahkan serangan Lulinha dkk. Pemanfaatan peluang seminim mungkin jadi senjata ampuh Persib memenangi laga.

"Permainan tidak terlalu banyak kreasi di lini serang. Hal ini yang membuat kami tidak maksimal," ucap pelatih Madura United itu dalam post-match press conferrence.

Pressure Tinggi

Merajai puncak klasemen selama 8 pekan beruntun, jelas menghadirkan pressure atau tekanan tinggi terhadap langkah yang dijalani Madura United.

Terlebih, hampir tidak ada pemain Tim Laskar Sape Kerrab yang bermental juara atas prestasi memenangi kompetisi pada karier mereka sebelumnya.

Kekalahan 1-2 dari Borneo FC membuat Madura United kehilangan status puncak klasemen. Lalu kekalahan 1-4 dari Dewa United dan 0-1 menjamu Persib, membuat posisi Madura United turun lagi ke urutan ketiga.

"Kami harus hentikan tren (negatif) ini secepatnya. Meski memang target ideal kami tetap finis di posisi 4 besar pada klasemen akhir," ungkap Mauricio Souza.

Ekspektasi Berlebih

Faktor lain yang tampak berpengaruh adalah timbulnya beban yang dirasakan pemain, imbas ekspektasi berlebihan agar Madura United berprestasi tinggi.

Situasi ini tampak jelas, ketika Tim Laskar Sape Kerrab seringkali mendapatkan hasil bagus saat away. Tiga laga tanpa kalah dilalui meski tanpa dukungan suporter.

Namun ketika didukung langsung suporter, situasinya berbalik. Madura United justru menelan 3 kekalahan home beruntun, hal yang tak pernah dialami sebelumnya.

"Sebenarnya bukan beban (dukungan suporter). Hanya belum rezekinya saja, karena itu tetap jadi motivasi kami untuk menang," kilah bek Madura United, Guntur Ariyadi.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom